Saya Indonesia, Saya Pancasila: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.8 |
k Perbarui referensi situs berita Indonesia |
||
Baris 10:
{{Quote box
|quote = Pekan Pancasila tahun ini akan diselenggarakan dari 29 Mei-4 Juni 2017 dengan tema "Saya Indonesia, Saya Pancasila”. Peringatan Hari Lahir Pancasila pada tanggal 1 Juni 2017 dipusatkan di halaman Gedung Pancasila Kementerian Luar Negeri, Jl. Pejambon, Jakarta Pusat. Pekan Pancasila kita gelar untuk menguatkan dan memperkenalkan ulang dasar-dasar Pancasila dan untuk menarik minat para generasi muda terhadap Pancasila, sehingga diharapkan seluruh komponen bangsa Indonesia dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Ayo sebarkan logo ini untuk mengingatkan bangsa ini memiliki perekat kebhinekaan: Pancasila. Kita gunakan tagar #PekanPancasila #SayaPancasila #PancasilaReborn #KenalPancasila #PancasilaPunyaKita #PancasilaSatu #Pancasila2017
|source = – Joko Widodo ({{tooltip|@Jokowi|Joko Widodo melalui akun Instagram-nya}}), 26 Mei 2017.<ref name="kompas2">{{
|width = 30%
|align = right
Baris 16:
{{Quote box
|quote = Pancasila itu jiwa dan raga kita. Ada di aliran darah dan detak jantung kita, perekat keutuhan bangsa dan negara. Saya Jokowi, Saya Indonesia, Saya Pancasila. Kalau kamu?
|source = – Joko Widodo ({{tooltip|@Jokowi|Joko Widodo melalui akun Instagram-nya}}), 29 Mei 2017.<ref name="kompas1">{{
|width = 30%
|align = right
}}
Pada 1 Juni 2016, [[Joko Widodo]] menetapkan 1 Juni adalah Hari Lahir Pancasila<ref>{{
Pada 26 Mei 2017, Joko Widodo mengadakan Pekan Pancasila 2017 yang dirayakan dalam rangka Hari Pancasila untuk pertama kalinya. Tema yang dipilih yaitu "Saya Indonesia, Saya Pancasila". Pekan Pancasila 2017 berlangsung dari 29 Mei hingga 4 Juni. Pekan Pancasila 2017 dipusatkan di Gedung Pancasila [[Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia|Kementerian Luar Negeri]]. Tujuan Pekan Pancasila 2017 adalah menguatkan dan memperkenalkan ulang dasar-dasar Pancasila dan untuk menarik minat para generasi muda terhadap Pancasila, sehingga diharapkan seluruh komponen bangsa Indonesia dapat menerapkan nilai-nilai Pancasila ke dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.<ref>{{
Pada 29 Mei 2017, tepat pada hari pertama Pekan Pancasila 2017, Joko Widodo mengunggah sebuah video berdurasi 34 detik{{efn|group=note|Berita lain menyebut 33 detik.<ref name="kompas1"/>}} yang menandai Pekan Pancasila 2017 resmi dimulai.<ref name="kumparan"/><ref name="bbc">{{cite news|last1=Franciska|first1=Christine|last2=Affan|first2=Heyder|url=http://www.bbc.com/indonesia/trensosial-40091809|archiveurl=https://web.archive.org/web/20170713074900/http://www.bbc.com/indonesia/trensosial-40091809|title='Saya Pancasila': Melawan ancaman ideologi bangsa|publisher=BBC Indonesia|date=30 Mei 2017|archivedate=13 Juli 2017|accessdate=27 Januari 2018}}</ref> Video ini segera menjadi viral di dunia maya.<ref>{{
== Dampak ==
[[Berkas:Pratikno Official.jpg|jmpl|ka|200px|Pratikno memperkenalkan slogan "Saya Indonesia, Saya Pancasila" kepada mahasiswa baru UGM pada 7 Agustus 2017.]]
