'''Limbah minyak''' adalah buangan yang berasal dari hasil [[eksplorasi]] dan produksi [[minyak]], pemeliharaan fasilitas [[produksi]], fasilitas penyimpanan, pemrosesan, dan [[tangki]] penyimpanan minyak pada [[kapal laut]].<ref name="minyaklimbah">LingkunganGinting, hidupPedana, &Ir., pembangunanSistem dalamPengelolaan eraLingkungan globalisasi.dan PenerbitLimbah KloangIndustri Klede(2007) Jaya,Jakarta. 1993,MS.CV 21YRAMA DesWIDYA. 2009Hal 17-18.</ref>. [[Limbah]] minyak bersifat mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, berasid menyebabkan infeksi, dan bersifat [[korosif]].<ref name="minyaklimbah"/>Lingkungan hidupLimbah &minyak pembangunanmerupakan dalambahan eraberbahaya globalisasi.dan Penerbitberacun Kloang(B3), Kledekarena Jayasifatnya, 1993,konsentrasi 21maupun Desjumlahnya 2009</ref>.dapat Menurut PP Nomor 18/1999mencemarkan dan Kepresmembahayakan Nomorlingkungan 61/1993hidup, limbahserta minyakkelangsungan dikategorikanhidup sebagai bahan berbahayamanusia dan beracunmahluk ([[B3]])hidup dari sumber spesifiklainnya.<ref name="minyakElqodar">Lingkungan[http://elqodar.multiply.com/journal/item/13/Bahan_Berbahaya_dan_Beracun_B3_dan_Hutan_Lestari hidupBahan &Berbahaya pembangunandan dalamBeracun era(B3)] globalisasi{{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20110122025500/http://elqodar.multiply.com/journal/item/13/Bahan_Berbahaya_dan_Beracun_B3_dan_Hutan_Lestari Penerbit|date=2011-01-22 Kloang}}, Klede''Elqodar''. Jaya,Diakses 1993,pada 2129 DesMei 20092010.</ref>.
== Pencemaran Limbah Minyak di Lautbumi ==
[[Berkas:Pencemaran minyakOilSheenFromValdezSpill.jpg|thumbjmpl|250px|PencemaranPengeboran minyak bumi di laut menyebabkan terjadinya pencemaran laut.]]
=== Pengeboran di laut ===
Limbah minyak dapat menyebabkan [[pencemaran]] laut<ref name="laut">IPA BIOLOGI : - Jilid 1.Penulis Saktiyono. Penerbit ESIS. ISBN 979-734-523-8, 9789797345235</ref>. Laut merupakan jalur [[lalu lintas]] kapal yang ramai<ref name="laut">IPA BIOLOGI : - Jilid 1.Penulis Saktiyono. Penerbit ESIS. ISBN 979-734-523-8, 9789797345235</ref>. Oleh karena itu, seringkali [[bahan bakar]] minyak dan [[pelumas]] dari kapal tumpah ke laut<ref name="laut">IPA BIOLOGI : - Jilid 1.Penulis Saktiyono. Penerbit ESIS. ISBN 979-734-523-8, 9789797345235</ref>. Kecelakaan kapal [[tanker]] yang membawa minyak merupakan penyebab utama pencemaran minyak di laut<ref name="laut">IPA BIOLOGI : - Jilid 1.Penulis Saktiyono. Penerbit ESIS. ISBN 979-734-523-8, 9789797345235</ref>. Pencemaran minyak di laut, berpengaruh langsung terhadap [[biota]] di laut, misalnya mematikan biota laut itu sendiri<ref name="laut">IPA BIOLOGI : - Jilid 1.Penulis Saktiyono. Penerbit ESIS. ISBN 979-734-523-8, 9789797345235</ref>. Selain itu, secara tidak langsung berpengaruh terhadap [[organisme]] yang hidup di [[darat]], misalnya [[manusia]] akan terganggu kesehatannya bila memakan [[ikan]] atau [[kerang]] yang sudah tercemar<ref name="laut">IPA BIOLOGI : - Jilid 1.Penulis Saktiyono. Penerbit ESIS. ISBN 979-734-523-8, 9789797345235</ref>. Selain itu, adanya limbah minyak akan menutupi permukaan laut sehingga [[fitoplankton]] terlapisi minyak<ref name="laut">IPA BIOLOGI : - Jilid 1.Penulis Saktiyono. Penerbit