Nyadar (upacara adat): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Sejarah awal mula Nyadar: Penambahan konten
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Tempat pelaksanaan: Menambahkan keterangan mengenai lontar jatiswara.
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
Baris 11:
Nyadar pertama dan kedua dilakukan di Buju Gubang (makam Syeh Anggasuto, Syeh Kabasa, Syeh Dukun, dan Syeh Bangsa) yang ada di Desa Kebundadap Barat, pada Nyadar ketiga dilakukan di desa Pinggir Papas. Konon hal ini juga berangkat dari nadar Syeh Dukun, yang juga ingin melakukan syukur tetapi hanya di lingkungan rumahnya (dalam Bahasa Madura disebut bengko) atau di antara keluarganya sendiri. Namun ada yang khas dari pelekasanaan Nyadar ketiga ini.
 
Di Nyadar ketiga ini, pada malam harinya biasanya diikuti dengan kesenian mocopat/mamaca pada pembacaan lontar. Dimana tulisannya masih menggunakan tulisan Jawa kuno dengan media daun [[lontar]]. Jalannya cerita dalam mocopat tersebut, yang pertama adalah Jatiswara. Cerita Jatiswara ini mengisahkan jalannyapengembaraan nyawaJatiswara danmencari ragasaudaranya daribernama perjalananKi hidup manusiaSajati. Kemudian yang kedua ceritanya Sampurnaning Sembah. Yang kedua ini lebih mengisahkan jalannya bakti manusia kepada sang Pencipta, atau hal Syari’at Islam.
Lontar Jatiswara adalah salah satu lontar bergenre santri lelana, sejenis dengan serat Centini. Lontar Jatiswara juga dibaca tiap 3 tahun sekali pada perayaan Mangayu-ayu di Desa Sembahlun Bumbung di Kaki Gunung Rinjani. Tampaknya ada hubungan antara orang Pinggirpapas dan orang Sasak. Hal ini perlu diteliti lebih lanjut.
 
== Sejarah awal mula Nyadar ==