Slogan "Saya Indonesia, Saya Pancasila" menjadi terkenal karena dipasang bersamaan dengan foto profil di banyak ragam media sosial. Banyak warganet, termasuk seniman dan pebulutangkis, mengunggah foto profil mereka bersama slogan "Saya Indonesia, Saya Pancasila".<ref name="detik1">{{
Sejumlah tokoh yang terdiri dari [[Hermann Josis Mokalu]], [[Djoni Permato]], [[Tika Panggabean]], [[Astrid Tiar]], [[Nafa Urbach]], Rejoz ([[The Groove]]), [[Guntur Simbolon]], [[Lukman Sardi]], [[Wulan Guritno]], [[Nia Dinata]] [[Andini Effendi]], [[Hilbram Dunar]], [[Grace Natalie]], [[Bayu Oktara]], [[Charles Bonar Sirait]], [[Ammho]], dan [[Pandji Pragiwaksono]] berkolaborasi membuat video kompilasi berjudul "Saya Indonesia, Saya Pancasila" yang terilhami dari video unggahan Joko Widodo lewat akun Instagram-nya. Video tersebut berdurasi dua menit, dengan rincian 24 detik pertama berisi suara Joko yang berasal dari video unggahan Joko sendiri, lalu diikuti dengan semua tokoh yang tampil bergantian, mengucapkan slogan "Saya Indonesia, Saya Pancasila", dengan latar suara yaitu lagu kebangsaan "[[Indonesia Raya]]". Video kompilasi ini bermula dari pembicaraan di grup jejaring media sosial. Setiap orang membuat rekaman sendiri, yang kemudian dipadukan menjadi satu video. Video kompilasi ini diunggah oleh Hermann pada 31 Mei 2017 lewat akun Twitter-nya.<ref>{{
[[Saykoji]] mengunggah video lagu rap bertema "Saya Indonesia, Saya Pancasila" di Instagram pada 1 Juni 2017.<ref>{{cite news|last=Nurohmah|first=Aprilia|url=https://www.brilio.net/musik/persembahan-saykoji-di-hari-lahir-pancasila-ini-banjir-pujian-netizen-170601x.html|archiveurl=https://web.archive.org/web/20180124195613/https://www.brilio.net/musik/persembahan-saykoji-di-hari-lahir-pancasila-ini-banjir-pujian-netizen-170601x.html|title=Persembahan Saykoji pada hari Lahir Pancasila ini banjir pujian netizen|publisher=Brilio|date=1 Juni 2017|archivedate=24 Januari 2018|accessdate=24 Januari 2018}}</ref> Video ini telah ditonton sebanyak 27.678 kali dalam jangka waktu hanya 8 jam sejak pengunggahannya.<ref>{{
Ketua [[Wahdah Islamiyah]] [[Zaitun Rasmin]] menggunakan slogan "Saya Indonesia, Saya Bela Al-Aqsa"—yang terilhami dari slogan "Saya Indonesia, Saya Pancasila"—dalam pembukaan orasi aksi solidaritas bela Al Aqsa di Lapangan Masjid Al-Azhar Jakarta. Al Aqsa dalam keadaan memprihatinkan.<ref>{{cite news|last1=Pratiwi|first1=Fuji|last2=Yulianto|first2=Agus {{tooltip|(red.)|redaktur}}|url=http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/palestina-israel/17/07/22/oth9z6396-saya-indonesia-saya-bela-al-aqsa|archiveurl=https://web.archive.org/web/20171002014142/http://internasional.republika.co.id/berita/internasional/palestina-israel/17/07/22/oth9z6396-saya-indonesia-saya-bela-al-aqsa|title=Saya Indonesia, Saya Bela Al Aqsha|publisher=Republika|date=22 Juli 2017|archivedate=2 Oktober 2017|accessdate=10 Maret 2018}}</ref>
Baris 40:
== Tanggapan ==
[[Berkas:Mahyudin Official Portrait.jpg|200px|ka|jmpl|Mahyudin mengaku gembira mengetahui fenomena "Saya Indonesia, Saya Pancasila" dan menyebut masyarakat Indonesia masih mengingat Pancasila di tengah isu perpecahan sebagai dampak dari Pilgub Jakarta 2017.]]