ESIS. ISBN 979-734-523-8, 9789797345235</ref>. Pencemaran minyak ini juga menyebabkan [[cahaya]][[matahari]] tidak dapat menembus permukaan laut<ref name="laut">IPA BIOLOGI : - Jilid 1.Penulis Saktiyono. Penerbit ESIS. ISBN 979-734-523-8, 9789797345235</ref>. Akibatnya, [[fotosintesis]] pitoplankton terhenti. Pitoplankton merupakan [[produsen]] utama dari [[ekosistem]] laut<ref name="laut">IPA BIOLOGI : - Jilid 1.Penulis Saktiyono. Penerbit ESIS. ISBN 979-734-523-8, 9789797345235</ref>. Jika jumlah pitoplankton menurun, maka [[populasi]] ikan, [[udang]], dan kerang juga akan menurun<ref name="laut">IPA BIOLOGI : - Jilid 1.Penulis Saktiyono. Penerbit ESIS. ISBN 979-734-523-8, 9789797345235</ref>. Padahal hewan - hewan tersebut dibutuhkan manusia karena memiliki nilai [[ekonomi]] dan kandungan [[protein]] yang tinggi<ref name="laut">IPA BIOLOGI : - Jilid 1.Penulis Saktiyono. Penerbit ESIS. ISBN 979-734-523-8, 9789797345235</ref>.
Pada umumnya, pengeboran [[minyak bumi]] di [[laut]] menyebabkan terjadinya peledakan ''(blow out)'' di sumur minyak.<ref name="www.sinarharapan.co.id">{{en}} [http://www.sinarharapan.co.id/berita/content/read/pencemaran-laut-timor-versus-teluk-meksiko/ Pencemaran Laut Timor versus Meksiko] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100509182005/http://www.sinarharapan.co.id/berita/content/read/pencemaran-laut-timor-versus-teluk-meksiko/ |date=2010-05-09 }}, ''www.sinarharapan.co.id''. Diakses pada 16 Juni 2010.</ref> Ledakan ini mengakibatkan semburan minyak ke lokasi sekitar laut, sehingga menimbulkan pencemaran.<ref name="www.sinarharapan.co.id"/> Contohnya, ledakan anjungan minyak yang terjadi di [[teluk meksiko]] sekitar 80 kilometer dari [[Pantai Louisiana]] pada 22 April [[2010]].<ref name="www.sinarharapan.co.id"/> Pencemaran laut yang diakibatkan oleh pengeboran minyak di lepas pantai itu dikelola perusahaan minyak ''British Petroleum (BP)''.<ref name="www.sinarharapan.co.id"/> Ledakan itu memompa minyak mentah 8.000 barel atau 336.000 galon minyak ke perairan di sekitarnya.<ref name="www.sinarharapan.co.id"/>
=== Tumpahan minyak ===
== Penanggulangan Pencemaran Limbah Minyak di Laut ==
Tumpahan minyak di laut berasal dari kecelakaan [[kapal tanker]].<ref name="www.enviroliteracy.org">{{en}} [http://www.enviroliteracy.org/article.php/540.html Oil Spilss], ''www.enviroliteracy.org''. Diakses pada 16 Juni 2010.</ref> Contohnya tumpahan minyak terbesar yang terjadi pada tahun [[2006]] di lepas pantai [[Libanon]].<ref name="www.enviroliteracy.org"/> Selain itu, terjadi kecelakaan ''Prestige'' pada tahun [[2002]] di lepas pantai [[Spanyol]].<ref name="www.enviroliteracy.org"/> [[Bencana alam]] seperti badai atau [[banjir]] juga dapat menyebabkan tumpahan minyak.<ref name="www.enviroliteracy.org"/> Sebagai contoh pada tahun [[2007]], banjir di [[Kansas]] menyebabkan lebih dari 40.000 galon minyak mentah dari kilang tumpah ke perairan itu.<ref name="www.enviroliteracy.org"/>
[[Berkas:Pembersihan minyak.jpg|thumb|200px|Pembersihan minyak di pantai]]
Pencemaran limbah minyak di laut dapat ditanggulangi dengan beberapa cara, yaitu<ref name="penanggulangan">Al-Quran dan lautan. Penulis Agus S. Djamil. Penerbit Arasy, 2004</ref> :
