Citrānggada: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Relly Komaruzaman (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
M. Adiputra (bicara | kontrib)
kTidak ada ringkasan suntingan
 
(12 revisi perantara oleh 7 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
:{{arti lainabout|Jikaputra andaSantanu mencaridalam ''Mahabharata''|nama istri Arjuna, lihat [[|Citrānggadā]]}}
{{TMH Infobox|
| Nama = Citrānggada
| Image = Citranggada.jpg|200px
| Image-size = 180px
| Caption = Sosok Citrānggada versi wayang.
| Caption = Citrānggada sebagai tokoh [[pewayangan]] [[Jawa]].
| Devanagari = चित्राङद
[[mr:| Devanagari = चित्रांगद]]
| KitabTokoh = ''[[Mahabharata]]''
| Kitab = ''[[Mahabharata]]'' (''[[Adiparwa]]'')
| Ejaan_Sanskerta = Citrāṅgada
| Kasta = kesatria
| Asal = [[Hastinapura]], [[Kerajaan Kuru]]
| Golongan = [[Candrawangsa]]
| Gelar = Pangeran Kuru
| Asal = [[Hastinapura]], [[Kerajaan Kuru]]
| Profesi = Raja
| DinastiGelar = KuruRaja
| Profesi = Raja
| Dinasti = [[Dinasti Kuru|Kuru]]
| Tempat = [[Hastinapura]]
| OrangtuaAyah = [[Santanu]] dan
| Ibu = [[Satyawati]]
| Pasangan = —
}}
{{HastinaRaja}}
'''Citrānggada''' adalah putera sulung pasangan Raja [[Santanu]] dan [[Satyawati]] dalam [[wiracarita]] [[Mahabharata]]. Semenjak [[Bisma]] (kakak tirinya) mengucapkan sumpah bahwa ia tidak akan menikah dan meneruskan tahta [[Hastinapura]], Citrānggada menjadi raja menggantikan ayahnya dan pemerintahannya berhasil. Saat Citrānggada naik tahta, Hastinapura merasakan ketentraman, khususnya bagi [[Satyawati]], namun hanya sesaat.
'''Citrānggada''' {{Sanskerta|चित्रांगद|Citrāṅgada}} adalah putra sulung Raja [[Santanu]] dan Permaisuri [[Satyawati]] dalam [[wiracarita]] ''[[Mahabharata]]''. Ia memiliki kakak tiri bernama [[Dewabrata]] alias [[Bisma]], dan adik kandung bernama [[Wicitrawirya]]. Ia menjabat sebagai Raja [[Dinasti Kuru|Kuru]] setelah Santanu mangkat. Tokoh ini tidak banyak disebutkan dalam kitab ''Mahabharata''. Ia terutama diceritakan dalam buku pertama, ''[[Adiparwa]]'', bagian ''Sambhawaparwa'' yang mengandung riwayat para leluhur [[Pandawa]] dan [[Korawa]].<ref>{{citation| article=Citrangada| author=M.M.S. Shastri Chitrao| title=Bharatavarshiya Prachin Charitrakosha (Dictionary of Ancient Indian Biography) |lang=Hindi |place=Pune |year=1964 |p=213}}</ref>
 
== Kisah ==
Tanpa diduga, petaka muncul di [[Hastinapura]]. Surat tantangan diberikan oleh seorang raja [[gandarwa]] yang juga bernama Citrānggada. Ia marah karena merasa dua raja dengan nama yang sama tidak mungkin akan hidup bersama dalam satu zaman, maka ia berpikir bahwa salah satu di antaranya harus mati. Citrānggada putera Santanu menerima tantangan tersebut. Setelah itu, meletuslah pertempuran antara Citrānggada manusia dengan Citrānggada gandarwa di "medan Kuru" atau [[Kurukshetra]]. Setelah pertempuran besar terjadi selama tiga bulan, Citrānggada putera [[Santanu]] gugur dan kekuasaannya digantikan oleh adiknya, [[Wicitrawirya]].
 