Satu di antara Wakil [[Majelis Permusyawaratan Rakyat Republik Indonesia|Majelis Permusyawaratan Rakyat]] [[Mahyudin]] mengaku gembira ketika slogan "Saya Indonesia, Saya Pancasila" menjadi viral. Menurut Mahyudin, itu menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia masih mengingat Pancasila di tengah isu perpecahan sebagai dampak dari [[Pemilihan umum Gubernur DKI Jakarta 2017|Pilgub Jakarta 2017]]. Mahyudin menegaskan bahwa isu perpecahan tidak memengaruhi masyarakat Indonesia. Mahyudin juga menegaskan bahwa pada dasarnya masyarakat Indonesia adalah Pancasilais. Namun, bergantung pada bagaimana masyarakat melaksanakan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari.<ref>{{
Pengamat politik [[Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia]] Syamsuddin Haris menilai upaya yang dilakukan pemerintah untuk mengingatkan kembali semangat Pancasila adalah hal penting yang dilakukan karena Pancasila memang terancam sebagai ideologi nasional bangsa oleh kelompok-kelompok yang menamakan diri 'Bela Agama' atau 'Bela Islam' yang menganggap Pancasila itu tidak penting dan malah mungkin digantikan dengan ideologi yang lain. Namun, tentu butuh upaya lain yang dilakukan pemerintah untuk mengatasi ancaman, tetapi tidak mudah.<ref name="bbc"/>
Baris 46:
Direktur Eksekutif Maarif Institute, Muhammad Abdullah Darraz, menyebutkan bahwa viralnya video yang diunggah Joko Widodo menjadi salah satu contoh dari cerminan keteladanan dalam ber-Pancasila, menjadikan Pancasila tak sekadar menjadi dasar negara, namun sesuatu yang lebih luas, yakni pandangan hidup. Direktur Eksekutif Setara Institute Ismail Hasani menyebutkan, hal yang disampaikan Joko tersebut merupakan keteladanan. Keteladanan merupakan hal yang masih belum tercipta dalam cara hidup ber-Pancasila. Negara, kata Ismail, sering kali juga masih bingung dalam mendorong kehidupan ber-Pancasila tersebut. Ismail mencontohkan, kehidupan ber-Pancasila yang sangat sederhana adalah membuang sampah pada tempatnya. Namun, hal itu pun masih gagal dijalankan pemerintah. Ismail juga menuturkan, kerap kali anggaran dikembalikan ke kas negara karena pemerintah pun tak tahu bagaimana membangun karakter bangsa dan mendorong kehidupan ber-Pancasila tersebut. Karenanya, tantangan ke depan adalah mencari pola pendidikan Pancasila yang riang gembira bagi warga negara, sehingga Pancasila tumbuh berkembang dalam imajinasi kebudayaan anak bangsa. Tanpa itu, Pancasila hanya akan menjadi jargon.<ref name="kompas3"/>
Jodhi Yuwono dari ''[[Kompas]]'' menyebutkan bahwa viralnya slogan "Saya Indonesia, Saya Pancasila" menandakan bahwa bangsa Indonesia merupakan bangsa yang sastrawi, yang gemar bersahut-sahutan dalam pernyataan, misalnya berbalas [[pantun]].<ref>{{
== Kritik ==
Baris 57:
Dosen Filsafat [[Universitas Gadjah Mada]] Iva Ariani menyatakan penggunaan ungkapan 'Saya Pancasila' kurang tepat dari sisi bahasa maupun pemaknaan. Kata 'Pancasila' seharusnya dibubuhi tambahan -is yang berarti penganut ideologi atau pandangan Pancasila. Menurut Iva, penggunaan ungkapan ini menjadi perdebatan di antara dosen Filsafat di universitas tersebut. Sedangkan menyangkut ungkapan 'Saya Indonesia', lanjut Iva, memang agak berbeda dengan ungkapan 'Saya Pancasila'. 'Saya Indonesia' menyiratkan kebangsaan, seperti halnya penyebutan ''American'', yang artinya 'orang Amerika'. Ini berarti, 'Saya Indonesia' tidak perlu dipermasalahkan, tetapi ‘Saya Pancasila’ menjadi sedikit rancu. Bagi Iva, persoalan apakah seseorang sudah Pancasilais atau belum, justru datang dari pandangan pihak ketiga atau orang lain. Jadi, pilihan kata yang tepat adalah ‘Saya ber-Pancasila’.<ref name="beritasatu"/>