# Menghindari kebocoran minyak di laut, baik oleh kapal tanker maupun [[pengeboran]] minyak di pantai.
# [[Sanksi]] yang tegas bagi pelaku pencemaran limbah minyak.
# Membersihkan minyak dengan cara [[bioremidiasi]]. Bioremidiasi adalah menggunakan [[mikroorganisme]] untuk membersihkan pencemaran. Sebagai contoh, beberapa jenis [[bakteri]] dapat mengkonsumsi minyak jika diberi makan dengan sumber [[gula]]. Menurut hasil penelitian '''Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia''' ([[LIPI]]) dengan '''National Institute of Technology and Evaluation''' ([[NITE]]) [[Jepang]] di [[Jakarta]], telah ditemukan 182 [[spesies]] dan 53 [[genus]] baru di tiga wilayah perairan Indonesia yang menjadi rute utama kapal tanker, yaitu [[Selat Malaka]], [[Selat Sunda]], dan [[Selat Lombok]]. Pencemaran limbah minyak yang kerap dilakukan oleh berbagai tanker di laut, ternyata bisa diuraikan oleh mikrobakteri yang hidup bebas di laut.
# Membuat penghalang [[mekanik]], sehingga air laut yang tercemar minyak tidak mencapai [[pantai]]. Kemudian dilakukan penyedotan terhadap tumpahan minyak tersebut.
==== Efek ====
== Pencemaran Limbah Minyak Goreng ==
[[Berkas:Oiled bird 3.jpg|jmpl|200px|[[Surf scoter]] yang terendam dalam laut yang tercemar limbah minyak bumi.]]
[[Minyak]] goreng yang saat ini banyak tersedia dan mudah didapat adalah minyak dari sawit dan [[kelapa]]<ref name ="goreng">kalo Einstein jadi koki: sains di balik urusan dapur. Penulis Robert L. Wolke. Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 2006</ref>. Namun minyak goreng bukanlah produk yang habis saat digunakan<ref name ="goreng">kalo Einstein jadi koki: sains di balik urusan dapur. Penulis Robert L. Wolke. Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 2006</ref>. Akibatnya, semakin banyak minyak goreng yang digunakan, maka semakin banyak limbah minyak goreng yang dihasilkan<ref name ="goreng">kalo Einstein jadi koki: sains di balik urusan dapur. Penulis Robert L. Wolke. Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 2006</ref>. Limbah minyak goreng dapat membentuk lapisan lengket yang sangat tebal di tempat- tempat penimbunan [[sampah]]<ref name ="goreng">kalo Einstein jadi koki: sains di balik urusan dapur. Penulis Robert L. Wolke. Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 2006</ref>.
Akibat yang ditimbulkan dari terjadinya pencemaran minyak bumi di laut adalah:<ref name="laut">Saktiyono. IPA BIOLOGI, Jilid 1. Jakarta, ESIS. ISBN 979-734-523-8, 9789797345235. Hal 159.</ref>
# Rusaknya estetika pantai akibat bau dari material minyak. Residu berwarna gelap yang terdampar di pantai akan menutupi batuan, pasir, tumbuhan dan hewan. Gumpalan [[tar]] yang terbentuk dalam proses pelapukan minyak akan hanyut dan terdampar di pantai.
