(5 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Yatim|Oktober 2022}}
'''M.Soehadji''' (lahir 1944) adalah [[seniman]] [[Indonesia]] asal [[Jepara]] yang menggeluti dan mengembangkan seni kriya khususnya dari bahan kayu jepara.<ref name=":0" />
== Pendidikan ==
'''M.Soehadji''' (lahir 1944) adalah seorang [[seniman]] [[Indonesia]] asal Jepara yang menggeluti dan mengembangkan seni kriya khususnya dari bahan kayu,jepara. Pengetahuannya tentang seni kriya sudah dimulai semenjak ia kecil, Secara akademis, seni kriya sudah diminatinya sejak masuk Sekolah Teknik Menengah ( STM ).Bakat dalam mengukir kayu telah terlihat semenjak itu,hingga setelah ia lulus dari Sekolah Teknik Menengah ( STM ) pada tahun 1963. Ia diminta untuk mengajar di Sekolah Teknik Menengah ( STM ) tempat ia mendalami ilmu. Namun, permintaan itu ditolak karena ia merasa masih terlalu muda.<ref name=":0">{{Cite book|title=Almanak Seni rupa Indonesia|last=M.Dahlan|first=Mudidin|publisher=Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia|year=2012|isbn=|location=Yogyakarta|pages=518|url-status=live}}</ref>
M. Soehadji tertarik dengan seni kriya sejak ia sekolah di [[Sekolah Teknik Menengah]] (STM). Ia lulus dari STM pada tahun 1963. Setelah tamat dari STM, Soehadji melanjutkan sekolahnya ke [[Institut Seni Indonesia Yogyakarta|Akademik Seni Rupa Indonesia]] di [[Yogyakarta]]. Ketika belajar di sana, ia berkenalan dengan Soesilo yang merupakan pengusaha mebel. Soehaji banyak belajar juga dengan Soesilo mengenai seni ukir kriya. Karena keahlian yang dimilikinya, salah satu dosen Akademik Seni Rupa Indonesia tersebut mengajaknya menggarap hiasan ukiran di [[Hotel Ambarukmo Palace]] pada tahun 1964.<ref name=":0">{{Cite book|title=Almanak Seni rupa Indonesia|last=M.Dahlan|first=Mudidin|publisher=Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia|year=2012|isbn=|location=Yogyakarta|pages=518|url-status=live}}</ref>
== Referensi ==
Atas bantuan kepala sekolahnya di STM, Soehadji melanjutkan sekolahnya ke Akademik Seni Rupa Indonesia Yogyakarta. Di Yogyakarta, ia berkenalan dengan Soesilo,yang bekerja sebagai pengusaha mebel yang sering memberikan pekerjaan mengukir. Semenjak ia berkenalan dengan Soesilo, ia lebih mengenal dan lebih luas pengetahuannya tentang seni ukir kriya sekaligus. Dengan mengikuti arahan atau pengalaman yang diajarkan oleh Soesilo, ia bisa menambah biaya kuliahnya.berkat kegigihannya dalam menekuni seni kriya ini. Ia menabalkan namanya hingga salah satu dosen ASRI, yaitu Tukiyo Hs, untuk mengajaknya menggarap hiasan ukiran di Hotel Ambarukmo Palace 1964.<ref name=":0" />
{{reflist}}
{{Authority control}}
Menurutnya, seni kriya ini adalah sebuah bagian dari tradisi dan budaya yang harus tetap dijaga kelestariannya. Tambahan pula, ia pun menyatakan bahwa sumber kekayaan budaya ini harus mendorong untuk berkreasi sesuai dengan tuntutan modern.Soehadji dalam menciptakan karya-karya selalu mengandung pesan dan amanah.<ref name=":0" />