Kerajaan Tawaeli: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag pemeliharaan.
Dikembalikan ke revisi 19519748 oleh CommonsDelinker (bicara): Suntingan oleh pengguna anonim dengan IP 202.67.38.2 tidak membangun dan cenderung vandal (TW)
Tag: Pembatalan
 
(17 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 9:
Berdasarkan cerita rakyat yang di ceritakan secara turun temurun, Kerajaan Boya Peramba memiliki lima orang ''Langganunu''. Langganunu adalah gelar asli bagi pemimpin kerajaan sebelum istilah MAGAU populer di tanah kaili. Adapun susunan Langganunu di kerajaan Boya Peramba adalah sebagai berikut:
 
* Langganunu I Boya Peramba  : '''ANAK WUMBULANGI'''
* Langganunu II Boya Peramba  : '''DJAELANGGA'''
* Langganunu III Boya Peramba  : '''PIALEMBAH (SIOLEMBAH)'''
* Langganunu IV Boya Peramba : '''(P) BASANURINA (BASANUAMA)'''
* Langganunu V Boya Peramba  : '''(P) MARUKALULI''' (Dia yang pertama menciptakan motif bunga dari daun
bomba di kain ivo, kemudian di kain sutera, sehingga populer sampai sekarang disebut Sarung Bomba (Vuya Bomba dalam [[Bahasa Kaili]])
 
Baris 29:
 
* '''TADULAKO''' = Panglima Perang atau Urusan Keamanan
* '''SABANDARA''' Bendahara atau Bandar Pelabuhan
 
Setelah peristiwa surutnya air laut dan terbentuknya dataran Lembah Palu, ramailah masyarakat yang sebelumnya bermukim di pegunungan untuk turun dan menetap di daerah baru tersebut. Tidak terkecuali mayarakat Boya Peramba di bawah pimpinan ''Labulembah'' yang menggantikan Langganunu Marukaluli, mengajak rakyatnya untuk turun dari pegunungan dan mulai membuka lokasi pemukiman yang dikenal sekarang dengan sebutan TAVA-ILI ([[Tawaeli, Palu|Tawaeli]]) sekitar pertengahan abad ke 16. Maka dengan itu Kerajaan tua yang dikenal dengan nama Boya Peramba secara otomatis berubah penyebutannya menjadi Kerajaan Tavaili (Tawaeli).
Baris 38:
Hingga pada tahun 1936 ketika Magau ke XI Lamakampali Djaelangkara (Raja terakhir Tawaeli) membagi wilayah Kerajaan Tawaeli menjadi 2 wilayah distrik.
 
* Tawaeli Utara = IbukotaIbu kota [[Sirenja, Donggala|Sirenja]] di bawah pimpinan H. Djamaludin Labulembah
* Tawaeli Selatan = IbukotaIbu kota [[Tawaeli, Palu|Tawaeli]] di bawah pimpinan Abd. Muluk Yoto Labulembah
 
Pada tahun 1954 Kerajaan Tawaeli di bubarkan dgn Magau Lamakampali Djaelangkara sebagai Raja terakhir. Wilayahnya yang terdiri dari 2 Distrik di gabungkan dengan [[Kabupaten Donggala]] (dibentuk berdasarkan bekas wilayah Kerajaan Tua Pudjananti, dan [[Kerajaan Banawa]]) yang telah diresmikan pada tahun 1952.
Baris 49:
Dia adalah cucu dari Langganunu Ke 3 Boya Peramba yang bernama Pialembah. Dia juga yang pertama membuka lokasi pemukiman yang dikenal sekarang dengan sebutan TAVA-ILI (Tawaeli) sekitar pertengahan abad ke 16
 
MADIKA MALOLO  : YUNTONULEMBAH alias Langgo
 
=== Magau Ke II Yuntonulembah alias Langgo ===
Baris 66:
=== Magau Ke III Daesalembah alias Madika Baka Tolu ===
 
Daesalembah adalah anak dari Rendanuama (Saudara Magau Yuntonulembah). Pada masa kepemimpinannya pusat kerajaan di pindahkandipindahkan ke [[Lambara, Tawaeli, Palu|Sampaga Biru Liku]] (Lambara). Dia pula yang pertama kali menerima agama Islam di Tawaeli yang di bawa oleh Dg. Konda Alias Bulangisi asal dari Mandar, Murid [[Yusuf Al-Makasari|Syech Yusuf]] di Gowa sekitar abad ke 17.
 
=== Magau Ke IV Mariama alias Magau Dusu ===
 
Mariama adalah anak ke empat dari Magau Daesalembah. Dia juga merupakan Magau Perempuan pertama setelah Pusat Kerajaan di pindahkandipindahkan ke Tawaeli. Di masa kepemimpinan dia pertama kali kedatangan ulama besar Syech Husein Djalaludin Al-Ydrus alias Topo Sakaya Ompa (dari [[Iraq]]), berlabuh di pelabuhan IPI Kadongo.
 