# Kerusakan biologis, bisa merupakan efek letal dan efek subletal. Efek letal yaitu reaksi yang terjadi saat zat-zat fisika dan kimia mengganggu proses sel ataupun subsel pada makhluk hidup hingga kemungkinan terjadinya kematian. Efek subletal yaitu mepengaruhi kerusakan fisiologis dan perilaku namun tidak mengakibatkan kematian secara langsung. [[Terumbu karang]] akan mengalami efek letal dan subletal di mana pemulihannya memakan waktu lama dikarenakan kompleksitas dari komunitasnya.
# Pertumbuhan [[fitoplankton]] laut akan terhambat akibat keberadaan senyawa beracun dalam komponen minyak bumi, juga senyawa beracun yang terbentuk dari proses [[biodegradasi]]. Jika jumlah pitoplankton menurun, maka [[populasi]] ikan, [[udang]], dan kerang juga akan menurun. Padahal hewan-hewan tersebut dibutuhkan manusia karena memiliki nilai [[ekonomi]] dan kandungan [[protein]] yang tinggi.
# Penurunan populasi [[alga]] dan [[protozoa]] akibat kontak dengan racun ''slick'' (lapisan minyak di permukaan air). Selain itu, terjadi kematian burung-burung laut. Hal ini dikarenakan ''slick'' membuat permukaan laut lebih tenang dan menarik burung untuk hinggap di atasnya ataupun menyelam mencari makanan. Saat kontak dengan minyak, terjadi peresapan minyak ke dalam bulu dan merusak sistem kekedapan air dan isolasi, sehingga burung akan kedinginan yang pada akhirnya mati.
==== Penanganan di laut ====
== Penanggulangan Pencemaran Limbah Minyak Goreng ==
===== Pemantauan =====
Pencemaran limbah minyak goreng dapat ditanggulangi dengan cara mengurangi, membuang dan mengatasi limbah tersebut agar tidak mencemari lingkungan<ref name ="goreng">kalo Einstein jadi koki: sains di balik urusan dapur. Penulis Robert L. Wolke. Penerbit Gramedia Pustaka Utama, 2006</ref>.
Tindakan pertama yang dilakukan dalam mengatasi tumpahan minyak yaitu dengan melakukan pemantauan banyaknya minyak yang mencemari laut dan kondisi tumpahan.<ref name="p">{{en}} Oil, Water and Chocolate Mousse.(1994). Ottawa, Ontario: Environment Canada. Pages 22-24.</ref> Ada 2 jenis pemantauan yang dilakukan yaitu dengan pengamatan secara visual dan penginderaan jauh (''remote sensing'').<ref name="p"/>
# Mengurangi penggunaan minyak goreng. Keuntungan yang didapatkan jika mengurangi penggunaan minyak goreng adalah [[tubuh]] menjadi [[sehat]] dan mengurangi penimbunan limbah minyak goreng.
* Pengamatan secara visual
# Menggunakan peralatan masakan yang [[hemat]] minyak goreng.
Pengamatan secara visual merupakan pengamatan yang menggunakan [[pesawat]]. Teknik ini melibatkan banyak pengamat, sehingga laporan yang diberikan sangat bervariasi. Pada umumnya, pemantauan dengan teknik ini kurang dapat dipercaya. Sebagai contoh, pada tumpahan jenis minyak yang ringan akan mengalami penyebaran (''spreading''), sehingga menjadi lapisan sangat tipis di laut. Pada kondisi pencahayaan ideal akan terlihat warna terang. Namun, penampakan lapisan ini sangat bervariasi tergantung jumlah cahaya [[matahari]], sudut pengamatan dan permukaan laut, sehingga laporannya tidak dapat dipercaya.
