Suku Sahu: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan aplikasi seluler Suntingan aplikasi Android
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbarui referensi situs berita Indonesia
 
(10 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox ethnic group|
|group = Suku Sahu
|image =
|image_caption =
|poptime = '''1512.000 jiwa'''.<ref name=SAHU>{{cite web|url=https://joshuaproject.net/people_groups/14642/ID|title=Sahu, Sau People in Indonesia|last=|first=|web=|publisher=www.joshuaproject.net|accessdate=8 April 2019}}</ref>
|popplace = [[Maluku Utara]] ([[Kabupaten Halmahera Barat]]){{br}}
|langs = [[Bahasa Sahu]] dan [[bahasa Indonesia]]
|rels = [[Kristen]] 65%, [[Islam]] 35%<ref name=SAHUSahu/>
|related = [[Suku Tobelo]], [[Suku Tidore]]
}}
 
'''Suku Sahu''' atau disebut juga suku Sau adalah suku asli [[Indonesia]] yang kebanyakan bermukim wilayah kota Jailolo, kecamatan Sahu dan kecamatan Sahu Timur, [[Kabupaten Halmahera Barat]], provinsi [[Maluku Utara]]. Konon menurut cerita warga Sahu, nama Sahu diberikan oleh [[Kesultanan Tidore]]. Nama itu diberikan karena pada saat itu beberapa orang menemui sang Sultan tepat diwaktu Sahur, sehingga Sultan memanggil mereka sebagai Orang Sahu.<ref name=SAHU1>{{cite web|url=https://www.m.kumparan.com/amp/@kumparantravel/berkenalan-dengan-suku-sahu-penduduk-asli-jailolo-di-halmahera-barat|title=Berkenalan Dengan Suku Sahu, Penduduk Asli Jailolo di Halmahera Barat|last=|first=|website=www.m.kumparan.com|accessdate=8 April 2019}}</ref>
'''Suku Sahu''' adalah suku asli pulau halmahera [[Indonesia]] yang kebanyakan bermukim wilayah kota Jailolo, kecamatan Sahu dan kecamatan Sahu Timur, [[Kabupaten Halmahera Barat]], provinsi [[Maluku Utara]]. Wilayah sahu awal nya bernama Ji'o japung malamo(daerah cekungan besar).
Suku Sahu memiliki struktur masyarakat yang terdiri
dari struktur masyarakat pada masa kesultanan dan pada masa kini. Struktur masyarakat pada masa
kesultanan Ternate yaitu: Walasae: Marga pimpinan; hanya dari rumpun Walasae yang menjadi pimpinan
dalam masyarakat suku Sahu. Kapita: Sebagai panglima perang. Walangatom: Marga prajurit. Jou/Olan
ma bala: Pegawai kesultanan; tugasnya mengumpulkan upeti. Jou guru / Gomater: Bertugas dalam
bidang keagamaan (pemimpin ritual). Khalifa: Pendamping Gomater; tugasnya mempersiapkan berbagai
perlengkapan dalam setiap upacara di bidang keagamaan. Ngoarepe: Masyarakat.
Sedangkan struktur masyarakat Suku Sahu saat ini yaitu: Fomanyira: Pemimpin Gam (desa) atau
pemimpin masyarakat. Gam Makale: Merupakan institusi masyarakat yang anggotanya terdiri dari
Walasae dan Walangatom; tugasnya adalah mengatur dan menegakkan hukum-hukum adat. Babamasohi:
Tua-tua kampung; Mereka mendampingi dan memberikan legitimasi kepada Gam Makale dalam
mengatur dan menegakkan hukum adat. Ngoarepe: Masyarakat.
Konon menurut cerita warga Sahu, nama Sahu diberikan oleh [[Kesultanan Ternate]]. Nama itu diberikan karena pada saat itu seorang utusan dari sahu sangaji, orang yang memimpin daerah sahu dlm bidang pemerintahan kesultanan saat itu/kepala camat untuk saat ini menemui sang Sultan tepat diwaktu Sahur,sultan pun berkata dalam bahasa ternate " hara kane si jou sahur, jadi kane suku ngana si golo ngana jiko sahu" sehingga Sultan memanggil mereka sebagai Orang Sahu.<ref name=SAHU1>{{Cite news|url=https://www.m.kumparan.com/amp/@kumparantravel/berkenalan-dengan-suku-sahu-penduduk-asli-jailolo-di-halmahera-barat|title=Berkenalan Dengan Suku Sahu, Penduduk Asli Jailolo di Halmahera Barat|last=|first=|work=[[Kumparan (situs web)|Kumparan]]|accessdate=8 April 2019}}{{Pranala mati|date=Mei 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>
 
