Antonie Aris van de Loosdrecht: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: BP2014 |
k clean up |
||
(28 revisi perantara oleh 17 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
[[Berkas:Antonie Aris
'''Antonie Aris van de Loosdrecht''' (
== Kehidupan Awal dan Pendidikan ==
Antonie Aris van de Loosdrecht lahir pada tanggal [[21 Maret 1885]] di kota kecil [[Veenendaal]], [[Belanda]] sebuah kota yang saat itu terkenal sebagai tempat penenunan wool dan pabrik rokok.<ref name="Anthonia A. van de Loodrecht-Muller"/> Nama belakang yang disandangnya, "Van de Loosdrecht", sebenarnya bukan berasal dari nama ayah kandungnya.<ref name="Anthonia A. van de Loodrecht-Muller"/> Nama belakang yang disandangnya mengikuti nama belakang seorang pekerja di pabrik wool yang menikahi ibunya karena merasa kasihan terhadap ibu Antonie Aris van de Loosdrecht yang dipanggil gereja di [[Veenendaal]] untuk menjelaskan kehamilannya yang adalah kehamilan di luar pernikahan.<ref name="Anthonia A. van de Loodrecht-Muller"/>
Antonie Aris van de Loosdrecht pernah kuliah di [[Fakultas Teologi]] [[Universitas Heidelberg]], dan untuk itulah Antonie Aris van de Loosdrecht dan istrinya menyempatkan diri untuk mengunjungi [[Heidelberg]] dalam perjalanan dari [[Belanda]] ke [[Genoa]], [[Italia]] meskipun sebenarnya berada di luar jalur perjalanan mereka.<ref name="Anthonia A. van de Loodrecht-Muller"/> Antonie Aris van de Loosdrecht juga menyelesaikan studinya di [[Sekolah Zending]] [[Rotterdam]].<ref name="Anthonia A. van de Loodrecht-Muller"/>
Antonie Aris van de Loosdrecht menikahi Alida Petronella Sizoo atau yang kemudian dikenal sebagai [[Ida van de Loosdrecht]] pada tanggal [[7 Agustus 1913]].<ref name="Anthonia A. van de Loodrecht-Muller">Anthonia A. van de Loodrecht. 2005. Dari Benih Terkecil, Tumbuh Menjadi Pohon. Jakarta: BPS Gereja Toraja.</ref>
== Perjalan dari Belanda Menuju Hindia
Setelah [[Perhimpunan Pekabaran Injil Gereformeerd]] mempersiapkan Antonie Aris van de Loosdrecht untuk bekerja di [[Hindia
▲Setelah [[Perhimpunan Pekabaran Injil Gereformeerd]] mempersiapkan Antonie Aris van de Loosdrecht untuk bekerja di [[Hindia-Belanda]], maka pada tanggal [[5 September 1913]], ia dan istrinya, [[Ida van de Loosdrecht]] berangkat dari [[Stasiun Kereta Api Maas]] di [[Rotterdam]].<ref name="Anthonia A. van de Loodrecht-Muller"/> Mereka kemudian menuju [[Genoa]], [[Italia]], menyusuri [[Sungai Rhine]] dengan tebing-tebing menjulang tinggi di sampingnya.<ref name="Anthonia A. van de Loodrecht-Muller"/> Mereka tiba di [[Port Said]] dengan menggunakan kapal [[S. S. Vondel]].<ref name="Anthonia A. van de Loodrecht-Muller"/> Dari [[Port Said]] mereka menuju [[Colombo]], tepatnya di [[Pulau Ceylon]], [[Sri Lanka]]. Dari [[Colombo]] mereka kemudian menuju [[Batavia]], [[Hindia Belanda]] dan tiba pada tanggal [[4 Oktober]], tepatnya di pelabuhan [[Tanjung Priuk]].<ref name="Anthonia A. van de Loodrecht-Muller"/><ref name="W. Bieshaar">W. Bieshaar. 1926. 1901-1925 De Gereformeerde zendingsbond na 25-jaren. Den Haag: Gedrukt ter drukkerij van s. s korthuis. Hal. 117-131.</ref>
== Pekerjaan di Tana Toraja<ref name="Terance W. Bigalke">Terance W. Bigalke. 2005. Tana Toraja: A Social History of an Indonesian People. Singapore. p. 76-108</ref> ==
