Pengguna:Otniel Nyaua/Bak pasir: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Otniel Nyaua (bicara | kontrib)
Otniel Nyaua (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(44 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Kabupaten Tolitoli''' ([[bahasa Inggris]] : ''Tolitoli Regency'') adalah salah satu Kabupaten di provinsi [[Sulawesi Tengah]], [[Indonesia]]. Yang terletak di sebelah utara garis khatulistiwa dengan koordinat 0,35°-1,20° Lintang Utara dan 120°-122,09° Bujur Timur. Letak ibukota kabupaten ini di Kota Tolitoli. Kabupaten ini memiliki luas 4.079,77 km² dengan jumlah penduduknya 225.875 jiwa (2015). Kabupaten ini awalnya bernama [[Kabupaten Buol Toli-Toli]]. Kemudian dimekarkan menjadi dua kabupaten menurut UU No. 51 tahun 1999, yaitu Kabupaten Tolitoli dan [[Kabupaten Buol]]. Kabupaten ini memiliki julukan sebagai "Kota Cengkeh", di mana tanaman ini menghiasi sebagian besar gunung-gunung yang ada di kabupaten ini.
{{Dati2
 
| nama = Kabupaten Tolitoli
== Etimologi ==
| provinsi = [[Sulawesi Tengah]]
Nama Tolitoli menurut legenda masyarakat setempat berasal dari kata '''''Totolu''''' yang artinya tiga. Pengertian "'''tiga'''" memiliki maksud bahwa masyarakat Tolitoli berasal dari 3 manusia kayangan yang menjelma dan turun ke bumi melalui : ''Olisan Bulan'' (Bambu Emas), ''Bumbung Lanjat'' (Puncak Pohon Langsat), dan ''Ue Saka'' (sejenis Rotan).<br>
| ibukota = Tolitoli
Dalam kepercayaan masyarakat Tolitoli, ''Olisan Bulan'' dikenal sebagai Tau Dei Baolan atau Tamadika Baolan, ''Ue Saka'' dikenal sebagai Tau Dei Galang atau Tamadika Dei Galang. Sedangkan ''Bumbung Lanjat'' dikenal sebagai Tau Dei Bumbung Lanjat atau Boki Bulan.
| peta =
Dalam masa pemerintahan [[Belanda]] di Tolitoli, nama ''Totolu'' atau ''Tau Tolu'' berubah menjadi '''Tontoli''', sebagaimana tertulis dalam "Lange-Contrack" tanggal 5 Juli 1858 yang ditandatangani oleh [[Dirk Francois]] dari pihak [[Hindia Belanda]] dengan [[Raja Bantilan Syafiuddin]] dari pihak masyarakat Tolitoli. Kemudian di tahun 1918 berubah lagi menjadi Tolitoli yang tertulis dalam "Korte verklaring" yang ditandatangani oleh [[Raja Haji Mohammad Ali]] dengan pemerintah [[Hindia Belanda]] yang ketika itu [[Nalu, Baolan, Tolitoli|Nalu]] menjadi pusat kerajaan.<ref>[http://fruixerup.blogspot.co.id/2012/10/makalah-asal-usul-tolitoli.html Asal usul Tolitoli], diakses 25 September 2017</ref>
| luas = 4.079,77 km²
| penduduk = 225.875 jiwa
| penduduk tahun = (2015)
| kepadatan = 55 jiwa/km²
| kecamatan = 10
| kelurahan = 109
| dasar hukum = Undang Undang No. 51 Tahun 1999
| apbd = Rp.
| dau = Rp. 617.939.040
| dauref = <ref>http://www.djpk.depkeu.go.id Perpres No. 137 tahun 2015, diakses 8 Januari 2016</ref>
| lambang = [[Berkas:Lambang Kabupaten Tolitoli (2015-sekarang).png|100px]]
| koordinat =
| tanggal = 11 Desember 1960
| motto = Mosimbesang, Mesounguu, Motimpedes Magau
| kepala daerah = [[Bupati]]
| nama kepala daerah = H. Moh. Saleh Bantilan, SH, MH
| wakil kepala daerah = Wakil Bupati
| nama wakil kepala daerah = H. Abd. Rahman Hi. Budding
| kode area = 0453
| web = [http://www.tolitolikab.go.id/ www.tolitolikab.go.id]
| suku bangsa = '''Pribumi:'''<br>Tolitoli<br/>Dondo <br/> '''Pendatang:'''<br>Makassar<br/>Mandar<br/>Selayar
| agama = [[Islam]] <br/> [[Kristen]] <br/> [[Katolik]] <br/> [[Hindu]] <br/> [[Buddha]]
| bahasa = [[Bahasa Indonesia|Indonesia]] <br/> [[Bahasa Totoli|Totoli]]
| pdrb =
| zona = WITA
| zona utc = +8
}}
'''Kabupaten Tolitoli''' ([[bahasa Inggris]] : ''Tolitoli Regency'') adalah salah satu Kabupaten di privinsi [[Sulawesi Tengah]], [[Indonesia]]. Letak ibukota kabupaten ini di Kota Tolitoli. Kabupaten ini memiliki luas 4.079,77 km² dengan jumlah penduduknya 225.875 jiwa (2015). Kabupaten ini awalnya bernama [[Kabupaten Buol Toli-Toli]]. Kemudian dimekarkan menjadi dua kabupaten menurut UU No. 51 tahun 1999, yaitu Kabupaten Tolitoli dan [[Kabupaten Buol]]. Ibukota kabupaten ini memiliki julukan sebagai "Kota Cengkeh", di mana tanaman ini menghiasi sebagian besar gunung-gunung yang ada di kabupaten ini.
 
