Kuñjarakarna: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
kTidak ada ringkasan suntingan |
k Perbaikan untuk PW:CW (Fokus: Elemen gaya teks HTML <small> (small text) pada ref, sub, atau sup) |
||
(17 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Kunjarakarna LOr 2266.jpg|jmpl|240px|Naskah nipah Kuñjarakarna yang disimpan di Universitas Leiden sebagai naskah Orientalis 2266, halaman 1 verso.]]
== Ringkasan ==
Pada suatu hari
Maka ia diperbolehkan menjenguk [[neraka]], tempat [[batara]] [[Yama]]. Di sana ia mendapat [[kabar]] bahwa temannya Purnawijaya akan meninggal dalam waktu beberapa hari lagi dan disiksa di neraka.
Kunjarakarna menghadap [[Wairocana]] untuk meminta dispensasi. Akhirnya ia diperbolehkan memberi tahu Purnawijaya. Purnawijaya terkejut ketika diajak melihat neraka. Lalu ia kembali ke [[bumi]] dan berpamitan dengan [[istri]]nya.
Akhirnya ia mati tetapi hanya disiksa selama 10 [[hari]] dan bukannya ratusan tahun. Lalu ia diperbolehkan kembali. Cerita berakhir dengan bertapanya Kunjarakarna dan Purnawijaya di lereng gunung Mahameru.
Baris 11 ⟶ 13:
[[Amanat]] cerita: barangsiapa mendengarkan dan tahu akan [[hukum]] [[dharma]], maka ia akan diselamatkan.
== Contoh teks cerita ==
Lihat pula:▼
{| cellpadding=2 cellspacing=2 valign="top"
* [[Sastra Jawa Kuna]]▼
|- bgcolor=#cccccc
! Jawa Kuno<ref>Teks diambil dari Van der Molen (1983:148). Ejaan teks dialihaksarakan secara kritis.</ref> !! Terjemahan
* [[Kakawin Kunjarakarna]]▼
|- valign="top"
|align=left | tan asuwé ring awan,|| Maka tak lama mereka berada di jalan
|- valign="top"
|align=left| dhateng ta ya ring bumipata<l>a, hana ta ya srijati dumilah sadakala lonya sêndriya, sêndriya ngaranya, sôlih ing mata tumingal, hana ta babahan kapanggiha denira sang Kuñjarakarna, inĕbnya tambaga, lereganya salaka, tuwin ku<ñ>cinya mas, || Dan sampailah di dunia bawah. Maka adalah sebuah pohon jati yang senantiasa menyala. Tebal batangnya satu indera. Maksudnya hanya satu pemandangan mata. Lalu sang Kuñjarakarna melihat ada pintu, panelnya dari tembaga, lacinya dari perak, dan kuncinya dari emas.
|- valign="top"
|align=left| ta<m>bak lalénya w<e>si, ikang hawan sad<e>pa saroh lonya, || temboknya dari besi, jalannya selebar satu depa dan satu roh
|- valign="top"
|align=left| inurap rinata-rata ginomaya ring tahining le<m>bu kanya, || dibersihkan, diratakan dan dibersihkan dengan tinja sapi perawan betina
|- valign="top"
|align=left| tinaneman ta ya handong bang, kayu puring, kayu masedhang asinang, winoran asep dupa, mrabuk arum ambunika sinawuran kembang ura, pinujan kembang pupungon, || diberi tanaman ''andong'' merah, puring dan pohon-pohon yang sedang berbunga harum. Berbaurlah dengan asap dupa, harum semerbuk dan ditebar dengan bungan sebaran. Bunga-bunga yang sedang berkembang diberikan sebagai kehormatan
|- valign="top"
|align=left| ya ta matanyan maruhun-ruhunan ikang watek papa kabèh winalingnya || itulah sebab para orang berdosa berbondong-bondong semua. Salah pikiran mereka,
|- valign="top"
|align=left| dalan maring swarga ri hidhepnya || dikira jalan menuju ke sorga.
|}
== Catatan kaki ==
{{reflist}}
== Daftar pustaka ==
* {{jv}} {{nl}} J.H.C. Kern, 1901, ''Kuñjarakarna'', Amsterdam
* {{jv}} {{nl}} W. van der Molen, 1983, ''Javaanse tekstkritiek'', Leiden:KITLV. VKI 102
* [[Carita Purnawijaya]]
[[Kategori:Kuñjarakarna| ]]
[[Kategori:Buddhisme]]
|