==Pekerjaan di Tana Toraja==▼
Setelah tiba di [[Batavia]],[[Hindia Belanda]], Antonie Aris Van de Loosdrecht bertemu dengan Dr. [[N. Adriani]] dan konsulat [[Zending]] untuk mendapatkan penjelasan sebagai bekal menuju [[Tana Toraja]].<ref name="J. A. Sarira"/><ref name="Yesaya Todingbua' Manampa'">Yesaya Todingbua' Manampa'. 1983. Injil dan Kebudayaan.Jakarta.hal.173-178
Antonie Aris van de Loosdrecht, Manemblu dan beberapa kuli angkut yang menemaninya menginjakkan kaki di [[Rantepao]], [[Tana Toraja]] untuk pertama kalinya pada tanggal [[10 Nopember 1913]].<ref name="J. A. Sarira"/>
▲Setelah tiba di [[Batavia]],[[Hindia Belanda]], Antonie Aris Van de Loosdrecht bertemu dengan Dr. [[N. Adriani]] dan konsulat [[Zending]] untuk mendapatkan penjelasan sebagai bekal menuju [[Tana Toraja]].<ref name="Yesaya Todingbua' Manampa'">Yesaya Todingbua' Manampa'. 1983. Injil dan Kebudayaan.Jakarta.hal.173-178 </ref><ref name="J. A. Sarira"/> Setelah itu Antonie Aris Van de Loosdrecht dan istrinya melanjutkan perjalanan ke [[Makassar]], [[Hindia Belanda]].<ref name="J. A. Sarira"/> Di [[Makassar]], Antonie Aris Van de Loosdrecht bertemu dengan seorang guru bernama [[Manemblu]] yang bersedia menemaninya dalam perjalanan ke [[Tana Toraja]].<ref name="J. A. Sarira"/> Manemblu sekaligus menjadi rekan kerja pertamanya.<ref name="Yesaya Todingbua' Manampa'"/> Mereka bersama-sama melanjutkan perjalanan ke [[Palopo]], [[Hindia Belanda]] lalu selanjutnya menuju [[Rantepao]], [[Tana Toraja]].<ref name="J. A. Sarira"/>
Setibanya di [[Rantepao]], Antonie Aris Van de Loosdrecht langsung bekerja.<ref name="J. A. Sarira"/> Pertama-tama Antonie Aris Van de Loosdrecht bersama rekannya menemui para pemuka masyarakat untuk merundingkan berbagai rencana yang telah disusunnya, seperti pembukaan sekolah-sekolah [[Zending]].<ref name="J. A. Sarira"/> Sekolah [[Zending]] tertua yang berhasil didirikan oleh Antonie Aris Van de Loosdrecht adalah sekolah di [[Balusu]], dengan jumlah murid tujuh puluh delapan anak.<ref name="W. Bieshaar"/> Sekolah [[Zending]] kedua dibangun di [[Nanggala]] dengan jumlah murid delapan puluh anak.<ref name="W. Bieshaar"/> Tiga bulan kemudian didirikan sekolah [[Zending]] di [[Sa’dan]] dengan jumlah murid tujuh puluh tujuh anak.<ref name="W. Bieshaar"/>
Permintaan untuk mendirikan sekolah semakin meningkat, informasi mengenai hal ini didukung sejumlah fakta, seperti surat yang dikirimkan oleh istri Antonie Aris van de Loosdrecht, [[Ida van de Loosdrecht]] kepada isteri [[A. C. Kruyt]], [[J. Moulijn]].<ref name="Th. van den End"/> Surat yang tertanggal [[25 Mei 1914]] tersebut berisi kesan-kesan pertama [[Ida van de Loosdrecht]] mengenai [[Tana Toraja]].<ref name="Th. van den End"/>
▲Antonie Aris van de Loosdrecht, Manemblu dan beberapa kuli angkut yang menemaninya menginjakkan kaki di [[Rantepao]], [[Tana Toraja]] untuk pertama kalinya pada tanggal [[10 Nopember 1913]].<ref name="J. A. Sarira"/>