== Sejarah ==
=== Zaman Sebelum Pemerintahan Hindia Belanda<ref>[http://fruixerup.blogspot.co.id/2012/10/makalah-asal-usul-tolitoli.html Asal-usul Tolitoli], diakses pada 26 September 2017</ref> ===
Menurut sejarah, Tolitoli mempunyai bentuk pemerintahan sendiri yang bersifat [[Kerajaan|kerajaan]] dan dipimpin oleh seorang [[Raja|raja]] yang kemudian berganti menjadi [[Sultan|sultan]]. Yang mana kejayaan kerajaan ini bersamaan dengan masuknya agama [[Islam]] yang disebarkan oleh para [[Mubaligh|mubaligh]] dari [[Kesultanan Ternate]] sekitar abad ke-17. Sejak kedatangan para [[Mubaligh|mubaligh]] tersebut hubungan antara kerajaan Tolitoli dengan [[Kesultanan Ternate]] terjalin dengan baik, sehingga berdampak pada wilayah kekuasaan yang dikuasai oleh [[Kesultanan Ternate]] serta penobatan raja yang berkuasa di Tolitoli harus dinobatkan di [[Ternate]]. Sejak pengakuan [[Kerajaan Tolitoli]] terhadap Kesultanan Ternate, maka raja di Tolitoli bergelar "'''Tamadikanilantik'''" yang selanjutnya diberi gelar '''[[Sultan]]'''. Yang sekaligus berubah bentuk dari bersifat Kerajaan berganti menjadi [[Kesultanan]], dengan nama Kesultanan Tolitoli.<br>
Raja pertama yang mendapat kehormatan untuk dilantik dan dinobatkan di Ternate adalah [[Raja Imbaisug]]. Raja Imbaisug dan saudaranya [[Djamalul Alam]] dipilih bersama-sama di Ternate tahun 1773, dengan ketentuan apabila Raja Imbaisug meninggal maka harus digantikan oleh [[Djamalul Alam]].<br>
Berikut raja atau sultan yang memerintah Kerajaan Tolitoli atau Kesultanan Tolitoli sebelum kedatangan Belanda:
# [[Raja Imbaisug]];
# [[Sultan Djamalul Alam]] (saudara dari Raja Imbaisug);
# [[Sultan Mirfaka]] (putra sulung dari Sultan Djamalul Alam), memerintah di wilayah Dondo;
# [[Raja Muhiddin]] (putra kedua dari Sultan Djamalul Alam), memerintah di Tolitoli dengan julukan ''Tau Dei Beanna'';
# [[Raja Mohammad Yusuf Malatuang Syaiful Muluk Muidjuddin|Raja Mohammad Yusuf Syaiful Muluk Muidjuddin]] bergelar '''Malatuang''' yang berarti "yang patut disembah" dengan julukan ''Tau Dei Buntuna''. Raja ini memerintah dari tahun 1781-1812 dan dimakamkan di Buntuna, [[Tambun, Baolan, Tolitoli|Desa Tambun]]. Raja Mohammad Yusuf Malatuang berkedudukan di Kalangkangan dan mendirikan istana di [[Nalu, Baolan, Tolitoli|Nalu]]. Istana tersebut diberi nama '''Bale Dako''' (istana besar) atau '''Bale Masigi''' (istana yang puncaknya seperti kubah masjid).
# [[Raja Bantilan Syafiuddin]] (putra dari Raja Mohammad Yusuf Syaiful Muluk Muidjuddin), pada masanyalah [[Belanda]] masuk ke Tolitoli.
 
