Ali Audah: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k ←Suntingan 36.75.102.39 (bicara) dibatalkan ke versi terakhir oleh Erik Fastman
k Referensi: clean up
 
(20 revisi perantara oleh 12 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{infobox orang}}
[[Berkas:Ali Audah, Pekan Buku Indonesia 1954, p178.jpg|thumb|Ali Audah]]
 
'''Ali Audah''' ({{lahirmati|[[Bondowoso]], [[Jawa Timur]]|14|7|1924|[[Bogor]], [[Jawa Barat]]|20|6|2017}}<ref>[{{Cite web |url=http://www.tamanismailmarzuki.co.id/tokoh/aliaudah.html |title="Biografi Ali Audah"]</ref>) adalah|access-date=2014-11-21 seorang pengarang [[sastra Indonesia]]|archive-date=2015-09-24 modern|archive-url=https://web. Ayahnya bernama Salim Audah dan ibunya bernama Aisyah Jubranarchive. Pada saat usia Ali Audah 7 tahun, ayahnya meninggal duniaorg/web/20150924113041/http://www.tamanismailmarzuki.co.id/tokoh/aliaudah.html Saat|dead-url=yes itu, keempat saudara}}</ref><ref>{{Cite news|url=https://seleb.tempo.co/read/886187/ali-audah-telah-tiada/|title=Ali Audah belum adaTelah yang bekerjaTiada|work=[[Tempo.co]]|access-date=2019-08-14|editor-last=nurhayatiTNR|editor-first=Nunuy|language=id}}</ref>) Merekaadalah diasuhseorang olehpenerjemah ibudan mereka[[sastra denganIndonesia|sastrawan sabar dan bijaksanaIndonesia]].
 
== Latar Belakang Keluarga ==
Ayahnya bernama Salim Audah dan ibunya bernama Aisyah Jubran. Pada saat usia Ali Audah 7 tahun, ayahnya meninggal dunia. Saat itu, keempat saudara Ali Audah belum ada yang bekerja. Mereka diasuh oleh ibu mereka dengan sabar dan bijaksana.
 
Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, ibu Ali Audah bersama dengan kelima anaknya pindah ke Kota [[Kewedanan]]. Di kota itu, ibu Ali Audah membuka [[restoran]], tetapi tidak bertahan lama sebab restoran itu selalu merugi. Selanjutnya, Ali Audah pindah ke sebuah [[desa industri]] di dekat [[Surabaya]]. Di tempat itu, hidup mereka ditanggung oleh kakak Ali Audah yang bekerja di perusahaan [[tenun]].
 
== LatarPendidikan Belakangdan KesasteraanKarier ==
Di bidang pendidikan ia pernah menjadi dosen [[Universitas Ibnu Khaldun]], Bogor dan dosen [[Institut Kesenian Jakarta]].
Saat pendudukan [[Jepang]], Ali Audah menulis [[cerpen]], kemudian cerpen itu dikirimkannya ke majalah yang terbit di [[Jakarta]]. Namun, karangannya itu tidak ada satu pun yang dibuat. Hal itu tidak membuatnya putus asa. Ia terus berusaha semakin banyak membaca dan mengarang.
 
Di bidang penerbitan ia pernah menjadi direktur Penerbit Tintamas, pengurus [[IKAPI]] Pusat, anggota Dewan Penasehat ''[[Horison (majalah)|Horison]]'', dan ketua [[Himpunan Penerjemah Indonesia]] (1974-1984).
Pada tahun [[1946]], Ali Audah mengikuti lomba mengarang [[sandiwara]] di [[Jawa Timur]]. Tanpa disangka ia menang dalam perlombaan itu. Dengan kemenangan itu, Ali Audah mencoba menulis [[sajak]], kemudian sajak-sajaknya itu dikirimkan ke [[majalah]] ''Sastrawan'' yang terbit di [[Malang]].<ref name="a">{{en}} Kratz EU. 1988. ''Bibliography of Indonesia Literature in Journals''. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.</ref>
 
Ia pernah menghadiri beberapa konferensi internasional, di antaranya Konferensi Pengarang Asia-Afrika di Baghdad, Irak (1976), Konferensi Terjemahan yang diselenggarakan [[UNESCO]] di Paris, dan Pertemuan Penerjemah Malaysia (1978).<ref name=":0">Dewan Redaksi Ensiklopedi Sastra Indonesia. (2004). Ensiklopedi Sastra Indonesia. Bandung: Titian Ilmu. ISBN 979-9012-12-0 hlm. 39</ref>
Setelah pindah ke [[Solo]], ia berkenalan dengan beberapa pengarang dan seniman seperti Muhammad Dimyati. Menurutnya, Muhammad Dimyati mempunyai jasa yang sangat besar di bidang kesusasteraan dan kebudayaan. Pada tahun 1953, setelah terkena [[penyakit jantung]] dan paru-paru, Ali Audah berhenti bekerja. Semenjak itu, ia hidup dari hasil karangannya. Ali Audah mendapat hadiah pertama dalam menulis [[biografi]] dan [[filsafat]] penyair [[Pakistan]], Mohammad Iqbal.
 