▲Setibanya di [[Rantepao]], Antonie Aris Van de Loosdrecht langsung bekerja.<ref name="J. A. Sarira"/> Pertama-tama Antonie Aris Van de Loosdrecht bersama rekannya menemui para pemuka masyarakat untuk merundingkan berbagai rencana yang telah disusunnya, seperti pembukaan sekolah-sekolah [[Zending]].<ref name="J. A. Sarira"/> Sekolah [[Zending]] tertua yang berhasil didirikan oleh Antonie Aris Van de Loosdrecht adalah sekolah di [[Balusu]], dengan jumlah murid tujuh puluh delapan anak.<ref name="W. Bieshaar"/> Sekolah [[Zending]] kedua dibangun di [[Nanggala]] dengan jumlah murid delapan puluh anak.<ref name="W. Bieshaar"/> Tiga bulan kemudian didirikan sekolah [[Zending]] di [[Sa’dan]] dengan jumlah murid tujuh puluh tujuh anak.<ref name="W. Bieshaar"/>
== Di Poso ==▼
▲Permintaan untuk mendirikan sekolah semakin meningkat, informasi mengenai hal ini didukung sejumlah fakta, seperti surat yang dikirimkan oleh istri Antonie Aris van de Loosdrecht, [[Ida van de Loosdrecht]] kepada isteri [[A. C. Kruyt]], [[J. Moulijn]].<ref name="Th. van den End"/> Surat yang tertanggal [[25 Mei 1914]] tersebut berisi kesan-kesan pertama [[Ida van de Loosdrecht]] mengenai [[Tana Toraja]].<ref name="Th. van den End"/> Dalam surat tersebut ia juga bercerita bahwa suaminya bepergian ke berbagai tempat di [[Tana Toraja]], bahkan hingga berhari-hari oleh karena banyaknya permintaan untuk membangun sekolah.<ref name="Th. van den End"/> Oleh karena itu [[Ida van de Loosdrecht]] berharap agar [[Perhimpunan Pekabaran Injil Gereformeerd]] mengirimkan lebih banyak lagi [[Zendeling]] atau pekabar [[Injil]] ke [[Tana Toraja]].<ref name="Th. van den End"/>
Di tengah keberhasilan pembangunan sekolah, Antonie Aris van de Loosdrecht segera menghadapi masalah utamanya: persoalan bahasa, tidak adanya literatur untuk mendukung proses belajar mengajar dan tidak adanya tenaga pendidik, guru.<ref name="J. A. Sarira"/><ref name="Yesaya Todingbua' Manampa'"/> Dalam rangka mengatasi masalah tersebut, pada bulan [[Desember]] [[1913]] Antonie Aris van de Loosdrecht berangkat bersama istri dan tiga orang pemuda [[Toraja]] menuju [[Poso]], [[Hindia Belanda]] untuk belajar bahasa [[Toraja]] dari ahli bahasa [[N. Adriani]].<ref name="J. A. Sarira"/>
Di [[Poso]], terciptalah buku yang akan dipakai sebagai bahan bacaan para murid.<ref name="
▲==Di Poso==
▲Di tengah keberhasilan pembangunan sekolah, Antonie Aris van de Loosdrecht segera menghadapi masalah utamanya: persoalan bahasa, tidak adanya literatur untuk mendukung proses belajar mengajar dan tidak adanya tenaga pendidik, guru.<ref name="J. A. Sarira"/><ref name="Yesaya Todingbua' Manampa'"/> Dalam rangka mengatasi masalah tersebut, pada bulan [[Desember]] [[1913]] Antonie Aris van de Loosdrecht berangkat bersama istri dan tiga orang pemuda [[Toraja]] menuju [[Poso]], [[Hindia Belanda]] untuk belajar bahasa [[Toraja]] dari ahli bahasa [[N. Adriani]].<ref name="J. A. Sarira"/>
▲Di [[Poso]], terciptalah buku yang akan dipakai sebagai bahan bacaan para murid.<ref name="Yesaya Todingbua' Manampa'"/><ref name="J. A. Sarira"/> Judul buku tersebut adalah “''Iate Soera’ Dinii Melada’ Mbasa Soera’''”, sebuah buku yang diciptakan oleh Antonie Aris van de Loosdrecht dan [[N. Adriani]] dalam [[Bahasa Toraja]].<ref name="Yesaya Todingbua' Manampa'"/> Buku ini sekaligus menjadi buku pertama yang ditulis dalam [[Bahasa Toraja]].<ref name="Yesaya Todingbua' Manampa'"/> Setelah itu menyusul buku lain juga dalam [[Bahasa Toraja]] yang berjudul “''Boenga’ Lalan, Soera’ Pembasan''”, yang juga disusun oleh Antonie Aris van de Loosdrecht.<ref name="Yesaya Todingbua' Manampa'"/>
Pada tanggal [[9]] [[Mei]] [[1914]] Antonie Aris van de Loosdrecht dan rombongan kembali ke [[
Pada tahun [[1914]], ada 900 orang [[Toraja]] yang telah tercatat
▲Pada tanggal [[9]] [[Mei]] [[1914]] Antonie Aris van de Loosdrecht dan rombongan kembali ke [[ Tana Toraja]], ikut bersama dengan mereka dua anggota baru, yakni dua orang guru, Runtuwene dan Abraham.<ref name="J. A. Sarira"/> Setelah itu Antonie Aris van de Loosdrecht menghadapi masa-masa yang sulit, karena kurangnya minat orang [[Toraja]] terhadap ajaran [[Kekristenan]] yang dengan giat diperkenalkannya.<ref name="J. A. Sarira"/> Namun demikian, Antonie Aris van de Loosdrecht tetap bersemangat masuk keluar kampung untuk memberitakan Injil.<ref name="J. A. Sarira"/>
Pada
▲Pada tahun [[1914]], ada 900 orang [[Toraja]] yang telah tercatat sebagai murid di sekolah-sekolah [[Zending]] yang didirikan oleh Antonie Aris van de Loosdrecht.<ref name="J. A. Sarira"/> Oleh karena pentingnya bahasa sebagai metode pekabaran [[Injil]], Antonie Aris van de Loosdrecht mengusulkan kepada [[Perhimpunan Pekabaran Injil Gereformeerd]] agar segera dikirimkan ahli bahasa ke [[Tana Toraja]].<ref name="Yesaya Todingbua' Manampa'"/> Ia mengusulkan sendiri nama seorang ahli bahasa yang sudah menyelesaikan promosinya di [[Belanda]], [[Hendrik van der Veen]].<ref name="Yesaya Todingbua' Manampa'"/>
== Surat-surat Antonie Aris Van de Loosdrecht ==▼
▲Pada bulan [[Mei 1997]], tepatnya pada hari [[Pentakosta]], Antonie Aris van de Loosdrecht membaptis dua puluh sembilan orang, sebelas diantaranya adalah orang dewasa.<ref name="Th. van den End"/> [[Baptisan]] tersebut dilakukan di rumah Antonie Aris van de Loosdrecht.<ref name="Th. van den End"/> Pertama-tama ia membacakan [[Firman Allah]], lalu kemudian membaptis satu persatu keduapuluhsembilan orang yang telah dipersiapkan.<ref name="Th. van den End"/> Setelah itu Antonie Aris van de Loosdrecht membacakan formulir baptisan kepada orang-orang dewasa, lalu mereka menjawab sesuai pertanyaan.<ref name="Th. van den End"/> Formulir yang dipakai Antonie kemungkinan formulir berbahasa [[Melayu]], yang dapat dilihat dalam [[Mazmoer dan Tahlil]], karangan [[C. Ch. J Schroder]], sebuah formulir yang disadur dari [[Bahasa Belanda]].<ref name="Th. van den End"/>
Pada bulan [[Januari 1914]], Antonie Aris Van de Loosdrecht
Ia memulai tulisannya dengan menceritakan agama suku yang dianut oleh masyarakat di [[Tana Toraja]].<ref name="Th. van den End"/> Ia berpendapat bahwa agama suku tersebut berusaha untuk dibasmi oleh pemerintah sampai ke akar-akarnya, termasuk ritual-ritualnya.<ref name="Th. van den End"/> Dalam banyak hal, pemerintah hadir hanya memberi instruksi dan tidak membuka ruang diskusi dengan para leluhur orang [[Toraja]].<ref name="Th. van den End"/> Bahkan dalam beberapa kasus, diadakan pengadilan bagi beberapa orang yang dianggap penyihir.<ref name="Th. van den End"/> Selain itu, pemerintah juga menggagas penghapusan sistem budak, yang dalam masyarakat [[Toraja]] merupakan bagian dari sistem kehidupan mereka.<ref name="Th. van den End"/> Antonie Aris Van de Loosdrecht mengkritik tindakan-tindakan pemerintah karena dianggap sebagai tindakan yang instan.<ref name="Th. van den End"/> Antonie Aris Van de Loosdrecht saat itu lebih memilih untuk melakukan usaha pekabaran [[Injil]] melalui sekolah-sekolah yang didirikannya.<ref name="Th. van den End"/>
▲==Surat-surat Antonie Aris Van de Loosdrecht==
▲Pada bulan [[Januari 1914]], Antonie Aris Van de Loosdrecht menulis surat kepada para Pengurus [[Perhimpunan Pekabaran Injil Gereformeerd]].<ref name="Th. van den End">Th. van den End. 1994. Sumber-sumber Zending tentang Sejarah Gereja Toraja 1901-1961. Jakarta: BPK Gunung Mulia.</ref> Surat tersebut dimuat dalam majalah [[Perhimpunan Pekabaran Injil Gereformeerd]], ''[[Alle den Volcke]]'', tahun [[1914]] <ref name="Th. van den End"/> Melalui surat tersebut, Antonie Aris Van de Loosdrecht menulis pandangannya mengenai hubungan antara Pemerintah dan [[Zending]] atau badan pekabaran [[Injil]].<ref name="Th. van den End"/>
Pada masa itu, orang [[Toraja]] juga memiliki kebiasaan adu kerbau, sehingga ribuan orang yang hadir dalam pasar itu memusatkan perhatiannya pada adu kerbau tersebut.<ref name="Th. van den End"/> Untuk menanggulangi hal ini, Antonie Aris van de Loosdrecht sekali lagi memanfaatkan muri-muridnya untuk mencari perhatian.<ref name="Th. van den End"/> Para murid diatur sedemikian rupa dalam berbagai permainan yang dapat menjadi hiburan bagi orang-orang dewasa.<ref name="Th. van den End"/> Setelah permainan tersebut selesai, Antonie Aris van de Loosdrecht mulai mengajak orang-orang yang menonton untuk mendekat padanya.<ref name="Th. van den End"/> Pada awal usaha ini, Antonie Aris van de Loosdrecht berhasil mengumpulkan sekitar lima ratus orang untuk mendengarkan khotbahnya dan kebanyakan di antara mereka adalah para perempuan.<ref name="Th. van den End"/>
== Akhir Hidup ==
Pada tanggal [[26 Juli 1917]], Antonie Aris van de Loosdrecht memiliki rencana untuk pergi ke [[Nanggala]], salah satu daerah di [[Tana Toraja]], namun tiba-tiba ia mengubah rencananya dan memutuskan untuk melihat pembangunan sekolah di [[Bori']], salah satu kampung di [[Tana Toraja]].<ref name="Anthonia A. van de Loodrecht-Muller"/> Ketika Antonie Aris van de Loosdrecht sedang berbincang-bincang dengan salah seorang guru di [[Bori']], sekelompok orang tiba-tiba muncul di depan rumah guru tersebut dan menombak dirinya.<ref name="J. A. Sarira"/> Beberapa orang dalam kelompok tersebut berhasil ditangkap, antara lain bernama [[Bujang]], [[Ne'Malandong]], [[Tandi Bua]] dan [[Pong Masangka]].
▲Pada tanggal [[26 Juli 1917]], Antonie Aris van de Loosdrecht memiliki rencana untuk pergi ke [[Nanggala]], salah satu daerah di [[Tana Toraja]], namun tiba-tiba ia mengubah rencananya dan memutuskan untuk melihat pembangunan sekolah di [[Bori']], salah satu kampung di [[Tana Toraja]].<ref name="Anthonia A. van de Loodrecht-Muller"/> Ketika Antonie Aris van de Loosdrecht sedang berbincang-bincang dengan salah seorang guru di [[Bori']], sekelompok orang tiba-tiba muncul di depan rumah guru tersebut dan menombak dirinya.<ref name="J. A. Sarira"/> Beberapa orang dalam kelompok tersebut berhasil ditangkap, antara lain bernama [[Bujang]], [[Ne'Malandong]], [[Tandi Bua]] dan [[Pong Masangka]]. <ref name="Anthonia A. van de Loodrecht-Muller"/>
