Naval Group: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Nafisathallah memindahkan halaman DCNS (perusahaan) ke Naval Group: judul lama sudah tidak relevan |
Tidak ada ringkasan suntingan |
||
(8 revisi perantara oleh pengguna yang sama tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Naval Group Logo.png|jmpl|Logo perusahaan Naval Group dari Prancis]]
'''Naval Group''' adalah grup perusahaan asal [[Prancis]] yang bergerak di [[industri]] [[pertahanan]], yang memiliki spesialisasi dalam pendesainan, pengembangan dan pembangunan [[pertahanan]] [[angkatan laut]]. Memiliki [[kantor pusat]] yang terletak di [[Kota]] [[Paris]].
== Sejarah ==
Grup perusahaan ini mempekerjakan lebih dari 18.000 orang di 18 [[negara]]. Naval Group, sebuah [[perusahaan swasta]] berbadan hukum di mana menurut [[data]] yang tercatat sejak tanggal 31 Desember 2021, bahwa negara Prancis memegang [[saham]] sebesar 62,25% pada perusahaan ini, dan sisanya dipegang oleh [[Thales]] sebesar 35% serta sejumlah kecil porsi 1,58% saham dipegang oleh [[karyawan]] dan mantan karyawan melalui [[reksa dana]] [[perusahaan]] yang dikelola sendiri. Naval Group adalah [[ahli waris]] [[galangan kapal]] [[Angkatan Laut Prancis|angkatan laut Prancis]] dan "Direction des Constructions et Armes Navales" (DCAN) yang kemudian menjadi DCN ("Direction des Constructions Navales") pada tahun 1991 dan DCNS sejak 2007, lalu dari DCNS menjadi Naval Group di [[tahun]] 2017.<ref>{{Cite web|last=navaltoday|date=2017-06-28|title=French DCNS changes name to Naval Group|url=https://www.navaltoday.com/2017/06/28/french-dcns-changes-name-to-naval-group/|website=Naval Today|language=en-US|access-date=2022-11-07}}</ref><ref>{{Cite web|title=DCNS changes its name to Naval Group|url=https://www.austandnzdefence.com/recent_news/view/dcns-changes-its-name-to-naval-group|website=www.austandnzdefence.com|access-date=2022-11-07}}</ref>
== Kontroversi ==
=== Australia ===
Naval Group terlibat kasus pembatalan [[kontrak]] dengan salah satu negara di [[kawasan]] [[Pasifik]] yaitu [[Australia]]. Yang mana kontrak senilai US$ 90 miliar dibatalkan secara sepihak oleh pemerintah Australia.<ref>{{Cite web|date=2021-09-29|title=Australia tore up French submarine contract ‘for convenience’ Naval Group says|url=https://www.theguardian.com/australia-news/2021/sep/29/australia-tore-up-french-submarine-contract-for-convenience-naval-group-says|website=the Guardian|language=en|access-date=2022-11-07}}</ref> Sebelumnya pemerintah Australia dengan pemerintah Prancis telah bersepakat akan kontrak pengadaan 12 kapal selam melalui kontraktor galangan kapal dalam negeri mereka yakni Naval Group pada tahun 2016.<ref>{{Cite web|last=Gady|first=Franz-Stefan|title=Australia, France Sign Deal to Build 12 Submarines|url=https://thediplomat.com/2016/12/australia-france-sign-deal-to-build-12-submarines/|website=thediplomat.com|language=en-US|access-date=2022-11-07}}</ref> Kontrak tersebut berisi perjanjian pendesainan dan pembangunan sebanyak 12 unit [[Kapal selam kelas Barracuda (Prancis)|kapal selam kelas barracuda]]. Latar belakang Australia membatalkan kontrak perjanjian pertahanan ini adalah karena disebabkan adanya perubahan haluan strategi pemerintah dalam membuat keputusan yang berhubungan dengan kepentingan nasional.<ref>{{Cite news|date=2021-10-31|title=French President accuses PM of lying about submarine contract|url=https://www.abc.net.au/news/2021-11-01/french-macron-accuses-morrison-of-lying-submarine-contract/100584196|newspaper=ABC News|language=en-AU|access-date=2022-11-07}}</ref> Intinya kapal selam konvensional yang bertenagakan diesel-elektrik sudah tidak mampu lagi mencukupi kebutuhan yang dimiliki angkatan laut Australia, terlebih lagi semenjak dibentuknya pakta pertahanan negara ini dengan dua negara di [[Samudra Atlantik]] yakni [[Amerika Serikat]] dan [[Britania Raya]], dimana pakta pertahanan tersebut dinamakan [[AUKUS]]. Maka dari itu, dengan terbentuknya AUKUS, maka pemerintah Australia lebih berminat pada kapal selam dengan teknologi yang bertenagakan [[nuklir]].
Tetapi perselisihan ini akhirnya dapat diselesaikan, dengan niat Australia untuk melakukan normalisasi hubungan dengan Prancis, melalui persetujuan pembayaran kompensasi atas pembatalan kontrak pembangunan kapal selam sebesar US$ 835 juta.<ref>{{Cite news|date=2022-06-11|title=Australia settles French submarine bill as total cost blows out to $3.4 billion|url=https://www.abc.net.au/news/2022-06-11/albanese-submarine-deal-with-france/101145042|newspaper=ABC News|language=en-AU|access-date=2022-11-07}}</ref>
== Referensi ==
|