MADIKA MALOLO      : WUMBULABU (Kakak Sulung Mariama)
 
MADIKA MATUA        : NURUDIN (Kakak ketiga Mariama)
 
=== Magau Ke V Dg. Pangipi alias Madika Beli ===
Baris 80:
Dg. Pangipi adalah anak dari ''Daeasia'' (Daeasia merupakan cucu dari Yuntonulembah). Dia juga adalah Magau Perempuan ke dua setelah Mariama. Pada masa kepemimpinannya Dia kembali memindahkan pusat kerajaan dari [[Lambara, Tawaeli, Palu|Sampaga Biru Liku]] ke pemukiman Tavaili
 
MADIKA MALOLO : LAMAREWA
 
MADIKA MATUA    : DATUMPEDAGI
 
BALIGAU             : GASIMBULAVA
 
=== -Pemangku Jabatan Magau, Datumpedagi alias Pue Oge Nganga ===
Baris 94:
Yangge Bodu adalah anak pertama Dg. Pangipi dengan Andi Tondrang. Di angkat oleh adat pada umur 12 tahun sehingga ditunjuk Wali Magau Datumpedagi untuk menggantikannya sementara. Yangge Bodu memerintah dari tahun 1888-1900, dia pula yang berjasa meluaskan kerajaan Tawaeli dari Ogoamas Damsol sampai Lasoani Mantikulore. Susunan pemerintahan pada masa dia adalah sebagai berikut:
 
MADIKA MALOLO : LINGGULEMBAH kemudian di ganti SEPELEMBAH (Adik Yangge Bodu)
 
MADIKA MATUA : DATUMPEDAGI alias Pue Oge Nganga
 
BALIGAU : Dg. MANTAKILA alias Papa Soso
 
GALARA : SABARISI
 
PABISARA : LASALOGO
 
MADIKA Baiya : PENGALEMBAH alias Madika Bobo
 
MADIKA Kayumalue : TANDALEMBAH
 
MADIKA Mamboro : KARAENG GALESONG
 
Penasehat Magau : YODO RADJALANGI alias Mangge Sule (Tokoh pembaharu yang pertama kali memperkenalkan huruf latin di Tawaeli)
 
=== Magau Ke VII Djaelangkara alias Mangge Dompo ===
Baris 116:
Djaelangkara merupakan keturunan ke 5 dari Magau Daesalembah melalui anak terakhirnya yang bernama Daetika. Magau Djaelangkara dilantik hari selasa, 22 mei 1900, dan wafat 1906. Dia satu-satunya Raja Tawaeli yang mati diracun oleh Belanda di atas kapal ketika memeriksa wilayah perbatasannya dengan wilayah [[Kerajaan Toli-Toli|Kerajaan Toli-toli]] di perairan pantai Baerumu ([[Tompe, Sirenja, Donggala|Tompe]]). Djaelangkara adalah salah satu Magau yang keras terhadap penjajah Belanda, Dia selalu menentang kebijakan Belanda yang di anggap merugikan Kerajaan (sebelumnya hubungan Kerajaan Tawaeli dan Pihak Belanda terbilang harmonis) itulah salah satu alasan Belanda ingin menyingkirkan Magau Djaelangkara. Djaelangkara juga adalah ayah dari Magau Lamakampali (Raja Terakhir Tawaeli)
 
MADIKA MATUA  : I VODJO
 
BALIGAU            : Dg. MANTAKILA alias Papa Soso
 
GALARA             : TANDALEMBAH
 
PABISARA           : IEDO
 
=== Magau Ke VIII Tumpalembah alias Madika Bugi ===
Baris 132:
 
=== Magau Ke X Yoto Labulembah alias Papa Itjesale ===
 
[[Berkas:Magau Yotolembah.jpg|thumb|Magau Yoto Labulembah]]
Yoto Labulembah atau lebih dikenal dengan nama Yotolembah alias Papa intjesale merupakan anak dari Magau Labulembah. Pada masa kepemimpinan Magau Yotolembah ini istilah penyebutan Madika Malolo masih sempat dipertahankan namun kemudian di ganti dengan istilah Kepala Distrik. Susunan pemerintahan Magau Yotolembah adalah:
* ''MADIKA MALOLO'' (sempat dijabat oleh) : BORMAN LEMBAH alias Papa Maskia
* ''MADIKA MATUA'' : MADUSILA DATUMPEDAGI alias Pue Nggalevo
 
kemudian Madika Malolo diganti dengan Kepala Distrik
* KEPALA DISTRIK Ke-1 : MANGALA ULU LABULEMBAH alias Mangge Anditalo
 
=== -Pemangku Jabatan Magau, Radja Tiangso ===
Radja Tiangso dilantik menjadi pejabat Magau karena Pewaris sah Tahta Kerajaan yaitu Lamakampali masih sangat muda untuk diangkat sebagai Magau. Radja Tiangso memerintah dari tahun 1926-1930.
* KEPALA DISTRIK Ke-2   : LAMAKAMPALI DJAELANGKARA
 
=== Magau ke XI Lamakampali Djaelangkara ===
Baris 163:
 
== Peninggalan Kerajaan Tawaeli ==
 
[[Berkas:Foto Keluarga Magau Yotolembah.JPG|thumb|231x231px|Foto Saudara Magau Yoto Labulembah]]
Saat ini peninggalan Kerajaan Tawaeli hampir tidak dapat di temukan, selain hanya reruntuhan bekas Istana Raja.
 
Foto saudara dari Magau Ke X Yoto Labulembah. Berdiri di belakang dari kiri ke kanan adalah: