Pembicaraan:Aksara Jawa: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ariyanto (bicara | kontrib)
k clean up, replaced: disini → di sini, disana → di sana, di tulis → ditulis, yg → yang
 
(26 revisi perantara oleh 10 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Article history
| action1 = GAN
| action1date = 14 June 2020
| action1link = Wikipedia:Artikel bagus/Usulan/Aksara Jawa
| action1result = listed
| action1oldid = 19627664
 
| action2 = FAC
| action2date = 21 July 2020
| action2link = Wikipedia:Artikel pilihan/Usulan/Aksara Jawa
| action2result = failed
| action2oldid = 17074546
 
| currentstatus = GA
| itndate =
| dykdate =
| dykentry =
| dyknom =
| topic =
| small =
| collapse =
}}
 
== Pindahan ==
Silakan melihat [[Hanacaraka]]. [[Pengguna:Meursault2004|Meursault2004]] 09:09, 16 Maret 2006 (UTC)
 
Baris 12 ⟶ 36:
----
:''Pindahan dari [[Pembicaraan:Hanacaraka]]''
Gambar2 sebelumnya: [[:Gambar:01Hanacaraka.JPG]]
[[Gambar:01Hanacaraka.JPG]]
 
== Aksara Madura ==
Baris 37 ⟶ 60:
== Ada yang Salah? ==
saya belum berani menyunting artikel hanacaraka ini (mungkin lain kali), karena kurangnya pemahaman saya soal aksara jawa. tapi saya kira saya menemukan kesalahan padanya:
*[[:Berkas:05ContohAksaraMurda.JPG]]
 
*[[Berkas:05ContohAksaraMurda.JPG]] [[Berkas:02ContohHanacaraka.jpg]]
 
* dalam contoh di atas (kanan), kata "dawa" (artinya: panjang) ditulis "dhawa". mestinya pakai "da" (aksara ke-6), bukan pakai "dha" (aksara ke-12).
Baris 66 ⟶ 89:
Kenapa di artikel ini tidak membahas aksara-aksara mahaprana, dirga melik, dirga mendut, dirga mure, dsb yang ada di Jawa Kuna? --[[Pengguna:CSiedjan|CSiedjan]] ([[Pembicaraan Pengguna:CSiedjan|bicara]]) 00:50, 15 Maret 2011 (UTC)
 
:Saya sudah menulis tentang mahaprana dll di artikel aksara Jawa yang berbahasa Inggris. Mahaprana sudah saya tambahkan disinidi sini, tinggal tunggu validasi. Mengenai dirga mure dll, nanti akan saya tambah. [[Pengguna:Alteaven|Alteaven]] ([[Pembicaraan Pengguna:Alteaven|bicara]]) 26 Mei 2013 03.29 (UTC)
 
== Rujukan untuk penggunaan dalam bahasa lain ==
Baris 78 ⟶ 101:
 
:Ada yang bisa menambahkan bagian tentang Bahasa Sasak, khususnya yang berkaitan dengan Ka Sasak? Kemudian perlu info lebih lanjut juga tentang pengguna Ra Agung. [[wikt:salam|ꦱꦭꦩ꧀]] ‑[[User:Bennylin|<span style="font:small-caps 1.3em Garamond,Times,serif;color:#447744;letter-spacing:0.1em;">Bennylin</span>]]&nbsp;<sup><small>「[[Pembicaraan pengguna:Bennylin|rapat]]」</small></sup> 22.09, 24 Maret 2014 (WIB)
::Aksara Ka Sasak digunakan untuk menggantikan abjad '''Q''' untuk adaptasi penulisan dari serapan bahasa Arab yang digunakan dalam bahasa Sasak. Misalnya untuk penulisan Al Quran, Al Qomar dll. Sedangkan Aksara Ra Agung hanya ditemui di manuskrip kuno terutama pada kakahwin yang berkenaan dengan agama Hindu aksara ini sangat jarang ditemui dan sedikit sekali. [[Pengguna:empu|'''<span style="border:1px solid white;padding:1px;background:red;color:#fff">&nbsp;eMpu&nbsp;</span>''']][[Pembicaraan Pengguna:empu|<span style="background:#000;color:#fff;padding:1px">&nbsp;bicara&nbsp;</span>]] 25 Maret 2014 03.03 (UTC)
:::Sepanjang pengetahuan saya, Ka Sasak sebagai Q itu adalah usulan modern (terutama setelah keluarnya Unicode). Yang saya maksudkan dengan pertanyaan saya, kenapa bisa disebut Ka Sasak? Pasti dipakai di bahasa Sasak (seperti dijelaskan di paragraf pembuka artikel). Nah, kata apa yang dimaksud? Apakah di bahasa Sasak juga untuk transliterasi bahasa Arab? Kalau Ra Agung apakah juga digunakan di aksara Bali modern? [[wikt:salam|ꦱꦭꦩ꧀]] ‑[[User:Bennylin|<span style="font:small-caps 1.3em Garamond,Times,serif;color:#772277;letter-spacing:0.1em;">Bennylin</span>]]&nbsp;<sup><small>「[[Pembicaraan pengguna:Bennylin|omong]]」</small></sup> 05.39, 27 Maret 2014 (WIB)
 