== Kebudayaan ==
Baris 18 ⟶ 32:
 
=== Pemasangan Bumbungan Sasadu ===
Banyak budaya di Indonesia yang menjadikan Indonesia salah satu negara yang kaya akan keberagaman adat budaya yang tidak dimiliki negara lain. Salah satu diantaranya ialah '''Pemasangan Bumbungan Sasadu''' dalam suku Sahu. Kegiatan ini sesuatu yang sakral karena sangat jarang dilakukan sehingga dalam pelaksanaannya sangat dihargai oleh warga suku Sahu. Ini merupakan pemasangan bumbungan di atap rumah adat suku Sahu yakni di Sasadu, dalam [[bahasa Sahu]] disebut ''Sibere Wanat Sasadu''.<ref name=WANAT>{{citeCite webnews|url=https://lifestyle.okezone.com/amp/2018/05/02/406/1893462/sakralnya-prosesi-pemasangan-bumbungan-atap-rumah-adat-suku-sahu|title=Sakralnya Prosesi Pemasangan Bumbungan Atap Rumah Adat Suku Sahu|last=Aprilia|first=Annisa|websitework=www.lifestyle.okezone[[Okezone.com]]|accessdate=8 April 2019}}</ref> Bumbungan atap rumah atau Wanat Sasadu ini dibuat dari daun pohon [[sagu]], dilapisi pohon bambu lalu diikat menggunakan tali gumutu. Tali gumutu sebuah tali yang diolah dari serabut pohon enau.<ref name=WANAT/>
 
Sedangkan penyangga rumah Sasadu terbuat dari kayu Gofasa. Kayu ini cukup kuat dan tahan lama, dan diambil dari pedalaman pulau [[Halmahera]] sehingga untuk rumah Sasadu yang terlihat sangat sederhana namun harganya bisa mencapai Rp 150 juta. Rumah Sasadu tidak memiliki pintu dan jendela, tetapi atap dibangun tinggi sehingga ada sirkulasi udara di dalamnya.<ref name=SASADU1>{{citeCite webnews|url=https://m.cnnindonesia.com/gaya-hidup/20180501152206-269-294917/dansa-dan-makan-keseruan-dalam-peresmian-rumah-adat-jailolo|title=Dansa dan Makan, Keseruan Dalamdalam Peresmian Rumah Adat Jailolo|last=Mustafa|first=Ardita|websitework=www.m.ccnindonesia.com[[CNN Indonesia]]|accesadate=8 April 2019}}</ref>
 
Pada kesempatan langka, pada tahun 1 Mei 2018 lalu, dilakukan peresmian rumah adat Sasadu di desa Akelamo, [[Jailolo, Halmahera Barat|kecamatan Jailolo]], [[Kabupaten Halmahera Barat]] bertepatan diadakannya [[Festival Teluk Jailolo]] 2018. Peresmian ini memikat warga Sahu dan warga sekitar.<ref name=SASADU1/>
Baris 26 ⟶ 40:
Untuk memulai acara ini, salah seorang tokoh adat akan memimpin dalam doa, supaya acara dapat berjalan dengan baik.<ref name=WANAT/> Selanjutnya, bumbungan atap Sasadu siap untuk dinaikan dan di atas beberapa orang pria terpilih bersiap untuk menarik dan menaikkan bumbungan atau wanat tersebut.<ref name=WANAT/>
 
Petugas penarik wanat menggunakan tali dan menarik wanat dengan mengikuti rel buatan yang terdiri dari dua batang pohon bambu supaya wanat mudah ditarik. Selama Prosesi pengangkatan hingga terpasangnya wanat, akan diiringi oleh lantunan gong dan musik Tifa yang berlangsung sekitar 30 menit. Momen sakral acara ini ditandai dengan terpasangnya Wanat diatasdi atas Sasadu.<ref name=WANAT/>
 
== Kepercayaan ==
[[Kabupaten Halmahera Barat]] dikenal akan keberagamannya, termasuk didalamnya keberagaman akan keyakinan atau agama diantara suku Sahu. Mayoritas diantara mereka telah memeluk agama kristen[[Kristen protestan,Protestan]] sekitar 65% dan selebihnya memeluk agama sisanya[[Islam]] khatolik35%.<ref name=SAHU/> Meskipun demikian, tingkat keharmonisan antar pemeluk agama diantara suku Sahu dapat terjaga dengan baik.
 
== Makanan & Minuman Khas Sahu ==
Baris 45 ⟶ 59:
 
[[Kategori:Kabupaten Halmahera Barat]]
[[Kategori:Suku bangsa di Maluku Utara|Sahu]]
[[Kategori:Suku bangsa di Indonesia|Sahu]]