=== ZamanMasa Pemerintahan Hindia Belanda ===
==== Pemberontakan[[Raja terhadapBantilan KolonialSyafiuddin]] (1859-1867) ====
==== [[Raja Haji Abdul Hamid Bantilan]] (1869-1901) ====
=== Zaman Pemerintahan Jepang ===
==== [[Raja Haji Ismail Bantilan]] (1908-1918) ====
=== Zaman Setelah Kemerdekaan ===
==== [[Raja Haji Muhammad Ali Bantilan]] (1918-1919) ====
==== [[Raja Haji Mohammad Saleh Bantilan]] (1920-1922) ====
==== Pemberontakan Salumpaga ====
 
=== Masa Pemerintahan Jepang ===
==== Pemberontakan Malomba ====
 
=== Masa Setelah Kemerdekaan ===
 
== Geografi ==
=== Geologi ===
=== Batas Administrasi ===
 
Baris 48 ⟶ 37:
 
=== Iklim ===
Iklim di Kabupaten Tolitoli dipengaruhi dua musim yaitu musim Barat yang basah dan musim Utara yasng kering. Dimana angin barat bertiup antara bulan Oktober sampai bulan Maret yang ditandai dengan musim penghujan. Sedang angin utara bertiup antara bulan April sampai bulan September yang ditandai dengan musim kemarau.<br>
Pada tahun 2015, suhu udara berkisar pada rata-rata minimum 23,65° C sampai dengan rata-rata maksimum mencapai 31.65° C. Kelembaban udara rata-rata mencapai 78,03%. Curah hujan tahun 2015 sebesar 968 mm, dengan rata-rata sebesar 80,67 mm. <ref>[https://tolitolikab.bps.go.id/index.php/publikasi/173 Statistik Daerah Kabupaten Tolitoli 2016], diakses 22 Februari 2017</ref>
 
==Demografi ==
=== Kependudukan ===
Jumlah penduduk Kabupaten Tolitoli pada tahun 2015 mencapai 225.875 jiwa. Kecamatan penyumbang jumlah penduduk terbanyak berada di [[Baolan, Tolitoli|Kecamatan Baolan]] dan paling rendah berada di [[Dako Pamean, Tolitoli|Kecamatan Dako Pamean]]. Daerah transmigrasi di kabupaten ini berada di tiga kecamatan, yaitu [[Lampasio, Tolitoli|Kecamatan Lampasio]], [[Basidondo, Tolitoli|Kecamatan Basidondo]], dan [[Ogo Deide, Tolitoli|Kecamatan Ogodeide]].
=== Kepadatan ===
<ref>[https://tolitolikab.bps.go.id/index.php/publikasi/173 Statistik Daerah Kabupaten Tolitoli 2016], diakses 22 September 2017</ref>
<ref>[https://tolitolikab.bps.go.id/index.php/publikasi/172 Kabupaten Tolitoli Dalam Angka 2016], diakses 22 September 2017</ref>
 