Seperti halnya ketiga tokoh di atas, Ketua Umum Depinas Sentral Organisasi Karyawan Swadiri Indonesia sekaligus mantan ketua [[Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia|Dewan Perwakilan Rakyat]] [[Ade Komarudin]] juga menganggap keliru slogan "Saya Indonesia, Saya Pancasila". Menurutnya, kalimat yang tepat adalah "Saya Indonesia, Saya Pancasilais". Pendapat Ade berasal dari penjelasan beberapa pemimpin redaksi media massa nasional.<ref name="merdeka1">{{
Gubernur DKI Jakarta terpilih [[Anies Baswedan]],<ref name="kumparan">{{cite news|last=Harni|first=Diah|url=https://kumparan.com/@kumparannews/anies-kritik-kalimat-saya-indonesia-saya-pancasila|title=Anies Kritik Kalimat 'Saya Indonesia Saya Pancasila'|archiveurl=https://web.archive.org/web/20180117131508/https://kumparan.com/@kumparannews/anies-kritik-kalimat-saya-indonesia-saya-pancasila|publisher=Kumparan|date=3 Juni 2017|archivedate=17 Januari 2018|accessdate=17 Januari 2018}}</ref> Komisioner [[Komisi Nasional Hak Asasi Manusia]] [[Hafidz Abbas]],<ref name="cnn">{{
Kepala [[Badan Ekonomi Kreatif]] [[Triawan Munaf]] menampik kritik terkait slogan "Saya Indonesia, Saya Pancasila" yang dianggap keliru oleh sebagian pihak. Triawan mengatakan penggunaan idiom tersebut merupakan bagian dari memperkenalkan Pancasila kepada kaum muda. Triawan juga menanggapi adanya sejumlah pihak yang menganggap penggunaan slogan tersebut tidak tepat secara bahasa. Triawan menilai mereka yang mengkritik tidak memahami dunia kaum muda saat ini. Triawan justru mengatakan slogan tersebut banyak diterima masyarakat dan menjadi viral di media sosial.<ref name="Liputan 6">{{
=== Kekhawatiran akan kediktatoran ===
Dewan Pakar [[Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia]], Anton Tabah Digdoyo, menyebutkan bahwa pemimpin yang berkata "Saya Indonesia, Saya Pancasila" akan mudah jadi diktator dan merasa diri selalu benar. Anton menyamakan hal ini dengan ucapan [[Louis XIV dari Prancis]], "''[[L'État c'est moi]]''" ("Negara adalah saya"). Anton menambahkan dengan mengatakan "Saya Indonesia, Saya Pancasila" berarti perbuatan yang belum tentu sesuai dengan Pancasila dianggap Pancasilais.<ref>{{cite news|last=Siregar|first=Zulhidayat|url=http://politik.rmol.co/read/2017/06/12/295228/Kampanye-Saya-Pancasila,-Jokowi-Bisa-Bisa-Jadi-Diktator-|archiveurl=https://web.archive.org/web/20180125022229/http://politik.rmol.co/read/2017/06/12/295228/Kampanye-Saya-Pancasila,-Jokowi-Bisa-Bisa-Jadi-Diktator-|title=Kampanye Saya Pancasila, Jokowi Bisa-Bisa Jadi Diktator|publisher=Rakyat Merdeka Online|date=12 Juni 2017|archivedate=25 Januari 2018|accessdate=24 Januari 2018}}</ref> Namun, Joko Widodo membantah segala tuduhan bahwa dirinya diktator.<ref>{{
=== Serangan terhadap kelompok tertentu ===
Baris 70:
=== Sindiran ===
Pemusik [[Ahmad Dhani]] lewat akun [[Twitter]]-nya menyindir warganet yang mengunggah foto profil mereka bersama slogan "Saya Indonesia, Saya Pancasila" adalah orang-orang yang baru mendalami makna Pancasila.<ref>{{
== Catatan kaki ==
|