# Menghindari membuang minyak goreng ke saluran atau badan air, karena minyak goreng tersebut dapat membeku dan menyumbat saluran. Selain itu, limbah tersebut juga dapat mencemari air sehingga mengganggu ekosistem air yang ada.
* Pengamatan penginderaan jauh
# Melakukan [[daur ulang]] limbah minyak goreng. Limbah minyak goreng dapat dijadikan bahan campuran untuk membuat bahan bakar [[biodiesel]], [[sabun]], [[cat]], dan pakan [[hewan]].
Metode penginderaan jarak jauh dilakukan dengan berbagai macam teknik, seperti ''Side-looking Airborne Radar (SLAR)''. SLAR dapat dioperasikan setiap waktu dan [[cuaca]], sehingga menjangkau wilayah yang lebih luas dengan hasil penginderaan lebih detail. Namun,teknik ini hanya bisa mendeteksi lapisan minyak yang tebal. Teknik ini tidak bisa mendeteksi minyak yang berada di bawah air dalam kondisi laut yang tenang. Selain SLAR digunakan juga teknik ''Micowave Radiometer'', ''Infrared-ultraviolet Line Scanner'', dan ''Landsat Satellite System''. Berbagai teknik ini digunakan untuk menghasilkan informasi yang cepat dan akurat.
== Pengolahan Limbah Minyak ==
=== Penyaringan Minyak ===
[[Berkas:Grease Trap.jpg|thumb|200px|left|Grease Trap merupakan alat untuk menangkap lemak]]
[[Limbah cair]] yang keluar berwarna kotor dan mengandung minyak. Limbah ini perlu disaring untuk mendapatkan sisa [[lemak]], melalui sistem [[saringan]] penangkap minyak yang terdiri dari beberapa [[bak]] kecil berhubungan satu dengan yang lain<ref name="saringan">Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Ir. Pedana Ginting, MS. CV YRAMA WIDYA, 2007</ref>. Limbah mengalir dari dasar bak dan minyak tertahan di atas permukaan saringan<ref name="saringan">Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Ir. Pedana Ginting, MS. CV YRAMA WIDYA, 2007</ref>. Kemudian, lemak ini akan semakin tebal dan dipompa ke tempat penampungan<ref name="saringan">Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Ir. Pedana Ginting, MS. CV YRAMA WIDYA, 2007</ref>. Lemak pada limbah cair terdiri dari bermacam bentuk material antara lain lemak, [[lilin]], [[fatic-acid]], sabun, minyak [[mineral]] dan material non-volatil lainnya<ref name="saringan">Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Ir. Pedana Ginting, MS. CV YRAMA WIDYA, 2007</ref>. Lemak sebetulnya bisa diuraikan oleh [[bakteri]] atau mikroorganisme, tetapi karena lemak ini mudah mengapung dan dipisahkan dari air limbah, maka dengan menangkap atau menghilangkan lemak sebelum masuk pada unit pengolahan, akan mengurangi beban organik yang ada,sehingga berdampak pada desain dan besaran konstruksi<ref name="saringan">Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Ir. Pedana Ginting, MS. CV YRAMA WIDYA, 2007</ref>. Bangunan penangkap lemak sering juga disebut sebaga [[grease trap]]<ref name="saringan">Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Ir. Pedana Ginting, MS. CV YRAMA WIDYA, 2007</ref>. Prinsip dari konstruksi ini adalah bahan yang ringan akan mengapung jika kondisi airnya tenang, sehingga biasanya konstruksi grease trap adalah bak dengan sekat sekat untuk menghilangkan [[turbulensi]]<ref name="saringan">Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Ir. Pedana Ginting, MS. CV YRAMA WIDYA, 2007</ref>.
