Teguh Esha: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Andriana08 (bicara | kontrib) Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(16 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox person
'''Teguh Slamet Hidayat Adrai''' atau lebih dikenal dengan nama Teguh Esha ({{lahirmati|[[Banyuwangi]], [[Jawa Timur]]|8|5|1947}}) adalah [[sastrawan]] berkebangsaan [[Indonesia]]. Teguh merupakan penulis novel ''Ali Topan anak jalanan'' yang pernah difilmkan pada tahun [[1977]] dengan judul sama, yang dibintangi oleh [[Junaedi Salat]], [[Yati Octavia]], [[Titiek Sandhora]], dan lain-lain. Film ini disutradarai oleh Teguh sendiri.<ref>[http://www.indonesianfilmcenter.com/cc/teguh-slamet-hidayat-adrai.html Indonesia Film Center, diakses 19 Februari 2015]</ref><ref>[http://www.tamanismailmarzuki.co.id/tokoh/esha.html Website resmi Taman Ismail Marzuki, diakses 19 Februari 2015]</ref>▼
| name = Teguh Esha
| image =
| imagesize =
| alt =
| caption = Teguh Esha
| birth_name =
| birth_date = {{birth date|1947|5|8}}
| birth_place = [[Banyuwangi]], [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]
| death_date = {{death date and age|2021|5|17|1947|5|8}}
| death_place = [[Jakarta]], [[Indonesia]]
| nationality = [[Indonesia]]
| other_names =
| alma_mater =
| occupation = [[Sastrawan]], [[Wartawan]]
| known_for =
| religion =
| spouse = Ratnaningdiah Indrawati SB
| children =
| parents =
}}
▲'''Teguh Slamet Hidayat Adrai''' atau lebih dikenal dengan nama '''Teguh Esha''' ({{lahirmati|[[Banyuwangi]]
==
Bernama lahir di [[Banyuwangi]], dibesarkan di [[Bangil]], [[Jawa Timur]]. Masa kecilnya diisi dengan membaca komik silat, komik wayang karya R.A. Kosasih, dan novel-novel detektif. Selepas kelas 5 sekolah dasar, ia pindah ke Jakarta atas permintaan kakak iparnya, Mohamad Saleh, yang seorang diplomat dan ayah dari sutradara [[Rizal Mantovani]]. Setamat SMA 9 [[Jakarta]], ia melanjutkan kuliah di Fakultas Teknik Sipil [[Universitas Trisakti]] pada tahun 1966,
== Karier ==
Awalnya terjun menjadi penulis ketika pada suatu malam. pemimpin redaksi ''Utusan Pemuda'', Dadi Honggowongso menginap di rumahnya sambil membawa surat kabarnya. Ia membaca cerita pendek yang ada di koran itu dan kemudian mengkritik cerpen yang di muat. Kritikan Teguh tersebut membuat Dadi gusar dan balik menantangnya. Semalam suntuk ia menulis cerpen untuk membuktikan bahwa cerpen karyanya lebih baik. Setelah jadi, cerita itu ia serahkan kepada Dadi, yang ternyata memuatnya pada edisi Minggu. Pada masa itulah novel pertamanya, ''Gairah'', dimuat di ''Utusan Pemuda''.<ref>[http://frankynjane.blogspot.com/p/album.html Frankynjane, diakses 19 Februari 2015]</ref>▼
Ketika berkuliah di Fakultas Publisistik Universitas Prof Dr Moestopo Jakarta, ia bertemu dengan Deddy Armand, redaktur majalah Stop. Deddy memintanya menulis apa saja di majalahnya. Hal ini memacunya untuk menulis banyak cerita bersambung. Karena begitu produktifnya, ia mempunyai banyak nama samaran seperti Jonjon van Papagoyang dan Peranginanginan. Cerita bersambung pertamanya adalah ''Ali Topan Anak Jalanan'' yang melegenda, mulai terbit di majalah itu pada [[14]] [[Februari]] [[1972]].<ref>
▲Awalnya terjun menjadi penulis ketika pada suatu malam. pemimpin redaksi ''Utusan Pemuda'', Dadi Honggowongso menginap di rumahnya sambil membawa surat kabarnya. Ia membaca cerita pendek yang ada di koran itu dan kemudian mengkritik cerpen yang di muat. Kritikan Teguh tersebut membuat Dadi gusar dan balik menantangnya. Semalam suntuk ia menulis cerpen untuk membuktikan bahwa cerpen karyanya lebih baik. Setelah jadi, cerita itu ia serahkan kepada Dadi, yang ternyata memuatnya pada edisi Minggu.