Antonie Aris van de Loosdrecht bertahan kurang dari 15 menit dan di saat-saat terakhirnya, ia meminta ditinggalkan seorang diri untuk berdoa, hingga ia tertidur untuk selamanya.<ref name="J. A. Sarira"/><ref name="Anthonia A. van de Loodrecht-Muller"/> Antonie Aris van de Loosdrecht kemudian dikenal sebagai syahid Injil pertama di [[Tana Toraja]].<ref name="Yesaya Todingbua' Manampa'"/> Pada hari Sabtu, [[28 Juli 1917]], iring-iringan duka yang besar terlihat di [[Rantepao]], mengantarkan jenazah Antonie Aris van de Loosdrecht untuk dikuburkan di pemakaman orang [[Toraja]].<ref name="W. Bieshaar"/>
== Kontribusi ==▼
▲Antonie Aris van de Loosdrecht bertahan kurang dari 15 menit dan di saat-saat terakhirnya, ia meminta ditinggalkan seorang diri untuk berdoa, hingga ia tertidur untuk selamanya.<ref name="J. A. Sarira"/><ref name="Anthonia A. van de Loodrecht-Muller"/> Antonie Aris van de Loosdrecht kemudian dikenal sebagai syahid Injil pertama di [[Tana Toraja]].<ref name="Yesaya Todingbua' Manampa'"/> Pada hari Sabtu, [[28 Juli 1917]], iring-iringan duka yang besar terlihat di [[Rantepao]], mengantarkan jenazah Antonie Aris van de Loosdrecht untuk dikuburkan di pemakaman orang [[Toraja]].<ref name="W. Bieshaar"/> Antonie Aris van de Loosdrecht meninggalkan istrinya, [[Ida van de Loosdrecht]] dan kedua anak mereka yang masih kecil, serta satu orang anak yang masih dalam kandungan.<ref name="W. Bieshaar"/>
Salah satu kontribusi atau sumbangan terbesar Antonie Aris van de Loosdrecht bagi kehidupan orang-orang Toraja adalah rintisannya dalam dunia pendidikan bagi orang Toraja yang nyata melalui pembangunan sekolah-sekolah Zending.<ref name="J. A. Sarira"/><ref name="Th. van den End"/> Selain itu, Antonie Aris van de Loosdrecht juga menjadi orang pertama yang menyediakan bahan bacaan bagi murid-murid dalam [[Bahasa Toraja]].<ref name="
Pekerjaan Antonie Aris van de Loosdrecht yang cukup singkat di Tana Toraja (tiga tahun) merupakan sebuah rintisan terhadap sebuah hasil yang lebih besar di masa depan yakni berdirinya sebuah gereja suku, [[Gereja Toraja]].<ref name="
▲==Kontribusi==
▲Salah satu kontribusi atau sumbangan terbesar Antonie Aris van de Loosdrecht bagi kehidupan orang-orang Toraja adalah rintisannya dalam dunia pendidikan bagi orang Toraja yang nyata melalui pembangunan sekolah-sekolah Zending.<ref name="J. A. Sarira"/><ref name="Th. van den End"/> Selain itu, Antonie Aris van de Loosdrecht juga menjadi orang pertama yang menyediakan bahan bacaan bagi murid-murid dalam [[Bahasa Toraja]].<ref name="Yesaya Todingbua' Manampa'"/><ref name="J. A. Sarira"/> “''Iate Soera’ Dinii Melada’ Mbasa Soera’''” merupakan buku pertama yang diciptakan oleh Antonie Aris van de Loosdrecht sebagai bahan bacaan bagi para murid.<ref name="Yesaya Todingbua' Manampa'"/> Buku dalam [[Bahasa Toraja]] dengan judul “''Boenga’ Lalan, Soera’ Pembasan''” merupakan karya lain dari Antonie Aris van de Loosdrecht.<ref name="Yesaya Todingbua' Manampa'"/>
== Referensi ==▼
▲Pekerjaan Antonie Aris van de Loosdrecht yang cukup singkat di Tana Toraja (tiga tahun) merupakan sebuah rintisan terhadap sebuah hasil yang lebih besar di masa depan yakni berdirinya sebuah gereja suku, [[Gereja Toraja]].<ref name="Yesaya Todingbua' Manampa'"/><ref name="J. A. Sarira"/>
▲==Referensi==
{{reflist}}
{{DEFAULTSORT:Loosdrecht, Antonie Aris van de}}
[[Kategori:Tokoh dari Veenendaal]]
[[Kategori:Teolog Kristen]]
▲[[Kategori:Zendeling Belanda]]
[[Kategori:Misionaris Kristen]]
[[Kategori:Misionaris di Indonesia]]
|