::: Dan sepengetahuan saya juga, para penggagas unicode aksara Jawa ingin memasukan semua aksara Aksara yang pernah ada dan pernah digunakan (walaupun hanya ditemukan satu kali penggunaan dlm manuskrip/prasastri) agar masuk semua ke inventaris aksara Jawa. Aksara KA Sasak salah satunya, disebut Ka Sasak karena aksara ini hanya ditemukan ditulisan aksara jawa yang ada di masyarakat/bahasa Sasak dan di sana digunakan hanya untuk menuliskan kata serapan bahasa Sasak yang mewakili aksara Qa Arab. Ada juga aksara yang sangat jarang digunakan seperti aksara Ra Agung dan aksara Cha Mahaprana. Kenapa aksara jawa ikut mengadopsinya krn para penggagas unicode menginginkan aksara jawa juga nantinya bisa digunakan sebagai aksara pengetahuan (widya aksara) di masa depan, dengan lengkapnya aksara jawa untuk menyerap bahasa asing diharapkan semakin mudah diterapkan sebagai widya aksara. Dan aksara yang paling baru sebenarnya adalah aksara rekan China, tetapi aksara yang digunakan untuk menyusun aksara rekan China sudah tersedia hanya beberapa simbol yang bukan aksara yang gagal diajukan, tetapi secara sistem penulisan komputer masih bisa diterapkan walaupun simbol tersebut tidak masuk di unicode. Dan aksara Tuladha Jejeg yang digunakan wikipedia ini juga punya kemampuan untuk menulis aksara rekan China ini. (Mohon maaf argumennya kepanjangan krn saking semangatnya...). [[Pengguna:empu|'''<span style="border:1px solid white;padding:1px;background:red;color:#fff">&nbsp;eMpu&nbsp;</span>''']][[Pembicaraan Pengguna:empu|<span style="background:#000;color:#fff;padding:1px">&nbsp;bicara&nbsp;</span>]] 27 Maret 2014 00.19 (UTC)
 
::: Ada yang ingin saya tanyakan. Jika pengagas Unicode mau menyelaraskan inventoris aksara Jawa-Bali u/ bhs Sasak, kenapa terdapat huruf tambahan Bali untuk bahasa Sasak yang tidak punya padanan Jawa? Huruf itu ialah '''Khot Sasak, Tzir Sasak, Ef Sasak, Ve Sasak, Zal Sasak, '''dan '''Asyura Sasak'''. Kenapa hanya Ka sasak yang menjadi perhatian? [[Pengguna:Alteaven|Alteaven]] ([[Pembicaraan Pengguna:Alteaven|bicara]]) 27 Maret 2014 09.56 (UTC)
 
::: Aksara Jawa sudah memiliki aksara rekan tersendiri dan para penggagas mungkin menganggap satu aksara Ka Sasak sudah cukup untuk melengkapi aksara rekan Jawa yang sudah ada, kalau tidak salah aksara Bali tidak memiliki aksara rekan makanya mengadaptasi semua aksara rekan yang ada di aksara sasak. Kalau menurut penggagas unicode aksara Bali, dulunya beliau berencana menggabungkan semua aksara daerah dalam satu blok unicode menjadi ''Aksara Nusantara'' tetapi ditolak oleh unicode karena memang berbeda. Karena waktu itu slot unicode masih cukup akhirnya dipaksakan semua aksara Bali (dan serumpun) untuk dimasukan dalam unicode agar lengkap dan banyak, dan akhirnya disetujui. Sayangnya, ketika pengajuan aksara Jawa slot unicode sudah berkurang cukup banyak dan akhirnya dimampat-mampatkan sampai akhirnya disetujui menjadi 96 slot (aksara Bali dapat 128). Maunya penggagas unicode aksara jawa, aksara jawa minimal harus dapat 256 slot sayangnya ditolak karena slot unicode sudah menipis, dan kita juga harus bersyukur karena Indonesia bisa memasukan beberapa aksara lagi menjadi total '''6+1''' di blok utama unicode dan termasuk terbanyak (dari segi ragamnya) setelah India. Untuk info lengkapnya silakan kunjungi http://ganeshana.org/new/ atau http://ki-demang.com untuk penggagas unicode aksara Jawa dan http://babadbali.com untuk penggagas unicode aksara Bali. [[Pengguna:empu|'''<span style="border:1px solid white;padding:1px;background:red;color:#fff">&nbsp;eMpu&nbsp;</span>''']][[Pembicaraan Pengguna:empu|<span style="background:#000;color:#fff;padding:1px">&nbsp;bicara&nbsp;</span>]] 27 Maret 2014 22.49 (UTC)
 
