Kerajaan Tembong Agung: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k Perubahan kosmetik tanda baca
Bot5958 (bicara | kontrib)
k Perbaikan untuk PW:CW (Fokus: Minor/komestika; 1, 48, 64) + genfixes
 
(3 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 4:
== Sejarah ==
[[Berkas:Makam Embah Ratu Wulung di Situs Kapunduhan (foto oleh Detik.com).jpg|jmpl|ka|200px|Situs Kapunduhan. Situs ini terletak di Kampung Cipeundeuy, Desa Sukaratu, Kecamatan Darmaraja, Kabupaten Sumedang. Abas Wibawa, Lelaki usia 62 tahun yang merupakan juru kuncen situs sudah sejak 1995 mengawal makam Embah Ratu Wulung tersebut]]
Seorang resi keturunan dari Galuh datang ke sebuah kawasan di pinggiran [[Ci Manuk|sungai Cimanuk]], [[Cipaku, Darmaraja, Sumedang|daerah Cipaku, Kecamatan Darmaraja, Sumedang]] sekarang. Kehadiran Resi yang bernama Prabu Guru Aji Putih ini, membawa perubahan-perubahan dalam tata kehidupan masyarakat setempat, yaitu telah ada dan dirintis oleh Prabu Agung Cakrabuana sejak abad ke delapan. Secara perlahan-lahan dusun-dusun sekitar pinggiran sungai Cimanuk diikat oleh struktur pemerintahan dan kemasyarakatan. hingga berdirilah Kerajaan Tembong Agung sebagai cikal bakal kerajaan Sumedang Larang di [[Leuwihideung, Darmaraja, Sumedang|Kampung Muhara, Desa Leuwihideung, Kecamatan Darmaraja]] sekarang.
 
Prabu Guru Aji Putih berputra Prabu Tajimalela. Menurut perbandingan generasi, dalam kropak 410, Prabu Tajimalela sezaman dengan tokoh Ragamulya (1340 - 1350) penguasa Kawali dan tokoh Suradewata, Ayah Batara Gunung bitung Majalengka. Prabu Tajimalela naik tahta menggantikan ayahnya pada ''mangsa poek taun saka''. Menurut cerita rakyat, kepemimpinan Prabu Tajimalela sangat menaruh perhatian pada bidang pertanian di sepanjang tepian sungai Cimanuk, peternakan dipusatkan di paniis Cieunteung dan pemeliharaan ikan di Pengerucuk (Situraja).
Baris 18:
Sebelum Prabu Siliwangi meninggalkan Padjajaran mengutus empat orang Kandagalante: Jayaperkosa, Sanghyang Hawu, Terong Peot, dan Nangganan untuk menyerahkan amanat kepada Prabu Geusan Ulun, yaitu pada dasarnya Kerajaan Sumedang Larang supaya menjadi penerus Kerajaan Padjajaran Mahkota dan atribut Kerajaan Padjajaran dibawa oleh Senapati Jayaperkosa dan diserahkan kepada Prabu Geusan Ulun yang merupakan legalitas kebesaran Kerajaan Sumedang Larang sebagai penerus Padjajaran.
 
