Rasulan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: seringkali → sering kali (bentuk baku) |
k →top: Typo fixing, replaced: ''' merupakan → ''' adalah |
||
(Satu revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Rasulan.jpg|jmpl|Warga mengambil hasil bumi yang dibagikan melalui gunungan dalam tradisi Rasulan.]]
'''Rasulan'''
Tradisi ini dapat ditemui di hampir seluruh desa di [[Gunungkidul]] bahkan beberapa desa juga menyelenggarakannya dalam level [[pedukuhan]]. Waktu pelaksanaannya tak selalu sama antar wilayah karena Rasulan diselenggarakan atas kesepakatan warga desa setelah mendapat rekomendasi waktu pelaksanaan dari tetua adat setempat,<ref name=":1">{{Cite web|url=https://www.krjogja.com/berita-lokal/diy/yogyakarta/rasulan-mempererat-hubungan-kepada-tuhan-dan-manusia/|title=Rasulan Mempererat Hubungan Kepada Tuhan dan Manusia|last=ivan|date=2016-08-04|website=KRJogja|language=id-ID|access-date=2020-04-09}}</ref> biasanya diselenggarakan setelah panen raya atau menjelang musim kemarau.<ref>{{Cite web|url=https://www.infogunungkidul.com/tiga-makna-tradisi-rasulan/|title=Tiga Makna Tradisi Rasulan|last=infogunungkidul|date=2017-07-13|website=infogunungkidul|language=id-ID|access-date=2020-04-09}}</ref>
Baris 14:
== Nilai ==
Rasulan bagi masyarakat [[Kabupaten Gunungkidul]] tak ubahnya seperti lebaran ketiga setelah [[Idulfitri]] dan [[Iduladha]]. Selain sarana syukur dan permohonan pertolongan kepada Tuhan Yang Maha Esa, Rasulan juga sering kali menjadi alasan utama untuk kerabat/sanak keluarga yang merantau atau berdomisili di luar daerah untuk berbondong-bondong kembali ke kampung halamannya, hal ini dinilai sebagai usaha mempererat hubungan kekeluargaan dan mengingatkan kembali akar budaya tanah kelahiran mereka.<ref name=":2">{{Cite
Di beberapa daerah juga masih melestarikan tradisi ''mujud'' dalam kegiatan Rasulan ini. Tradisi ''mujud'' adalah ketika saudara dari daerah lain datang berkunjung ke rumah dengan membawa beras dan ''ubarampe'' lainnya atau memberikan selipan amplop berisi uang tunai kepada tuan rumah, kemudian tuan rumah akan memberi nasi dan lauk pauk atau yang biasa disebut ''berkat.'' Tradisi ini akan bergantian dilakukan ketika wilayah kerabat yang ''mujud'' melaksanakan Rasulan.<ref name=":2" />
|