=== Pendinginan ===
Selanjutnya, limbah didinginkan dari [[temperatur]] 40<sup>0</sup>c sampai 32<sup>0</sup>c<ref name="saringan">Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Ir. Pedana Ginting, MS. CV YRAMA WIDYA, 2007</ref>. Proses pendinginan berlangsung pada [[menara]] pendingin dengan menggunakan [[kipas]] pendingin pada kekuatan 1 HP<ref name="saringan">Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Ir. Pedana Ginting, MS. CV YRAMA WIDYA, 2007</ref>. Pendinginan diperlukan untuk menjaga kondisi pada tahap proses berikutnya<ref name="saringan">Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Ir. Pedana Ginting, MS. CV YRAMA WIDYA, 2007</ref>.
=== Penyaringan Lemak Tahap Kedua ===
Penyaringan keadaan limbah yang sudah lebih dingin menyebabkan lemak semakin memisah, sehingga perlu dilakukan penyaringan kembali<ref name="saringan">Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Ir. Pedana Ginting, MS. CV YRAMA WIDYA, 2007</ref>. Lemak ini bercampur dengan buih dan [[deterjen]], kemudian mengembang di atas permukaan air akibat adanya proses perlakuan penyaringan<ref name="saringan">Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Ir. Pedana Ginting, MS. CV YRAMA WIDYA, 2007</ref>. Sisa lemak berupa [[sludge]] yang terapung, dihisap dengan [[pompa]] yang dibuang ke atas permukaan [[tanah]], dalam sebuah bak terbuka<ref name="saringan">Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Ir. Pedana Ginting, MS. CV YRAMA WIDYA, 2007</ref>.
=== Equalisasi ===
Untuk menghindari [[fluktuasi]] yang mendadak, maka saluran [[air]] limbah dikumpulkan dahulu di dalam bak penyangga sebelum proses lebih lanjut<ref name="saringan">Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Ir. Pedana Ginting, MS. CV YRAMA WIDYA, 2007</ref>. Selain untuk menahan lonjakan mendadak, perlu dilakukan [[homogenisasi]]<ref name="saringan">Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Ir. Pedana Ginting, MS. CV YRAMA WIDYA, 2007</ref>. Perlakuan awal ini penting, karena semua peralatan proses yang dipakai mempunyai batasan kapasitas<ref name="saringan">Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Ir. Pedana Ginting, MS. CV YRAMA WIDYA, 2007</ref>.
=== Pengambilan Minyak secara Otomatis ===
Fungsi utama proses ini adalah mengambil dan memisahkan [[fat]], minyak, [[grease]] atau senyawa lainnya yang mudah mengapung dengan cara memasang alat penghambat aliran limbah di atas permukaan air<ref name="saringan">Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Ir. Pedana Ginting, MS. CV YRAMA WIDYA, 2007</ref>. Limbah ditahan dengan memasukkan papan perintang sedalam 10 cm masuk ke limbah. Akhirnya limbah mengalir dari bagian bawah dan lapisan minyak tertahan pada papan perintang. Minyak sebelah atas yang berkumpul, akan dihisap atau disendok<ref name="saringan">Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Ir. Pedana Ginting, MS. CV YRAMA WIDYA, 2007</ref>.
=== Tangki Kontinyu Pencampur Bahan Pengendap ===
Fungsi tangki pencampur bahan pengendap adalah sebagai tempat mereaksikan bahan - bahan kimia seperti [[kapur]] dan [[coagulant]] dengan air limbah secara kontinyu dan homogen<ref name="saringan">Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Ir. Pedana Ginting, MS. CV YRAMA WIDYA, 2007</ref>. Tangki ini dilengkapi dengan pengaduk ([[mixer]]) dan pengontrol pH (ph - control)<ref name="saringan">Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Ir. Pedana Ginting, MS. CV YRAMA WIDYA, 2007</ref>. Dosis kapur (Ca(OH)<sub>2</sub>) ditentukan oleh sensor pH yang diatur pada 6,5 - 7,5<ref name="saringan">Sistem Pengelolaan Lingkungan dan Limbah Industri. Ir. Pedana Ginting, MS. CV YRAMA WIDYA, 2007</ref>.
