Kawasan Studi Purba: Perbedaan antara revisi

'''Kawasan Studi Purba''' adalah area yang dianggap memiliki nilai-nilai penting dalam penelitian kebudayaan purba di Indonesia. Pada 9 Desember 2008, dalam ''Seminar Pengelolaan Cagar Budaya'' di [[Blora]], [[Jawa Tengah]], Pusat Penelitian dan Pengembangan Arkeologi Nasional menetapkan [[Kabupaten Blora]] sebagai Kawasan Studi Purba.<ref name="Kompas9Desember2008">{{cite webCite news|url=http://tekno.kompas.com/read/2008/12/09/15420888/blora.menjadi.kawasan.studi.purba |title=Blora Menjadi Kawasan Studi Purba |publisher=''Kompas Cyber Media'' |date=2008-12-9 |accessdate=2017-10-13|work=[[Kompas.com]] }}</ref> Alasannya, telah banyak ditemukan fosil dan peninggalan manusia purba di bekas endapan Sungai [[Bengawan Solo]], terutama di wilayah Blora. Beberapa di antaranya adalah fosil ''[[Homo soloensis]]'' di Ngandong (Kecamatan Kradenan, Blora), gajah purba, kerbau purba, sisa-sia Candi Bata di Desa Kamolan pada [[1997]] dan pelataran berundak di Desa Sentono Kecamatan Kradenan pada [[2008]], sampai berkembangnya [[Kebudayaan Ngandong]].

Blora sendiri telah menjadi salah satu pusat penelitian [[arkeologi]] sejak era 1970-an. Meskipun saat itu, penelitian-penelitian masih dilakukan secara parsial dan belum terintegrasi.<ref name="KabarBlora15Desember2016">{{cite web |url=http://www.kabarblora.com/fakta-unik-kota-blora-menjadi-incarana-para-arkeolog/ |title=Fakta Unik, Kota Blora Menjadi Incarana Para Arkeolog |publisher=''Kabar Blora'' |date=2016-12-15 |accessdate=2017-10-13 |archive-date=2017-09-20 |archive-url=https://web.archive.org/web/20170920225738/http://www.kabarblora.com/fakta-unik-kota-blora-menjadi-incarana-para-arkeolog/ |dead-url=yes }}</ref> Dengan ditetapkannya Kawasan Studi Purba, semua hasil penelitian arkeologis di kawasan ini akan diarsipkan lebih rapi. Di samping itu, akan lebih mudah menilai situs-situs atau potensi [[sumber daya]] arkeologi yang mendesak atau kurang mendesak untuk ditangani.