Johannes Jacobus Wilhelmus Eliza Verstege: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Penggantian teks otomatis (-Perancis +Prancis)
 
(6 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Infobox military person
|name = Johannes Jacobus Wilhelmus Eliza Verstege
|image = Johannes Jacobus Wilhelmus Eliza Verstege.jpg
|caption = JJWE. Verstege saat berpangkat [[letnan kolonel]].
|birth_date = {{Birth date|1836|7|4}}
Baris 36:
Setelah datang di Hindia Belanda, Verstege ditempatkan di [[Batalyon Infanteri VII]]. Lalu, ia dipindahkan ke Batalyon IX dengan ketentuan ia akan meneruskan kedudukan ajudannya di Batalyon XI. Pada tahun [[1859]], ia naik pangkat sebagai [[letnan satu]] dan pada tanggal [[1 Juni]] dikirim ke [[Kota Banjarmasin|Banjarmasin]], yang saat itu sedang mengalami pergolakan dan pembunuhan di Kalangan dan sekitarnya, lalu menyebar ke sebagian besar Kalimantan. Awalnya menyerbu ke Muning, [[Kabupaten Tapin|Tapin]], kemudian karena mengalami nasib buruk, pimpinan ekspedisi [[Gustave Marie Verspyck]] berencana membawa pasukannya keluar menuju [[Kabupaten Tanah Laut|Tanah Laut]] pada tanggal [[10 Desember]]. Pada dasarnya, rencana telah dibuat untuk menyerbu Tanah Laut dari 3 penjuru. Sebuah pasukan bertolak dari [[Martapura, Banjar|Martapura]] ke [[Pelaihari, Tanah Laut|Pelaihari]], lainnya masuk dari Talok, sementara sebuah kapal barkas bersenjata beroperasi sepanjang [[sungai]] di [[Swarangan, Jorong, Tanah Laut|Swarangan]]. Untuk tujuan itu, [[mayor|May.]] [[Gustave Verspyck]] pergi ke kapal ''Boni'' bersama sebarisan pasukan, 100 [[bayonet]] yang kuat (di bawah pimpinan Graas), 3 penumbuk dan 1 mortir lempar dengan staf (dipimpin oleh [[George Frederik Willem Borel]]), 1 detasemen yang terdiri atas 7 [[sapper]] dan ratusan pembawa pasungan (di bawah pimpinan mandor Koeler). Pada pukul 8.00 mereka diberangkatkan dan tiba 7,5 jam kemudian di Gunung Talok. Ombak besar menyebabkan pendaratan tidak mungkin. Regu prajurit itu akhirnya mendarat di [[Tabanio, Takisung, Tanah Laut|Tabanio]] pada pk. 18.30 dan bergerak sepanjang pesisir itu menuju Talok dengan mengandalkan cahaya bulan.
 
[[Kampung]] Pagatan Kecil dan [[Pagatan Besar, Takisung, Tanah Laut|Pagatan Besar]] dilewati. Mendekati Talok (sekitar pk. 21.30), mereka menemukan sebuah permukiman yang terbakar; tahulah mereka pejuang Banjar mendirikan [[gardu]] dekat situ. [[G.M. Verspyck]] mengirim seorang [[sersan]] dengan 10 [[prajurit]] menyisir [[hutan]] untuk mengepung permukiman itu, dan di saat yang sama, Verstege dapat maju di jalan yang sama sepanjang pantai, sehingga mencegah tibanya musuh. Pengepungan itu hampir berhasil, hingga seorang fusilier pribumi menembakkan peringatan sebelum waktunya dan para penduduknya melarikan diri. 3 tubuh terkapar akibat tembakan silang Belanda. Di dalam rumah-rumah itu, mereka menemukan banyak [[senapan]], [[ganjur]], dan [[parang]], di samping itu gudang kecil berisi [[mesiu]] dan [[amunisi]]. Untuk mencegah larinya para buronan ke Pelaihari, prajurit itu mencoba mendekati, dan Verspyck mencoba berbaris malam itu juga. Namun, kegelapan di hutan lebat dan tanah yang berawa menghalangi mereka dan 3 penumbuk untuk menembus hutan pertama. Kemudian, Verspyck kembali ke Talok dan meninggalkan [[bivak]] di sana. Besoknya, mereka mencapai Banua Tengah pada pk. 10.00 dan 5,5 jam kemudian di Kalampayan. Sepanjang perjalanan, mereka berjumpa sekawanan kerbau, namuntetapi tidak ada musuh.<ref>[[Willem Adriaan van Rees|Van Rees WA]]. [[1865]]. ''De Bandjermasinsche Krijg van 1859-1863'' (2 jilid). [[Arnhem]]: D.A. Thieme.</ref> Di tanggal [[3 Maret]] [[1862]], Verstege juga mengiringi perjalanan Sultan [[Hidayatullah II dari Banjar|Hidayatullah II]] beserta keluarganya dari Banjarmasin menuju Batavia sebelum diasingkan ke [[Cianjur, Cianjur|Cianjur]].<ref>{{cite book
| pages= 10
| authorlink= Jean Marine Charles Edoeard Le Rütte
| first= Jean Marine Charles Edoeard
| last= Le Rutte
| title= Expeditie tegen de versterking van Pangeran Antasarie gelegen aan de Montallatrivier: beschrijving der versterking te Goenong Tongka, na de inname : aantekeningen omtrent Pangeran Hijdaijat, benevens eene naamlijst der officieren van de land- en zeemagt met opgave van de oorlogsbodems die aan den strijd hebben deelgenomen tot onderwerping van Pangeran Hijdaijat
| edition= 2
| url= http://books.google.co.id/books?id=Dx8sAAAAYAAJ&dq=Pangeran%20Hydaijat%20Oellah&pg=PA10#v=onepage&q=Pangeran%20Hydaijat%20Oellah&f=false
| publisher= A.W. Sythoff (Sijthoff)
| year= 1863
}}</ref><ref>{{nl}} {{cite book
|first=J. M. C. E. Le
|last=Rutte
|pages=20
|url=https://books.google.co.id/books?id=x5pdTbJpFl8C&pg=PA11&dq=Ta%C3%ABsah&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwj3g-CJ_rXqAhWNbysKHXe6CRAQ6AEwAXoECAMQAg#v=onepage&q=Ta%C3%ABsah&f=false
|title=Episode uit den Banjermasingschen oorlog
|publisher=A.W. Sythoff
|year=1863
}}</ref>
 