:::: Aksara Bali punya rekan kok, tapi entah kenapa tidak dibahas di artikel aksara Bali Wikipedia. Tanda bacanya bernama ''rerekan'', selaras dengan ''cecak telu'' Jawa. Jadi aksara Pa ditambah ''rerekan'' hasilnya Fa, persis seperti Jawa. Tapi, menurut proposal pengkodean aksara Bali di UCS, penggunaan Fa Sasak lebih disukai dibanding Pa+rerekan oleh pengguna Sasak mungkin karena penggunaan rerekan menimbulkan tumpukan sandhangan yang kurang estetis. Menurut saya, bukankah lebih berguna jika ada Fa da Va sasak dalam blok aksara Jawa, mengingat banyak kata serapan yang menggunaan bunyi F dan V? Jadi aneh saja jika Q yang sedikit sekali digunakan justru memiliki padanan sementara F dan V tidak. [[Pengguna:Alteaven|Alteaven]] ([[Pembicaraan Pengguna:Alteaven|bicara]]) 28 Maret 2014 00.56 (UTC)
 
==Bagian Fon==
Pada halaman ini ada bagian '''Fon''' yang menurut saya tidak terlalu penting dijelaskan mendetail. Sepengetahuan saya semua fon yang dicantumkan berdasarkan dari satu sumber saja yakni fon '''JG aksara jawa'''. Pencantuman daftar font ini bisa mengakibatkan sudut pandang netralnya menjadi subyektif karena para developer font akan berlomba-lomba mencantumkan di wikipedia ini. Menurut saya yang lebih obyektif dan netral adalah menggunakan bagian Gaya font (Gagrag aksara) yang sudah baku, dan sepengetahuan saya hanya ada 3 yakni Mucuk eri, Mbata sarimbag dan Ngetumbar. Semua font yang ada di bagian Fon menggunakan satu gagrag yakni Ngetumbar. Dulu seksi Gagrag aksara Jawa ini ada tapi sekarang dihilangkan. Kalau tidak salah contoh penulisan pada daftar font ini juga kurang tepat karena aturan fonetisnya ada yang dilanggar. [[Pengguna:empu|'''<span style="border:1px solid white;padding:1px;background:red;color:#fff">&nbsp;eMpu&nbsp;</span>''']][[Pembicaraan Pengguna:empu|<span style="background:#000;color:#fff;padding:1px">&nbsp;bicara&nbsp;</span>]] 27 Maret 2014 00.30 (UTC)
 
:: Banyak blog yang menyinggung gagrag copas dari Wikipedia, namun dalam Wikipedia sendiri tidak diberi refrensi dari buku atau makalah mana pembagian gagrag ini berasal. Karena isinya tidak dapat dipertanggung jawabkan, bagian tersebut dihilangkan. Karena sedikitnya pengembangan dan peredaran font Jawa yang lengkap dibanding font latin, saya pikir perlu disebut fon fon apa saja yang ada. Mungkin kalau kurang netral, fon yang ditunjukkan Tuladha Jejeg saja karena font tsb didukung di Wikipedia. Aturan fonetis apa yang dilanggar pada contoh? Biar saya perbaiki [[Pengguna:Alteaven|Alteaven]] ([[Pembicaraan Pengguna:Alteaven|bicara]]) 27 Maret 2014 09.41 (UTC)
 
:: Mengenai pembagian gagrag (ragam aksara jawa) ada dibuku Tuntunan menulis huruf Jawa yang disusun oleh Dra. Suwarni Sukiyat terbit tahun 1996 oleh penerbit Sahabat Klaten. Setelah saya lihat lagi ternyata ada 4 ragam aksara, semuanya berdasarkan bentuknya. Kalau Gagrag berdasarkan daerahnya sepertinya memang tidak ada yang tertulis dengan jelas, kemungkinan berdasarkan penggunaannya saja yang banyak ditemukan di 2 wilayah keraton besar di jawa. Untuk koreksi contoh penulisan di fon pada bagian ''kalairake'' sepertinya kurang pas karena kata ini terdiri dari ''ka+lair+ake'' atau ''ka-la-ir-ake''(bukan ka-la-i-ra-ke) tepatnya penggalannya yang kurang pas bukan fonetisnya (koreksi).[[Pengguna:empu|'''<span style="border:1px solid white;padding:1px;background:red;color:#fff">&nbsp;eMpu&nbsp;</span>''']][[Pembicaraan Pengguna:empu|<span style="background:#000;color:#fff;padding:1px">&nbsp;bicara&nbsp;</span>]] 27 Maret 2014 22.30 (UTC)
 
::: Bisa di upload pak? Saya penasaran pengen lihat [[Pengguna:Alteaven|Alteaven]] ([[Pembicaraan Pengguna:Alteaven|bicara]]) 28 Maret 2014 00.43 (UTC)
Kembali ke halaman "Aksara Jawa".