(8 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Operasi Saptamarga''', merupakan salah satu operasi yang dikerahkan oleh [[Tentara Nasional Indonesia|TNI]] dengan tujuan untuk menumpas gerakan [[separatisme]]. Gerakan separatisme muncul sebagai wujud tuntutan kepada Pemerintahpemerintah pusat untuk memberikan kekuasaan otonomi kepada daerah-daerah. Gerakan sparatismeseparatisme ini dikenal dengan Perjuangan Rakyat Semesta ([[Permesta]])/Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia(]]/[[PRRIPermesta|Perjuangan Rakyat Semesta]]) yang terdapat di wilayah Sumatera dan Sulawesi. Operasi Saptamarga (dilaksanakan pada 17 Maret 1958)dilaksanakan padaketika masa [[Kabinet Djuanda]] atau Kabinet Karya. Operasi ini dipimpin oleh Letnan Kolonel Djamin[[Jamin Ginting]]. Operasi Saptamarga berhasil menduduki beberapa wilayah [[Sumatera Utara]] ([[Kota Sibolga|Sibolga]], [[Kota Padang Sidempuan|Padang Sidempuan]], [[Kabupaten Tapanuli Selatan|Tapanuli Selatan]], [[Bandar Udara Dr. Ferdinand Lumban Tobing|Pelabuhan Udara Pinangsori]]) hingga ke wilayah [[Sumatera Barat]]. Selanjutnya operasi Saptamarga II dilancarkan pada tanggal 10 Mei 1958 dan berhasil menduduki wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh Permesta, yaitu wilayah [[Gorontalo]].<ref name=":0">{{Cite news|last=danangpratama|date=2020-10-12|title=Operasi Penumpasan Gerakan Separatis: PRRI/Permesta|url=https://kompaspedia.kompas.id/baca/infografik/kronologi/operasi-penumpasan-gerakan-separatis-prri-permesta/|work=[[Kompas (surat kabar)|Kompas.id]]|language=id|access-date=2021-07-31}}</ref>
Operasi Saptamarga berhasil menduduki beberapa wilayah [[Sumatera Utara]](Sibolga, Padangsidempuan, Tapanuli Selatan, Pelabuhan udara Pinangsori) hingga ke wilayah [[Sumatera Barat]]. Selanjutnya operasi Saptamarga II dilancarkan pada tanggal 10 Mei 1958 dan berhasil menduduki wilayah yang sebelumnya dikuasai oleh Permesta, yaitu wilayah [[Gorontalo]].<ref>{{Cite web|last=danangpratama|date=2020-10-12|title=Operasi Penumpasan Gerakan Separatis: PRRI/Permesta|url=https://kompaspedia.kompas.id/baca/infografik/kronologi/operasi-penumpasan-gerakan-separatis-prri-permesta/|website=Kompaspedia|language=id|access-date=2021-07-31}}</ref>
== Latar Belakang ==
Pemberontakan dan gerakan separatisme adalah salah satu persoalan yang dihadapi oleh pemerintah pada masa Demokrasi Liberal. Gerakan Permesta/PRRI masih berlanjut dari kabinet satu ke kabinet lainnya. Pada masa [[kabinet Djuanda]], kabinet Banteng mengeluarkan ultimatum yang menuntut beberapa kebijakan kepada Pemerintah Pusat. Namun, pemerintah pusat melakukan penolakan terhadap tuntutan tersebut. Dengan penolakan tesebut, Letnan Kolonel [[Ahmad Husein|A Husein]] mendeklarasikan pembentukan PRRI dan memilih [[Syafruddin Prawiranegara]] menjadi Perdana Menteri.
Menghadai situasi tersebut, pemerintah pusat pada tanggal 12 Maret 1958 membentuk [[Korps Pasukan Khas|Pasukan Gerakan Tjepat]] (PGT) dan [[Resimen Para Komando Angkatan Darat]] (RPKAD). Kedua pasukan tersebut dikerahkan di wilayah Medan, karena pasukan PRRI yang dipimpin oleh [[Boyke Nainggolan]] telah melakukan penyerangan dan berhasil menduduki Kota Medan. Gerakan untuk menumpas gerakan PRRI di [[Kota Medan]] oleh PGT dan RPKAD ini menjadi latar belakang Operasi Saptamarga.<ref name=":0" />
== Referensi ==
Baris 6 ⟶ 10:
[[Kategori:Sejarah|Pemerintahan Revolusioner Republik Indonesia]]
[[Kategori:PemberontakanSejarah militer Indonesia]]