=== Bahasa ===
 
Masyarakat kabupaten Tolitoli pada umumnya menggunakan bahasa [[Bahasa Indonesia|Indonesia]] sebagai alat komunikasi sehari-hari. Selain itu juga bahasa daerahpun ikut digunakan oleh penduduk asli yang disebut [[Bahasa Geiga|bahasa Geiga]]. Menurut ahli bahasa [[Belanda]] [[Albertus Christiaan Kruyt|A.C. Kruyt]] dan [[Nicolaus Adriani|Dr. N. Adriani]] bahasa ini termasuk dalam kelompok bahasa Tomini.<ref>[http://fruixerup.blogspot.co.id/2012/10/makalah-asal-usul-tolitoli.html Makalah asal usul Tolitoli], diakses 9 Januari 2017</ref>
 
== Pemerintahan ==
Baris 257 ⟶ 251:
=== DPRD ===
 
Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Tolitoli memilikiuntuk Periode 2016 - 2021 terbagi dalam 6 susunan anggota, yaitu 8 fraksi, dimana 2 fraksi memiliki 2 partai politik. Sementara untuk Komisi DPRD Kabupaten Tolitoli memilikiKemudian 3 Komisi (Komisi A, Komisi B, dan Komisi C), dan 4 Badan (Badan Anggaran, Badan Legislasi, Badan Musyawarah dan Badan Kehormatan). <ref>[http://dprd.tolitolikab.com/ DPRD Kabupaten Tolitoli] diakses 10 Januari 2017</ref> <ref>[http://dprd.tolitolikab.com/fraksi/ Fraksi DPRD Kabupaten Tolitoli] diakses 9 Januari 2017</ref> <ref>[http://dprd.tolitolikab.com/komisi/ Komisi DPRD Kabupaten Tolitoli] diakses 9 Januari 2017</ref>
 
{| class="wikitable"
Baris 325 ⟶ 319:
| align="center" | 3
| Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP)
|}
 
{| class="wikitable"
|+ Daftar Komisi DPRD Kabupaten Tolitoli
|-
! Nama Komisi
! Ketua Komisi
! Wakil Ketua /<br/> Sekretaris
! Jumlah <br/> Anggota
|-
| Komisi A
| Jonly Uirianto, SH
| Nurdin Nadjamuddin, S.Sos /<br/> Drs. Yusuf Rante Ta'dung, A.Pt
| align="center" | 6
|-
| Komisi B
| Moh. Faisal Bantilan
| Ramli Doho, SH /<br/> Hj. Resnawati Pabelu, S.Sos
| align="center" | 6
|-
| Komisi C
| Erwintoso, SH
| Faisal Alatas, SH /<br/> Irban, ST
| align="center" | 6
|}
 
== Sosial ==
=== Pendidikan ===
Tingkat keberhasilan pendidikan di kabupaten ini sedikit mengalami kemajuan, dengan ditandainya persentase jumlah lulusan di tiap jenjang pendidikan mulai dari [[SD]], [[SMP]], dan [[SMA]]/[[SMK]] yang mencapai 100% pada tahun ajaran 2015/2016.<br>
Pada tahun 2015, jumlah sekolah di Kabupaten Tolitoli sebanyak 85 TK/RA/BA, 245 SD/MI/SDLB, 96 SMP/MTs, 29 SMA/MA, dan 15 SMK. Kabupaten Tolitoli juga memiliki 2 [[Universitas]], 4 [[Sekolah Tinggi]], dan 1 [[Akademi]]. Pendidikan tinggi terbesar di daerah ini ialah [[Universitas Madako]] yang mana sampai dengan tahun 2015 jumlah mahasiswa seluruhnya adalah 3.171.<ref>[https://tolitolikab.bps.go.id/update/pdf_publikasi/Kabupaten-Tolitoli-Dalam-Angka-2016.pdf Kabupaten Tolitoli dalam Angka 2016 Pendidikan], diakses 25 September 2017</ref>
 
=== Kesehatan ===
Fasilitas kesehatan di daerah ini tidak terlalu mengalami penambahan jumlah fasilitas. Dibuktikan dengan jumlah fasilitas yang ada sampai dengan tahun 2015 masih sama dengan tahun sebelumnya yang hanya memiliki 1 unit Rumah Sakit, 3 unit Rumah Sakit Bersalin, dan 14 unit Puskesmas. Sementara Polindes mengalami penurunan menjadi 17 unit, sedangkan posyandu dan puskesmas pembantu sebanyak 249 unit dan 74 unit.<br>
Tingkat kesadaran masyarakat akan kesehatan ibu dan bayi tampak cukup tinggi, dengan penanganan dilakukan oleh tenaga medis mencapai 72,72%. Sedangkan persalinan yang dilakukan oleh dukun tradisional dari tahun ke tahun mengalami penurunan.<ref>[https://tolitolikab.bps.go.id/update/pdf_publikasi/Statistik-Daerah-Kabupaten-Tolitoli-2016.pdf Statistik Kabupaten Tolitoli 2016 Kesehatan], diakses 25 September 2017</ref>
 
