Candi Kedulan: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbarui referensi situs berita Indonesia
 
(1 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan)
Baris 31:
 
== Restorasi ==
Pada tahun 2003 di lokasi penggalian ditemukan dua [[prasasti]] yang ditulis dalam [[Aksara Kawi|aksara Jawa kuna]] dan [[Bahasa Jawa Kuno|bahasa Jawa kuna]], yang masing-masing kemudian dinamakan [[prasasti Pananggaran]] dan [[prasasti Sumundul]].<ref name=":0">{{Cite web|last=Bernadetta|first=|date=|title=Parahyangan i Tigaharyyan – Tlo Ron, Negeri Tiga Daun Hidup Lagi|url=https://kekunoan.com/parahyangan-i-tigaharyyan-tlo-ron-negeri-tiga-daun-hidup-lagi/|website=kekunoan.com|access-date=10 September 2020}}</ref> Keduanya bertanggal 15 Agustus 868. Isi tulisan keduanya mengenai pembebasan pajak tanah di "Desa Pananggaran" dan "Desa Parhyangan" untuk pembuatan [[bendungan]] dan [[irigasi]] serta pendirian bangunan suci bernama "Tigaharyyan" oleh penguasa [[Kerajaan Medang|Kerajaan Mataram Kuno]]. Pada tahun 2015 ditemukan kembali satu buah prasasti yang ditulis dengan aksara Jawa Kuno dan bahasa Jawa Kuno yang berangka tahun 900 Masehi. Prasasti yang bertanggal 30 Maret 900 ini kemudian dinamakan [[Prasasti Tiga Ron|prasasti Tlu Ron]] ("Tiga Daun").<ref name=":0" /> Isinya tentang perbaikan bendungan dan tanah perdikan bagi bangunan suci "Tiga Ron". Dari sini, dapat diduga bahwa nama bangunan ini pada masanya adalah ''Parhyanan i Tigaharyyan'' ("tempat suci di Tigadaun", menurut prasasti Pananggaran) atau ''Parahyanan Haji i Tlu Ron'' ("tempat suci kerajaan di Tigadaun", menurut prasasti Tlu Ron).<ref>{{Cite webnews|title=Misteri Prasasti ke-3 Candi Kedulan Akhirnya Terkuak|url=https://jogja.tribunnews.com/2018/03/06/misteri-prasasti-ke-3-candi-kedulan-akhirnya-terkuak|websitework=Tribun Jogja[[Tribunnews|Tribunnews.com]]|language=id-ID|access-date=2021-01-15|last=Sumargo|first=Setya Krisna}}</ref><ref>{{Cite web|last=Yogyakarta|first=Balai Pelestarian Cagar Budaya Provinsi D. I.|date=2019-03-08|title=Menguak Jati Diri Candi Kedulan yang Sebenarnya|url=https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbyogyakarta/menguak-jati-diri-candi-kedulan/|website=Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta|language=en-US|access-date=2021-01-15}}</ref>
 
Pemugaran candi utama diselesaikan tanggal 1 November 2019 dengan memakan anggaran sekitar 1,5 milyar rupiah dan ditandai dengan peletakan kemuncak candi oleh Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI [[Hilmar Farid]], Bupati Sleman [[Sri Purnomo]], dengan disaksikan oleh Kepala BPCB DIY, Ari Setyastuti.<ref>{{Cite news|last=Hapsari|first=Amelia|date=2 November 2018|title=Pemugaran Candi Induk Kedulan Selesai - Suara Merdeka|url=https://www.suaramerdeka.com/news/baca/141145/pemugaran-candi-induk-kedulan-selesai|work=[[Suara Merdeka|Suara Merdeka Online]]|access-date=10 September 2020|language=id}}</ref> Pemugaran candi perwara dilakukan pada tahun 2020.
 
== Arsitektur Candi ==
Arsitektur dari candi ini terlihat mirip seperti gaya Candi Sambisari. Candi yang mempunyai hiasan berupa relief mulut [[kala]] (raksasa) dengan taring bawah ini pertama kali ditemukan di tengah [[sawah]] pada tahun 1993 oleh para pencari pasir yang mengeduk pasir untuk bahan bangunan. Berkebalikan dengan candi Sambisari, candi utama menghadap ke timur (tangga masuk pada sisi timur), dengan tiga candi perwara (pengawal) di hadapannya. Di dalam bangunan candi terdapat [[yoni]] dan [[Lingga (arca)|lingga]] berukuran cukup besar yang masih utuh. Dinding sisi selatan, barat, dan utara berturut-turut memiliki relung yang ditempati arca Rsi [[Agastya]], Dewa [[Ganesa|Ganesha]], dan Batari [[Durga]].
 
Dalam kaitan dengan rencana pembuatan jalan bebas hambatan ([[Jalan Tol Yogyakarta–Solo|Jalan Tol Yogya-Solo]]), sempat muncul kekhawatiran bahwa trase (''jalur'') lebuh raya tersebut akan berdampak pada kompleks candi.<ref>{{Cite news|last=Gunadha|first=Reza|date=24 Agustus 2019|title=5 Situs Sejarah Terancam Tol Jogja - Solo, Salah Satunya Candi Kedulan|url=https://jogja.suara.com/read/2019/08/24/134524/5-situs-sejarah-terancam-tol-jogja-solo-salah-satunya-candi-kedulan?page=all|work=suarajogjaSuara.idcom|access-date=10 September 2020|language=id}}</ref>
 
{{wide image|2019 Kedulan panorama Pj DSC 6162min.jpg|800px|Panorama Candi Kedulan, diambil dari sudut barat laut (keadaan Februari 2019).}}