▲Ketika berkuliah di Fakultas Publisistik Universitas Prof Dr Moestopo Jakarta, ia bertemu dengan Deddy Armand, redaktur majalah Stop. Deddy memintanya menulis apa saja di majalahnya. Hal ini memacunya untuk menulis banyak cerita bersambung. Karena begitu produktifnya, ia mempunyai banyak nama samaran seperti Jonjon van Papagoyang dan Peranginanginan. Cerita bersambung pertamanya adalah ''Ali Topan Anak Jalanan'' yang melegenda, mulai terbit di majalah itu pada [[14]] [[Februari]] [[1972]].<ref>[http://iorg.kapanlagi.com/showbiz/film/indonesia/deddy-mizwar-dukung-penuh-festival-film-pendek-jabodetabeka-be0270.html Kapan Lagi, diakses 19 Februari 2015]</ref>
Kebesaran nama Teguh Esha tak lepas dari salah seorang mentor dalam karier kepenulisannya yaitu [[Asbari Nurpatria Krisna]] sehingga gaya kepenulisannya bergaya sastra-jurnalistik, yang mengolah fakta menjadi fiksi. Kala itu, Asbari menyarankanya untuk menjadi wartawan terlebih dahulu, baru kemudian menjadi sastrawan untuk memperkaya karakter tokoh dalam novelnya. Meskipun menjadi sastrawan ia tempatkan sebagai kerja sampingan,
=== Karier novelis ===
Tahun [[1977]], ia kembali mengangkat cerita ''Ali Topan Anak Jalanan'' ke dalam sebuah novel, yang diterbitkan oleh penerbit Cypress. Penerbitan ‘Ali Topan Anak Jalanan’ pada tahun itu meledak. Dalam jangka waktu enam bulan, novel itu telah dicetak empat kali. Popularitas Teguh Esha semakin terdongkrak oleh munculnya film ''Ali Topan Anak Jalanan'' ([[1977]]) dengan bintang utama [[Junaedi Salat]] dan [[Yati Octavia]].
Setahun kemudian, ia menulis lagu yang dinyanyikan [[Franky Sahilatua]] dan [[Jane Sahilatua]] dalam album ''Balada Ali Topan''. Sampulnya merupakan hasil sketsa komikus [[Jan Mintaraga]].
Karakter Ali Topan, yang digambarkan olehnya adalah pemuda lulusan sekolah menengah atas yang menolak melanjutkan kuliahnya sesuai kehendak orang tuanya. Latar belakang keluarga Ali Topan sendiri keluarga berantakan. Ayahnya berselingkuh, ibunya menjadi tante girang. Rumah baginya bukanlah tempat tinggal yang nyaman, sehingga akhirnya ia pun meninggalkan rumah dan menggelandang di jalanan. Ali Topan melawan segala ketidakadilan dan mempertanyakan segala yang dirasanya. Berani bila benar dan takut bila salah. Ali Topan sendiri sebenarnya merupakan tetralogi. Selain dua yang sudah terbit, ada dua lagi yang masih dalam bentuk manuskrip, berjudul ''Ali Topan Santri Jalanan'' dan ''Ali Topan Rock and Road''.
Teguh menikah pada tahun [[1980]] dengan Ratnaningdiah Indrawati Santoso Brotodihardjo, cucu Soeratin Sosrosoegondo, tokoh sepakbola Indonesia, dan dikaruniai tujuh anak. Kini ia bersama keluarga tinggal menetap di daerah Bintaro, Jakarta Selatan. Di masa tuanya, Teguh masih kerap menyambangi acara-acara sastra di wilayah Jakarta. Saat sakit beberapa tahun lalu, musisi [[Jodhi Yudono]] sempat memberi penghiburan dengan nyanyian puisi.▼
== Kehidupan pribadi ==
==Lihat pula==▼
▲Teguh menikah pada tahun [[1980]] dengan Ratnaningdiah Indrawati Santoso Brotodihardjo, cucu Soeratin Sosrosoegondo, tokoh
* [[Ali Topan Anak Jalanan]]▼
== Filmografi ==
=== Film ===
{| class="wikitable plainrowheaders sortable" width="
! rowspan="2" scope="col"| Tahun
! rowspan="2" scope="col"| Judul
! scope="col"| Dikreditkan sebagai
! rowspan="2" scope="col" class="unsortable"| Keterangan
|-
! [[Penulis naskah|Penulis]]
|-
| 1976
| ''[[Remaja 76]]''
| {{yes|Skenario}}
|
|-
| rowspan="2"|1977
| {{yes|Cerita dan skenario}}
|
|-
| ''[[Bila Si Kembar Bercinta]]''
| {{yes|Skenario}}
|
|-
| 1979
| ''[[Ali Topan, Detektif Partikelir Turun ke Jalan]]''
| {{yes|Cerita dan skenario}}
|
|-
| 2009
| ''[[Identitas (film)|Identitas]]''
| {{no}}
| Sebagai aktor
|}
▲== Lihat pula ==
* [[Chrisye]]▼
* [[Jodhi Yudono]]
* [[Kurniawan Junaedhie]]
▲* [[Chrisye]]
== Referensi ==
{{reflist}}
[[Kategori:Sastrawan Indonesia]]
[[Kategori:Tokoh Jawa]]
[[Kategori:Tokoh Jawa Timur]]
[[Kategori:Wartawan Indonesia]]
|