=== Agama ===
 
Kehidupan beragama yang heterogen terjalin dalam kerukunan dan saling menghargai dapat dijumpai di Kabupaten ini. Ditandai dengan beragam agama yang dianut oleh masyarakatnya.<br />
Agama [[Islam]] adalah agama mayoritas di daerah ini, dengan penduduk yang menganut agama Islam sejumlah 209.150 (2015). Agama lainnya yang dianut oleh masyarakat kabupaten Tolitoli adalah [[Kristen]] dan [[Katolik]] yang mayoritas dianut oleh masyarakat pendatang seperti [[Minahasa]], [[Suku Toraja|Toraja]], [[Suku Pamona|Pamona]], [[Suku Sangir|Sangir]], dan lain-lain. Kemudian ada agama [[Hindu]] yang dianut oleh masyarakat [[Suku Bali|Bali]], dan disusul oleh agama [[Budha]] yang umumnya dianut oleh orang-orang [[Tionghoa]].<ref>[https://tolitolikab.bps.go.id/ BPS Tolitoli untuk Agama di Kabupaten Tolitoli], diakses 16 Januari 2017</ref>
 
== Pertanian dan Perdagangan ==
Baris 340 ⟶ 367:
=== Air ===
=== Udara ===
 
Transportasi udara di daerah ini dioperasikan oleh [[Bandar Udara Sultan Bantilan|Bandara Sultan Bantilan]]. Pesawat yang melayani di Bandara Sultan Bantilan ini adalah pesawat baling-baling milik maskapai [[Wings Air]]<ref>[http://www.indoplaces.com/mod.php?mod=indonesia&op=view_region&regid=4465 Bandara Sultan Bantilan], diakses 16 Januari 2017</ref> yang melayani 6 kali seminggu, sebelumnya dilayani oleh maskapai [[Merpati Nusantara Airlines|Merpati]]. Pada bulan November 2016, salah satu maskapai masuk di daerah Tolitoli yaitu [[Kalstar]] yang melayani penerbangan setiap hari<ref>[http://www.kabarselebes.com/2016/11/kalstar-sukses-mendarat-perdana-bandara-tolitoli/ Kalstar sukses mendarat perdana di Bandara Tolitoli], diakses 16 Januari 2017</ref>. Jumlah penumpang yang datang dan pergi menggunakan pesawat pada tahun 2015 meningkat dari tahun sebelumnya. Dimana penumpang yang datang naik sebesar 64,26 %, sementara untuk penumpang yang berangkat naik sebesar 64,27%. <ref>[https://tolitolikab.bps.go.id/ BPS Tolitoli tentang Transportasi Udara], diakses 16 Januari 2017</ref>
 
== Keuangan ==
Baris 350 ⟶ 379:
 