===== Penanggulangan =====
[[Berkas:Anti oil spill booms around Breton National Wildlife Refuge.jpg|jmpl|250px|''Booms'' digunakan untuk menghambat perluasan limbah minyak di laut.]]
Beberapa teknik penanggulangan tumpahan minyak diantaranya ''in-situ burning'', penyisihan secara mekanis, [[bioremediasi]], penggunaan [[sorbent]], penggunaan bahan [[kimia]] dispersan, dan ''washing oil''.<ref name="p"/>
* ''In-situ burning'' adalah pembakaran minyak pada permukaan laut, sehingga mengatasi kesulitan pemompaan minyak dari permukaan laut, penyimpanan dan pewadahan minyak serta air laut yang terasosiasi. Teknik ini membutuhkan ''booms'' (pembatas untuk mencegah penyebaran minyak) atau ''barrier'' yang tahan api. Namun, pada peristiwa tumpahan minyak dalam jumlah besar sulit untuk mengumpulkan minyak yang dibakar. Selain itu, penyebaran api sering tidak terkontrol.
* Penyisihan minyak secara mekanis melalui 2 tahap, yaitu melokalisir tumpahan dengan menggunakan ''booms'' dan melakukan pemindahan minyak ke dalam wadah dengan menggunakan peralatan mekanis yang disebut ''skimmer''.
* [[Bioremediasi]] yaitu proses pendaurulangan seluruh material organik. Bakteri pengurai spesifik dapat diisolasi dengan menebarkannya pada daerah yang terkontaminasi. Selain itu, teknik bioremediasi dapat menambahkan [[nutrisi]] dan [[oksigen]], sehingga mempercepat penurunan polutan.
* Penggunaan sorbent dilakukan dengan menyisihkan minyak melalui mekanisme [[adsorpsi]] (penempelan minyak pad permukaan sorbent) dan [[absorpsi]] (penyerapan minyak ke dalam sorbent). Sorbent ini berfungsi mengubah fase minyak dari cair menjadi padat, sehingga mudah dikumpulkan dan disisihkan. Sorbent harus memiliki karakteristik [[hidrofobik]], [[oleofobik]], mudah disebarkan di permukaan minyak, dapat diambil kembali dan digunakan ulang. Ada 3 jenis sorbent yaitu organik alami ([[kapas]], [[jerami]], [[rumput kering]], [[serbuk gergaji]]), anorganik alami ([[lempung]], [[vermiculite]], [[pasir]]) dan sintetis (busa poliuretan, [[polietilen]], [[polipropilen]] dan serat [[nilon]]).
* Dispersan kimiawi merupakan teknik memecah lapisan minyak menjadi tetesan kecil (''droplet''), sehingga mengurangi kemungkinan terperangkapnya [[hewan]] ke dalam tumpahan minyak. Dispersan kimiawi adalah bahan kimia dengan zat aktif yang disebut [[surfaktan]].
* ''Washing oil'' yaitu kegiatan membersihkan minyak dari pantai.
===== Peralatan =====
[[Berkas:PrestigeVolunteersInGaliciaCoast.jpg|jmpl|250px|Pembersihan limbah minyak di kawasan pantai.]]
Alat-alat yang digunakan untuk membersihkan tumpahan minyak:<ref name="p"/>
* Booms merupakan alat untuk menghambat perluasan hambatan minyak.
* Skimmers yaitu kapal yang mengangkat minyak dari permukaan air.
* Sorbent merupakan spons besar yang digunakan untuk menyerap minyak.
* ''Vacuums'' yang khusus untuk mengangkat minyak berlumpur dari pantai atau permukaan laut.
* Sekop yang khusus digunakan untuk memindahkan pasir dan kerikil dari minyak di pantai.
{{clear}}
=== Pengeboran di darat ===
Pencemaran tanah oleh kegiatan pengabaran minyak bumi di darat telah menimbulkan pencemaran lngkungan. Tanah yang terkontaminasi minyak bumi dapat merusak lingkungan serta menurunkan estetika.