Prabu Geusan Ulun yang dinobatkan pada 22 April 1578 adalah Raja Sumedang Larang terakhir, karena setelah itu Sumedang Larang berada di bawah naungan kerajaan Mataram. Pangeran Aria[[Rangga SuradiwangsaGempol I|Aria Suriadiwangsa]]<ref name="Keturunan Harisbaya">{{cite web|url=https://books.google.co.id/books?id=Muoj7z9IOI8C&pg=PA123&lpg=PA123&dq=Pangeran+Panjunan+/+Syekh+Maulana+Abdurahman+%28Sunan+Panjunan%29&source=bl&ots=BhliEIzcmH&sig=VsZIAVrgqw3etS4Nk-JtS2CDqNw&hl=id&sa=X&ei=L562VK66BYv9ugSojIGoCQ&redir_esc=y#v=onepage&q=Pangeran%20Panjunan%20%2F%20Syekh%20Maulana%20Abdurahman%20(Sunan%20Panjunan)&f=false|title=Arkeologi Islam Nusantara|authors=Uka Tjandrasasmita|publisher=Kepustakaan Populer Gramedia|year=2009|date=|accessdate=3 Agustus 2015}}</ref><ref>Hardjasaputra, A. Sobana. (Jumat, 21 Juni 2013). ''[http://sobhar.blogspot.com/2013/06/permasalahan-dalam-sejarah-sumedang.html Permasalahan Dalam Sejarah Sumedang - Tinjauan Akademis]'', Blog Prof. Dr. A. Sobana Hardjasaputra. Diakses 8 Agustus 2015.</ref><ref name="Keturunan Harisbaya" /><ref>Nama alias Pangeran Dipati Rangga Gempol I alias KusumahdinataKusumadinata IVIII. Bupati Wedana Mataram I untuk seluruh wilayahTatar Sunda kecuali Banten dan PasundanCirebon.</ref> sebagai penerus Geusan Ulun (putra dari Ratu Harisbaya dan Panembahan Ratu) <ref>Akhirnya Sultan Agung dari Mataram meminta kepada Panembahan Ratu untuk berdamai dan menceraikan Ratu Harisbaya yang aslinya dari Pajang-Demak dan dinikahkan oleh Sultan Agung dengan Panembahan Ratu. Panembahan Ratu bersedia dengan syarat Sumedang Larang menyerahkan wilayah sebelah barat Sungai Cilutung (sekarang Majalengka) untuk menjadi wilayah Cirebon. Karena peperangan itu pula ibu kota dipindahkan ke Gunung Rengganis, yang sekarang disebut Dayeuh Luhur.</ref> pada tahun 1620 berangkat ke Mataram, untuk menyerahkan Sumedang Larang berada dibawah naungan Mataram. Berdasarkan Piagam Sultan Agung Mataram, daerah yang termasuk wilayah Kerajaan Pajajaran yang diwariskan ke kepada Kerajaan Sumedang Larang disebut ''Prayangan.'' Dengan demikian sejak itulah Sumedang Larang terkenal dengan nama "Priangan" artinya berserah dengan hati yang suci. Kedudukan penguasa Sumedang Larang menjadi Bupati Wedana.
 
== Bacaan lanjut ==
Baris 75:
* [[Kerajaan Pajajaran]]
{{Col-2}}
* [[Kerajaan Tembong Agung]]
* [[Kerajaan Sumedang Larang]]
* [[Prabu Geusan Ulun]]
Baris 93:
* Uka Tjandrasasmita (2009). ''[https://books.google.co.id/books?id=Muoj7z9IOI8C&pg=PA123&lpg=PA123&dq=Pangeran+Panjunan+/+Syekh+Maulana+Abdurahman+%28Sunan+Panjunan%29&source=bl&ots=BhliEIzcmH&sig=VsZIAVrgqw3etS4Nk-JtS2CDqNw&hl=id&sa=X&ei=L562VK66BYv9ugSojIGoCQ&redir_esc=y#v=onepage&q=Pangeran%20Panjunan%20%2F%20Syekh%20Maulana%20Abdurahman%20%28Sunan%20Panjunan%29&f=false Arkeologi Islam Nusantara]'', Kepustakaan Populer Gramedia. Diakses 3 Agustus 2015.
* E. Rokajat Asura. (September 2011). ''[http://www.goodreads.com/review/show/898230370?book_show_action=true&page=1 Harisbaya bersuami 2 raja - Kemelut cinta di antara dua kerajaan Sumedang Larang dan Cirebon]''. Penerbit Edelweiss.
* [http://sosbud.kompasiana.com/2011/12/16/kisah-prabu-geusan-ulun-dan-nyi-mas-ratu-harisbaya-ii-419310.html Kisah Prabu Geusan Ulun dan Nyi Mas Ratu Harisbaya] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20150122081335/http://sosbud.kompasiana.com/2011/12/16/kisah-prabu-geusan-ulun-dan-nyi-mas-ratu-harisbaya-ii-419310.html |date=2015-01-22 }}
* [https://www.youtube.com/playlist?list=PLopB2UjzVWfA9pmqQJDqOSegDMzFn9MzY Kerajaan Sumedang Larang] oleh Kabarsumedang.
* Hardjasaputra, A. Sobana. (Jumat, 21 Juni 2013). ''[http://sobhar.blogspot.com/2013/06/permasalahan-dalam-sejarah-sumedang.html Permasalahan Dalam Sejarah Sumedang - Tinjauan Akademis]'', Situs Prof. Dr. [[A. Sobana Hardjasaputra]]. Diakses 8 Agustus 2015.
Baris 117:
[[Kategori:Kerajaan Sunda]]
[[Kategori:Kerajaan Sunda Galuh]]
[[Kategori:Kabupaten Sumedang]]
[[Kategori:Darmaraja, Sumedang]]