== Media ==
=== Terrestrial televisi ===
''Toli-Toli juga memiliki rencana untuk membangun stasiun televisi bersiaran nasional dan lokal Indonesia, seperti:''
{| class="wikitable"
!Kanal
!Signal
!Frekuensi
!Nama
!Jaringan
!Nama perusahaan ternama
!Pemilik
!Status
!Negara
|-
| rowspan=2 align="center"| 23
| rowspan=2| 512.250 [[MHz]]
| rowspan=17| [[UHF]]
| [[Televisi Republik Indonesia|TVRI Nasional]]
| rowspan=2| [[Televisi Republik Indonesia|TVRI]]
| rowspan=2| PT Televisi Republik Indonesia
| [[Pemerintah Indonesia]]
| Nasional
| rowspan=17| {{flagcountry|Indonesia}}
|-
| [[TVRI Sulawesi Tengah]]
| [[Sulawesi Tengah|Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah]]
| Lokal
|-
| align="center"| 33
| 530.250 [[MHz]]
| [[Trans TV]]
|
| PT Televisi Transformasi Indonesia
| [[Trans Corp]]
| rowspan=9| Nasional
|-
| align="center"| 25
| 542.250 [[MHz]]
| [[MNCTV]]
|
| PT Cipta Televisi Pendidikan Indonesia
| [[Media Nusantara Citra]]
|-
| align="center"| 35
| 554.250 [[MHz]]
| [[Indosiar]]
|
| PT Indosiar Visual Mandiri
| [[Elang Mahkota Teknologi]]
|-
| align="center"| 37
| 566.250 [[MHz]]
| [[ANTV]]
|
| PT Cakrawala Andalas Televisi
| [[Visi Media Asia]]
|-
| align="center"| 27
| 578.250 [[MHz]]
| [[RCTI]]
|
| PT Rajawali Citra Televisi Indonesia
| [[Media Nusantara Citra]]
|-
| align="center"| 31
| 590.250 [[MHz]]
| [[SCTV]]
|
| PT Surya Citra Televisi
| [[SC Group]] ([[Surya Citra Media]])
|-
| align="center"| 39
| 602.250 [[MHz]]
| [[Global TV]]
|
| PT Global Informasi Bermutu
| [[Media Nusantara Citra]]
|-
| align="center"| 21
| 614.250 [[MHz]]
| [[tvOne]]
|
| PT Lativi Media Karya
| [[Visi Media Asia]]
|-
| align="center"| 49
| 638.250 [[MHz]]
| [[MetroTV]]
|
| PT Media Televisi Indonesia
| [[Media Group]]
|-
| align="center"| 45
| 646.250 [[MHz]]
| [[Pro TV]]
| [[iNews TV]]
| PT Sun Televisi Network<br/>PT Global Telekomunikasi Terpadu
| [[Media Nusantara Citra]]
| Lokal
|-
| align="center"| 29
| 662.250 [[MHz]]
| [[Trans7]]
|
| PT Duta Visual Nusantara Tivi Tujuh
| [[Trans Corp]]
| Nasional
|-
| align="center"| 45
| 678.250 [[MHz]]
| [[SINDOtv Palu]]
| [[iNews TV]]
| PT SUN Television Network
| [[Media Nusantara Citra]]
| rowspan=2| Lokal
|-
| align="center"| 26
| 703.250 [[MHz]]
| [[Kemuning TV]]
|
|
|
|-
| align="center"| 22
| 751.250 [[MHz]]
| [[RTV]]
|
| PT Waskita Wicaksana Visual Poso<br/>PT Metropolitan Televisindo
| [[Rajawali Corpora]]
| Nasional
|}
 
=== Radio ===
''Tolitoli juga memiliki rencana untuk membangun stasiun radio daerah Indonesia, seperti:''
{|class="wikitable sortable"
!Nama!!Frekuensi
|-
|Radio Inyong||AM 549
|-
|Radio Samhan||AM 630
|-
|[[Radio Silahturahim]]||AM 720
|-
|Radio Berita Klasik||AM 828
|-
|Radio Sheba FM||FM 87.8
|-
|Cherry Black Radio||FM 91.0
|-
|Radio Teman||FM 93.0 FM
|-
|[[Radio Pelita Kasih]]||FM 96.3
|-
|[[Hitz FM]]||FM 96.7
|-
|[http://www.fajrifm.com/ Radio Fajri FM]||FM 99.0
|-
|[http://www.wadi.co.id/ Radio Wadi]||FM 99.7
|-
|Radio Nedia Akbar Zhapin||FM 102.0
|-
|Radio Cemerlang||FM 107.1 FM
|-
|Radio Jaleveva Jayamahe||FM 107.9 FM
|- class="sortbottom"
|}
 
{{Kabupaten Tolitoli}}
{{sulteng}}
 
{{DEFAULTSORT:Tolitoli, Kabupaten}}
[[Kategori:Kabupaten Tolitoli]]
 
== Flora dan Fauna ==
Baris 357 ⟶ 557:
== Referensi ==
{{reflist}}
 
 
[[Kategori:Kabupaten Tolitoli]]