Petis: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Kembangraps (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbarui referensi situs berita Indonesia
 
(40 revisi perantara oleh 31 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Petis.JPG|jmpl|250px|Petis udang]]
'''Petis''' adalah komponen dalam masakan Indonesia yang dibuat dari produk sampingan pengolahan makanan berkuah (biasanya dari [[pindang]], [[kupang (makanan)|kupang]] atau [[udang]]) yang dipanasi hingga cairan kuah menjadi kental seperti [[saus]] yang lebih padat. Dalam pengolahan selanjutnya, petis ditambah karamel gula batok. Ini menyebabkan warnanya menjadi coklat pekat dan rasanya manis.
[[Berkas:Sambal petis untuk ikan bolu di Parepare.JPG|jmpl|200px|Sambal petis]]
'''Petis''' adalah komponen dalam [[masakan Indonesia]] yang dibuat dari produk sampingan [[pengolahan makanan]] berkuah (biasanya dari [[pindang]] [[ikan]], [[kupang (makanan)|kupang]], atau [[udang]]) yang dipanasidipanaskan hingga cairan kuah menjadi kental seperti [[saus]] yang lebih padatpekat. Dalam pengolahan selanjutnya, petis ditambah [[karamel]] [[gula merah|gula batok]]. Ini menyebabkan warnanya menjadi coklatcokelat pekatcenderung hitam dan rasanya manis. Petis biasanya digunakan sebagai bahan penyedap makanan.
 
[[Thomas Stamford Raffles|Raffles]], Gubernur-Letnan yang berkuasa di [[Jawa]] pada masa penjajahan [[Inggris]] (1811-1816), menulis bahwa petis biasa diolah orang Jawa dari cairan sisa pengolahan udang; dan di wilayah pedalaman, dari pengolahan daging [[kerbau]].<ref>{{aut|[[Thomas Stamford Raffles|Raffles, T.S.]]}} 1817. ''The History of Java''. [https://books.google.co.id/books?id=9OldAAAAcAAJ&pg=PA99#v=onepage&q&f=false v. '''I''': 99]. London:Black, Parbury & Allen.</ref> Petis udang dikenal sebagai bumbu masakan khas dari [[Sidoarjo]], walaupun industrinya terdapat di mana-mana di [[Jawa Timur]]. Termasuk pula di Desa [[Gumeng, Bungah, Gresik|Gumeng]], Kecamatan [[Bungah, Gresik|Bungah]], [[Gresik]].<ref name=kompas/>
Petis biasa dipakai sebagai [[penyedap]] (''seasoning'') pada beberapa makanan seperti [[rujak]] (cingur, tahu, gobet, manis), [[kupang lontong]] (Sidoarjo), [[semanggi]] (Suroboyo/Surabaya), [[lontong balap]] (Wonokromo), [[tahu campur]] (Lamongan), [[tahu tek]] (Lamongan), atau [[campor]] (Madura).
 
Dari Jawa Timur dikenal pula petis madura, yang memiliki keunikan dan ciri khas tersendiri karena rasanya yang cenderung asin, mempunyai tampilan yang cenderung cerah dan warnanya lebih merah kecoklatan. Petis madura yang populer adalah petis ikan [[tuna]] dan petis ''lorjuk'' atau [[kerang bambu]], yakni sejenis kerang pipih panjang dari marga ''Ensis'' dan ''Solen''. Petis madura banyak dihasilkan, untuk menyebut beberapa, dari Kecamatan [[Galis, Pamekasan|Galis]] (misalnya Desa [[Konang, Galis, Pamekasan|Konang]]) dan Kec. [[Pasean, Pamekasan|Pasean]], [[Pamekasan]], dan juga dari [[Sampang]].<ref name=kompas>Kompas: [http://travel.kompas.com/read/2013/10/03/0908487/Kisah.Ting-ting.Terbang.ke.Jeddah ''Kisah "Ting-ting" Terbang ke Jeddah'']. Artikel Kompas.com - 03/10/2013, 09:08 WIB, diakses 16/I/2018</ref>
 
Selain itu, di ([[Boyolali]]), [[Jawa Tengah]], [[Indonesia]], yang diketahui merupakan wilayah penghasil produk berbahan baku [[sapi]] seperti [[susu]] segar, [[dendeng]], [[abon]], kulit dan [[rambak]] ([[Rambak petis|kerupuk yang dibuat dari kulit sapi]]), dikenal juga petis sapi, yaitu petis yang terbuat dari hasil sampingan dalam proses pembuatan dendeng dan abon sapi. Aroma 'amis' petis yang dihasilkan tentu berbeda antara petis udang, petis kupang, dengan petis sapi.
 
Di pantai utara [[Jawa Tengah]], khususnya di [[Kendal]] dan [[Semarang]], terdapat petis banyar yang terbuat dari ikan banyar ([[Kembung lelaki]]). Salah satu masakan yang dibuat menggunakan petis banyar yaitu petis bumbon.<ref>{{Cite news|title=Gurihnya petis bumbon khas semarang makin mantap disantap bareng lontong |url=https://www.detik.com/jateng/kuliner/d-6018946/gurihnya-petis-bumbon-khas-semarang-makin-mantap-disantap-bareng-lontong |work=[[Detik.com|detikcom]] |access-date=27 Juni 2022|first=Angling Adhitya |last=Purbaya }}</ref>
 
Berbeda dengan [[terasi]] yang dikenal dan dikonsumsi oleh penduduk Asia Tenggara umumnya, petis tampaknya hanya dikenal di Indonesia dan juga [[Malaysia]]. Hampir semua negara di [[Asia tenggara]], seperti Indonesia, Malaysia, [[Singapura]], [[Thailand]], [[Vietnam]], [[Filipina]] mengenal terasi dengan aneka variasi bentuk sediaan, kering, basah atau setengah basah, dan nama. Namun aroma yang keluar dari terasi hasil olahan negara-negara tersebut sama.
 
Petis biasa dipakai sebagai [[penyedap rasa]] (''seasoning'') pada beberapa makanan seperti [[rujak]] jawa timuran ([[rujak cingur|cingur]], tahu,[[rujak gobet|gobet]], manis), [[kupang lontong]] ([[Sidoarjo]]), [[Semanggi (makanan)|semanggi]] (Suroboyo/[[Surabaya]]), [[lontong balap]] ([[Wonokromo]], Surabaya), [[tahu campur]] (Lamongan),dan [[tahu tek]] ([[Lamongan]]), atau [[campor]] ([[Pulau Madura|Madura]]). [[Tahu petis]] di [[Surabaya]] termasuk hidangan favorit.
 
== Bahan bacaan ==
{{reflist}}
 
{{Makanan laut}}
 
[[Kategori:Penyedap makanan]]
[[Kategori:Makanan laut]]