Dalam ''[[Mahabharata]]'', karena [[Bisma]] mengucapkan sumpah bahwa ia tidak akan menikah dan meneruskan takhta [[Hastinapura]], maka Citrānggada menjadi raja menggantikan ayahnya dan pemerintahannya berhasil. Dalam kitab ''[[Adiparwa]]'' disebutkan bahwa Citrānggada adalah manusia yang perkasa, dan mampu menaklukkan para raja yang ada di dunia; bahkan para [[asura]] dan [[dewata]] sekalipun.<ref name="sacred-text">{{citation|url=http://www.sacred-texts.com/hin/m01/m01102.htm|title=Shambava Parva, Section CI| publisher=The Mahabharata, Book 1: Adi Parva| site=Sacred-Texts.com| accessdate=3 November 2017}}</ref>
Sebelum wafat, Citrānggada belum menikah sehingga tidak memiliki keturunan.
 
Saat Citrānggada naik takhta, Hastinapura merasakan ketentraman—khususnya bagi [[Satyawati]]—namun hanya sesaat. Tanpa diduga, petaka muncul di [[Hastinapura]]. Surat tantangan diberikan oleh seorang raja [[gandarwa]] yang juga bernama Citrānggada. Ia marah karena merasa dua raja dengan nama yang sama tidak mungkin akan hidup bersama dalam satu zaman, maka ia berpikir bahwa salah satu di antaranya harus mati. Citrānggada puteraputra Santanu menerima tantangan tersebut. Setelah itu, meletuslah pertempuran antara Citrānggada manusia dengan Citrānggada gandarwa di "medan Kuru" atau [[Kurukshetra]]. Setelah pertempuran besar terjadi selama tiga bulan, Citrānggada putera [[Santanu]] gugur dan kekuasaannya digantikan oleh adiknya, [[Wicitrawirya]].
 
Menurut ''Adiparwa'', pertempuran mereka berlangsung di tepi [[sungai Saraswati]]. Baik Citrānggada manusia maupun Citrānggada gandarwa sama-sama kuat dan sakti. Namun, Citrānggada gandarwa lebih mahir dalam tipu muslihat. Setelah pertempuran sengit berlangsung selama tiga tahun, Citrānggada putra [[Santanu]] akhirnya gugur.<ref name="sacred-text"/><ref>{{cite book|title=Myths and Legends from India - Great Women|last=Bhanu|first=Sharada|publisher=Macmillan India Limited|year=1997|location=Chennai|isbn=0-333-93076-2|page=6}}</ref>
 
Sebelum wafat, Citrānggada belum menikah sehingga tidak memiliki keturunan. Maka dari itu, takhta Hastinapura diteruskan oleh adiknya, [[Wicitrawirya]].<ref>{{citation| author=J.A.B. van Buitenen| title=Mahabharata |volume=1 |publisher=The University of Chicago Press |year=1973 |p=227}}</ref>
 
== Arti nama ==
 
Dalam [[bahasa Sanskerta]], kata ''Citrānggada'' secara [[harfiah]] berarti "dihiasi dengan gelang-gelang yang indah".
 
== Silsilah ==
{{Silsilah Pratipa}}
 
== Referensi ==
{{reflist}}
 
== Pranala luar ==
* {{en}} [http://www.mahabharataonline.com Mahabharata Online.com]
 
{{s-start box}}
{{succession box|
|before=[[Santanu]]|
|years=Raja [[HastinapuraDinasti Kuru]]|
|title=Raja [[Hastinapura]]
title=[[Dinasti Candra|Dinasti Candra,{{br}}keturunan Kuru]]|
|after=[[Wicitrawirya]]
}}
{{end box}}
 
 
{{Tokoh Mahabharata}}
Baris 41 ⟶ 58:
 
[[Kategori:Tokoh Mahabharata]]
[[Kategori:Raja dalam mitologi Hindu]]
 
[[en:Chitrāngada]]
[[fa:چیترانگادا]]
[[gu:ચિત્રાંગદ]]
[[ja:チトラーンガダ]]
[[ml:ചിത്രാംഗദൻ]]
[[mr:चित्रांगद]]
[[ru:Читрангада]]
[[su:Citrānggada]]
[[ta:சித்திராங்கதன்]]
[[te:చిత్రాంగదుడు]]
[[th:จิตรางคทะ]]