==== Penanganan di darat ====
Pemulihan lahan tercemar oleh minyak bumi dapat dilakukan secara biologi dengan menggunakan kapasitas kemampuan [[mikroorganisme]]. Fungsi dari mikroorganisme ini dapat mendegradasi struktur [[hidrokarbon]] yang ada dalam tanah, sehingga minyak bumi menjadi mineral-mineral yang lebih sederhana dan tidak membahayakan lingkungan. Teknik seperti ini disebut bioremediasi. Teknik bioremediasi dapat dilaksanakan secara in-situ maupun cara ex-situ.
* Pada umumnya, teknik bioremediasi in-situ diaplikasikan pada lokasi tercemar ringan, lokasi yang tidak dapat dipindahkan, atau karakteristik kontaminan yang [[volatil]].
* Bioremediasi ex-situ merupakan teknik bioremediasi di mana lahan atau air yang terkontaminasi diangkat, kemudian diolah dan diproses pada lahan khusus yang disiapkan untuk proses bioremediasi.
Penanganan lahan yang tercemar minyak bumi dilakukan dengan cara memanfatkan mikroorganisme untuk menurunkan konsentrasi atau daya racun bahan pencemar. Penanganan semacam ini lebih aman terhadap lingkungan karena agen pendegradasi yang dipergunakan adalah mikroorganisme yang dapat terurai secara alami. Ruang lingkup pelaksanaan proses bioremediasi tanah yang terkontaminasi minyak bumi meliputi beberapa tahap yaitu:
* ''Treatibility study'' merupakan [[studi pendahuluan]] terhadap kemampuan jenis mikroorganisme pendegradasi dalam menguraikan minyak bumi yang terdapat di lokasi tanah terkontaminasi.
* ''Site characteristic'' merupakan studi untuk mengetahui kondisi lingkungan awal di lokasi tanah yang terkontaminasi minyak bumi. Kondisi ini meliputi kualitas fisik, kimia, dan [[biologi]].
* Persiapan proses bioremediasi yang meliputi persiapan alat, bahan, administrasi serta tenaga manusia.
* Proses bioremediasi yang meliputi serangkaian proses penggalian tanah tercemar, pencampuran dengan tanah segar, penambahan [[bulking agent]], penambahan [[inert material]], penambahan bakteri, nutrisi, dan proses pencampuran semua bahan.
* ''Sampling'' dan ''monitoring'' meliputi pengambilan gambar tanah dan air selama proses bioremediasi. Kemudian, gambar itu dibawa ke [[laboratorium]] independen untuk dianalisis konsentrasi [[TPH]] dan [[TCLP]].
* Revegetasi yaitu pemerataan, penutupan kembali drainase dan perapihan lahan sehingga lahan kembali seperti semula.
== Referensi ==
{{reflist}}
== Lihat Pula ==
* [[Limbah]]
* [[Minyak]]
== ReferensiPranala luar ==
{{reflist}}
== Pranala Luar ==
* [http://www.pdpersi.co.id/?show=detailnews&kode=859&tbl=kesling Limbah Minyak]
* [http://www.greenlifestyle.or.id/tips/detail/tips_mengatasi_limbah_minyak_goreng_bekas Limbah Minyak Goreng] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20100408074107/http://greenlifestyle.or.id/tips/detail/tips_mengatasi_limbah_minyak_goreng_bekas |date=2010-04-08 }}
* [http://www.lipi.go.id/ LIPI]
* [http://www.greenlifestyle.or.id/tips/detail/tips_mengatasi_limbah_minyak_goreng_bekas Limbah Minyak Goreng]
* [http://atanitokyo.blogspot.com/2008/03/daur-ulang-limbah-minyak-goreng-jadi.html Bahan Bakar Biodesel]
{{Limbah}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Lingkungan]]
[[Kategori:Limbah padat]]
[[de:Altöl]]
[[en:Waste oil]]
[[nl:Afvalolie]]
|