Ia menulis cerpen, novel, drama. Saat [[pendudukan Jepang]], Ali Audah menulis [[cerpen]], kemudian cerpen itu dikirimkannya ke majalah yang terbit di [[Jakarta]]. Namun, karangannya itu tidak ada satu pun yang dimuat. Hal itu tidak membuatnya putus asa. Ia terus berusaha semakin banyak membaca dan mengarang. Pada tahun [[1946]], Ali Audah mengikuti lomba mengarang [[sandiwara]] di [[Jawa Timur]]. Tanpa disangka ia menang dalam perlombaan itu. Dengan kemenangan itu, Ali Audah mencoba menulis [[sajak]], kemudian sajak-sajaknya itu dikirimkan ke [[majalah]] ''Sastrawan'' yang terbit di [[Malang]].<ref name="a">{{en}} Kratz EU. 1988. ''Bibliography of Indonesia Literature in Journals''. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.</ref>
 
Setelah pindah ke [[Solo]], ia berkenalan dengan beberapa pengarang dan seniman seperti [[Muhammad Dimyati]]. Menurutnya, Muhammad Dimyati mempunyai jasa yang sangat besar di bidang kesusasteraan dan kebudayaan. Pada tahun 1953, setelah terkena [[penyakit jantung]] dan paru-paru, Ali Audah berhenti bekerja. Semenjak itu, ia hidup dari hasil karangannya. Ali Audah mendapat hadiah pertama dalam menulis [[biografi]] dan [[filsafat]] penyair [[Pakistan]], Mohammad[[Muhammad Iqbal]].
 
Motivasi Ali Audah menjadi pengarang adalah karena ingin berbicara. Banyak masalah yang menekan perasaan dan pikirannya, tetapi ia tidak mengerti cara mengatakannya. Ali Audah ingin menyatakan [[pikiran]] dan [[perasaan]] yang berkecamuk di dalam pikirannya, tetapi ia tidak pandai bicara.
 
Ali Audah kini lebih dikenal sebagai seorang [[penerjemah]] daripada [[sastrawan]]. Dua puluh tahun lebih ia menerjemahkan buku-buku [[sastra]], [[filsafat]], dan [[agama]]. Lebih lanjut, Ali Audah mengkhususkan diri dalam menerjemahkan karya [[sastra Arab modern]] modern. Pengkhususan itu dilakukan atas dorongan [[Asrul Sani]]. Ali Audah juga mempunyai perhatian yang besar dalam pengajaran sastra di sekolah.<ref name="b">Jaruki M. 1996. Tanggapan Dunia Ali Audah. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.</ref>
 
== Karya-karya<ref name=":0" /> ==
 
Ali Audah menulis di berbagai majalah dan [[surat kabar]] berawal tahun [[1946]]. Majalah yang memuat karya Ali Audah antara lain Sastra, Zenit, Indonesia, Kisah, Mimbar Indonesia, Roman, Konfrontasi, Gema Islam, dan Sasterawan.
=== Kumpulan cerpen ===
* ''Malam Bimbang'' (1961)
* ''Icih'' (1972)
 
=== Drama ===
* ''Murka'' (1963)
* ''Hari Masih Panjang'' (1963)
 
=== Novel ===
* ''[[Djalan Terbuka]]'' (1971)
 
=== Terjemahan ===
''Suasana Bergema'', kumpulan cerita Hamid G. As-Sahar (1959)
 
''Peluru dan Asap'', kumpulan cerita karya para pengarang Aljazair (1963)
 
''Kleopatra dan Konperensi Perdamaian'', kumpulan cerita (1966)
 
''Pembinaan Kembali Pemikiran Agama dalam Islam'', karya Iqbal; bersama Goenawan Mohaad dan Taufiq Ismail (1966)
 
''Genta Daerah Wadi'', kumpulan cerita (1967)
 
''Sejarah Hidup Muhammad'', karya Haikal (1972)
 
''Lampu Minyak Ibnu Hasyim'', karya Yusuf Hakki (1977)
 
''Kisah-Kisah Mesir'', kumpulan puisi penyair Mesir (1977)
 
''Setan dalam Bahaya'' (1978)
 
''Murba'' (1979)
 
''Theseus'', novel Andre Gide (1979)
 
''Saat Lonceng Berbunyi'' (1982)
 
''Di Bawah Jembatan Gantung'', kumpulan esai Aljazair (1983)
 
''Hari-Hari Sudah Berlalu'', karya Thaha Husain (1985)
 
''Dua Tokoh Besar dalam Sejarah Islam'', karya Thaha Husain (1986)
 
''Maria Antoinette'', karya Stefan Zweig (1986)
 
== Referensi ==
 
{{reflist}}
<!--anda dapat berkontribusi dalam pelacakan artikel biografi tokoh muslim di wikipedia dengan menambahkan templat ini pada halaman tokoh muslim yang belum terhimpun di dalam kategori pelacakan --Kategori:Semua artikel biografi tokoh muslim -- Lihat Templat:Lifetime-Tokoh-Muslim -->
 
{{Lifetime-Tokoh-Muslim
{{DEFAULTSORT:Audah, Ali}}
|sort = {{PAGENAME}}
|hari_lahir =
|tgl_lahir_h =
|tgl_lahir_m = 14
|bln_lahir_h =
|bln_lahir_m = Juli
|thn_lahir_h =
|thn_lahir_m = 1924
|tempat_lahir = Bondowoso
|status_hidup_wafat = WAFAT
|sebab_wafat =
|tempat_wafat =
|hari_wafat =
|tgl_wafat_h =
|tgl_wafat_m = 20
|bln_wafat_h =
|bln_wafat_m = Juni
|thn_wafat_h =
|thn_wafat_m = 2016
|tempat_makam =
}}
 
[[Kategori:Tokoh dari Bondowoso]]