ShameOnYouJokowi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Perbarui referensi situs berita Indonesia |
|||
(11 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Correct title|#ShameOnYouJokowi}}
'''ShameOnYouJokowi''' (atau dieja #ShameOnYouJokowi) adalah tagar yang muncul di dunia maya—khususnya di situs jejaring sosial [[Twitter]]—pada bulan November 2014 tentang kritik masyarakat Indonesia menyusul dinaikkannya harga [[harga bahan bakar minyak di Indonesia|bahan bakar minyak]] (BBM) bersubsidi oleh presiden [[Joko Widodo]]. Tagar ini muncul kembali pada Januari 2015 sejak Budi Gunawan ditetapkan sebagai tersangka oleh Komisi Pemberantasan Korupsi. Tagar ini mengikuti pola dari tagar untuk presiden sebelumnya: [[ShameOnYouSBY|#ShameOnYouSBY]]
== Penangkapan Muhammad Arsyad ==
{{
Muhammad Arsyad Assegaf ditangkap penyidik [[Badan Reserse Kriminal Polri]] karena diduga menghina presiden Joko Widodo melalui akun [[Facebook]]. Ia dikenakan UU [[Undang-undang Pornografi|Pornografi]], Pencemaran Nama Baik, dan [[Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik|ITE]]. Penangkapan ini menjadi pembicaraan hangat di [[Twitter]]. Melalui jejaring sosial ini, tagar #ShameOnYouJokowi mewarnai lini masa pada 29 Oktober 2014.<ref>{{cite news|author=Citra Listya Rini {{tooltip|(red.)|redaktur}}|url=http://www.republika.co.id/berita/trendtek/internet/14/10/29/ne7apv-hashtag-shameonyoujokowi-ramaikan-twitter|title=Hashtag #ShameOnYouJokowi Ramaikan Twitter|publisher=Republika|date=29 Oktober 2014}}</ref> Meski ia telah meminta maaf kepada Joko Widodo, namun Polri memastikan tetap akan melanjutkan kasus ini<ref>{{cite news|author=Bayu Hermawan {{tooltip|(red.)|redaktur}}|url=http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/10/29/ne7cob-polisi-meski-sudah-minta-maaf-kasus-bullying-jokowi-tetap-dilanjutkan|title=Polisi: Meski Sudah Minta Maaf, Kasus 'Bullying' Jokowi Tetap Dilanjutkan|publisher=Republika|date=29 Oktober 2014}}</ref> karena kasus yang berjalan adalah pornografi yang bukan merupakan delik aduan, sehingga tidak terhenti dengan adanya pemaafan oleh korban.
Penangkapan ini mendapat tanggapan serius dari pengamat kepolisian [[Universitas Indonesia]], Bambang Widodo Umar. Ia mengungkapkan kepolisian ibarat hukum yang hidup peka terhadap pelanggaran hukum. Namun, menurut ia, kepolisian seharusnya bisa membaca konteks kasus ''bullying'' yang dilakukan Muhammad Arsyad ini secara luas. Lebih lanjut, menurut ia, kepolisian tidak harus bekerja secara hukum saklek.<ref>{{cite news|author=Joko Sadewo {{tooltip|(red.)|redaktur}}|url=http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/10/29/ne7f26-polisi-diminta-arif-tangani-kasus-ma-yang-membully-jokowi|title=Polisi Diminta Arif Tangani Kasus MA yang Mem-'Bully' Jokowi|publisher=Republika|date=29 Oktober 2014}}</ref>
Ketua Presidium [[Indonesia Corruption Watch]], Neta S. Pane menilai sikap [[Polri]] dalam penangkapan Muhammad Arsyad sangat aneh dan diskriminatif. Menurutnya, Polri hanya berani bersikap secara aktif dalam kasus yang melibatkan rakyat kecil yang tidak berpengaruh. Jika sikap seperti ini terus berlanjut, ia mengatakan akan memperburuk citra Polri di mata masyarakat. Elit-elit Polri akan mudah dituding publik bahwa mereka hanya bersikap mencari muka kepada ke Presiden Joko Widodo dan hanya membangun pencitraan belaka.<ref>{{cite news|author=Bayu Hermawan {{tooltip|(red.)|redaktur}}|url=http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/10/29/ne7hkp-kasus-bully-jokowi-ipw-polri-jangan-diskriminatif|title=Kasus Bully Jokowi, IPW: Polri Jangan Diskriminatif|publisher=Republika|date=29 Oktober 2014}}</ref>
Pada 1 November 2014, Mursyidah, ibu Arsyad, beserta suaminya, Syafruddin, menemui Presiden Joko Widodo dan [[Iriana Widodo]].<ref>[http://news.detik.com/read/2014/11/01/150059/2736294/10/orangtua-m-arsyad-temui-presiden-jokowi-di-istana ''Orangtua M Arsyad Temui Presiden Jokowi di Istana''.] diakses dari situs berita detik pada 5 Mei 2015</ref> Dalam pertemuan ini, Joko Widodo menyatakan secara langsung bahwa ia telah sepenuhnya memaafkan Arsyad dan menjamin penangguhan penahanan. Mursyidah juga menerima sejumlah uang sebagai modal usaha dari Iriana Widodo.<ref>[http://wartakota.tribunnews.com/2014/11/01/ibu-negaraberi-amplop-berisi-uang-kepada-ibunda-penghina-suaminya ''Ibu Negara Beri Amplop Berisi Uang kepada Ibunda Penghina Suaminya''.] diakses dari situs berita tribunnews pada 5 Mei 2015</ref>
== Kenaikan harga BBM ==
Presiden Joko Widodo didampingi Wakil Presiden [[Jusuf Kalla]] mengumumkan kenaikan harga BBM bersubsidi pada Senin malam, 17 November 2014. Harga premium naik dari Rp6.500 menjadi Rp8.500 per liter, sedangkan harga solar naik dari Rp5.500 menjadi Rp7.500 per liter.<ref>{{
Kemunculan tagar ini merupakan bentuk ekspresi kekecewaan pengguna [[media sosial]] pada kebijakan pemerintah yang dianggap tidak pro-rakyat. Tagar ShameonYouJokowi juga sempat menjadi ''trending tropic'' di Twitter.<ref name="istana">{{cite news|author=Halimatus Sa'diyah, Joko Sadewo {{tooltip|(red.)|redaktur}}|url=http://nasional.republika.co.id/berita/nasional/politik/14/11/18/nf88hr-istana-tanggapi-kemunculan-shame-on-you-jokowi|title=Istana Tanggapi Kemunculan 'Shame on You Jokowi'|publisher=Republika|date=18 November 2014}}</ref> Topik kenaikan harga BBM menjadi ''trending topic'' Indonesia di Twitter pada Selasa, 18 November 2014. Tagar SalamGigitJari dan ShameOnYouJokowi berada di urutan pertama dan kedua. Diikuti BBM naik SPBU dan Salam2Ribu.<ref name="salamgigitjari"/>
Baris 19 ⟶ 20:
== Pelantikan Budi Gunawan ==
Sejak calon tunggal [[Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia|Kapolri]] [[Budi Gunawan]] ditetapkan sebagai tersangka oleh [[Komisi Pemberantasan Korupsi]] pada 13 Januari 2015,<ref>{{
== Lihat pula ==
Baris 29 ⟶ 30:
{{Joko Widodo}}
[[Kategori:Fenomena
[[Kategori:Joko Widodo]]
[[Kategori:Twitter]]
|