The Calligrapher's Daughter (novel): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k ~ref |
||
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 22:
}}
'''The Calligrapher's Daughter''' adalah sebuah novel klasik karya Eugenia Kim. Novel ini dibuat antara tahun 1915 hingga 1945. Novel ini merupakan novel debut Eugenia Kim. The Calligaper's Daughter mempunyai kisah yang indah dan pedih yang menggambarkan kehidupan seorang wanita muda selama salah satu periode paling sulit dalam sejarah [[Korea]]. Diceritakan oleh Najin, putri seorang kaligrafer dari kelas ''yangban'' atau [[Aristokrasi|aristokrat]], tidak disebutkan namanya ketika dia dilahirkan, karena fakta bahwa kelahirannya terjadi ketika [[Jepang]] pertama kali menduduki Korea. Dia kemudian dikenal sebagai Najin, nama kota kelahiran ibunya.
Sementara kekayaan keluarganya berubah ketika Jepang memperluas kendali mereka atas kehidupan rakyat Korea. Ketika ayahnya menemukan suaminya pada usia empat belas tahun, ibunya keberatan, dan sebaliknya Najin dikirim ke pengadilan keluarga yang berkuasa untuk belajar dari sang putri selama akhir [[Wangsa|dinasti]]. Dia melanjutkan ke perguruan tinggi dan belajar untuk menjadi guru, membuktikan bahwa dia cerdas dan berbakat. Orangtuanya memilih suami lain untuknya, dan Najin senang mengetahui bahwa dia sedang jatuh cinta. Setelah pernikahan mereka, Najin patah hati ketika dia dipaksa untuk tetap di Korea, sementara suami barunya pergi ke [[Amerika (disambiguasi)|Amerika]] untuk melanjutkan studinya. Sepuluh tahun berikutnya dari hidupnya dipenuhi dengan penderitaan karena negerinya hancur oleh perang.<ref name=":0" />
Baris 31:
== Ringkasan ==
Najin, yang lahir pada hari di mana Jepang secara resmi menjajah Korea pada tahun 1910, tidak pernah dinamai dengan benar oleh ayahnya karena ketidakpastian zaman (dan sebagai hasilnya ia pergi dengan nama kota tempat ibunya lahir) - dan Ilsun (Anak Pertama), yang lahir sebelum demonstrasi Maret Pertama pada tahun 1919.
Sang ayah, salah satu guru kelas tradisional ''yangban'' (Bangsawan Korea), lebih dari sekadar seorang kaligrafer. Buku ini memetakan jalan kisah hidup Najin untuk periode ketika Korea berada di bawah pemerintahan Jepang, dan kita melihat penurunan [[aristokrasi]] yang mendarat (karena tanah Korea dijajah oleh Jepang) dan munculnya Korea yang sangat berbeda pada akhir [[Perang Dunia II]] ketika orang-orang Amerika tiba di [[Seoul]] dan keluarga-keluarga yang sebelumnya memiliki hak istimewa seperti itu sekarang harus hidup dengan akalnya dan dengan kerja keras. Elemen kunci dalam cerita ini adalah peran penting yang dimainkan oleh gereja-gereja [[Protestanisme|Protestan]] Amerika dalam gerakan Kemerdekaan 1919 dan selanjutnya dalam pengembangan Korea melalui dukungan untuk pendidikan wanita. Penerimaan luas [[Kekristenan]] yang berotot oleh orang Korea, termasuk aristokrasi, yang secara bersamaan mendukung gerakan [[gerilya]] di [[Manchuria]] membuatnya lebih pedih bahwa rezim yang pada akhirnya muncul dari gerakan itu, kediktatoran Stalinis keluarga Kim, sekarang menindas agama Kristen. Ironi ini disorot dalam novel dengan memberi nama Kim Il-sung sedikit lebih banyak mata uang pada tahun 1935 daripada yang mungkin dalam kenyataannya.
Dengan begitu banyak hal yang sesuai dengan narasi, dan bertahun-tahun untuk diliput, tidak mengherankan untuk menemukan momen yang tampak signifikan dalam sejarah pribadi para tokoh dan sejarah sosial negara tersebut. Sebagai contoh, realisasi pertama Najin tentang dirinya sebagai makhluk seksual diceritakan tanpa banyak persiapan dan dibiarkan menggantung sesudahnya; pemerkosaan dan bunuh diri dari guru [[sekolah]] muda tersebut diceritakan dengan pengekangan bahwa Najin dilatih untuk berlatih dalam berurusan dengan anggota-anggota istana kerajaan; dan kebersamaan Ilsun muda di rumah-rumah teh digambarkan terutama sebagai menguras keuangan keluarga daripada sebagai sesuatu yang signifikansi sosial. Dan ketika Najin menghabiskan tahun-tahun awalnya sebagai seorang Kristen yang baik dan setia, kehilangan imannya sama sekali tidak dapat dijelaskan.<ref name=":1" />
Banyak novel yang mencakup masa kolonial sebenarnya ditulis pada waktu itu atau tidak lama sesudahnya. Kisah-kisah itu menjadi jelas dengan menjadi saksi mata, kisah-kisah yang diceritakan oleh orang-orang yang hidup sepanjang zaman. Munculnya "wanita baru" - berpendidikan, ingin membuat jalannya di dunia - tampaknya jauh lebih kontroversial dalam kisah kontemporer tersebut. Menengok ke belakang sejak dekade pertama abad ke-21, ketika banyak pertempuran seperti itu dimenangkan, novel ini gagal menangkap beberapa gejolak zaman.
== Karakter ==
Baris 44:
Ayah Najin - Seorang kaligrafer terkenal yang karya-karyanya menjadi langganan keluarga kerajaan. Ayah Najin mempunyai [[Karakter|watak]] yang keras, sama seperti para pria bangsawan pada umumnya kala itu.
Ibu Najin - Istri dari seorang kaligrafer yang sangat patuh dan lembut. Ia selalu taat pada perkataan suaminya dan juga sangat menyayangi Najin.
== Penghargaan ==
Baris 50:
== Referensi ==
[[Kategori:Novel]]
|