Verstege tetap di sini hingga tahun [[1863]]. 3 tahun sebelumnya, ia awalnya diangkat sebagai [[ajudan]] di Batalyon IX dan kemudian kontrolir kelas III sementara di daerah Kuin. Berdasarkan Surat Keputusan no. 82 tanggal 18 Februari 1861, ia diangkat sebagai ksatria di Militaire Willems-Orde: ''atas penghargaan untuknya yang sejak awal ekspedisi di Daerah Kalimantan Tenggara, juga pendaratannya di Sungai Kapuas pada tanggal 28 April 1860 pantas dihargai.''<ref> De Noordbrabander (23-02-1861)</ref> Oleh para atasannya [[Hendrik Willem van Oijen]] dan Schiff serta pimpinan ekspedisi [[Augustus Johannes Andresen]] dan Verspyck, Verstege dipuji-puji dalam berbagai kesempatan atas keberaniannya, perilakunya yang bijaksana dan komandonya yang brilian kepada prajuritnya. Pada bulan [[Februari]] 1861, Verstege diberhentikan secara hormat sebagai [[ajudan]] di Batalyon IX; pada tanggal [[26 Agustus]] pada tahun itu juga, ia dikirim bersama Syarif Abdul Rahman dengan kapal ''Boni'' dalam sebuah komisi ke [[Pulau Laut]] untuk menyelidiki dan menyelesaikan sengketa antara pemimpinnya [[Pangeran Abdul Kadir]] dan penduduk pulau tersebut. Mereka juga bertugas menangkap se[[orang Bugis]] dari [[Batulicin, Tanah Bumbu|Batulicin]] bernama Wang Makata yang tinggal di Pemancingan. Hal itu dilakukan untuk mencegah musuh memperkuat diri. Misi itu dapat diselesaikan dengan baik.<ref> [[Algemeen Handelsblad]] (29-10-1861)</ref>
 
=== Karier militer selanjutnya ===
Baris 49 ⟶ 67:
=== Kerja di tengah Burgerplicht ===
[[Berkas:Verstege, JJWE (2).jpg|jmpl|kiri|200px|Verstege saat berpangkat [[letkol|LetKol]].]]
Verstege kembali ke Belanda. Berkaitan dengan pengajuan pengurangan angkatan bersenjata di [[Aceh]] oleh sebuah komisi beranggotakan sejumlah besar perwira, termasuk Verstege, sebuah [[petisi]] ditujukan kepada [[Willem III dari Belanda|Raja Willem III]], namuntetapi langkah ini ditolak. Di samping Verstege, penanda tangan pidato tersebut antara lain [[Jenderal|Jend.]] Verspyck, [[Karel van der Heijden]], [[Graf]] [[Menno David van Limburg Stirum]], mantan komandan KNIL [[C.F. Schimpf]], pensiunan laksamana madya PA. van Rees dan [[Jonkheer|jhr.]] [[François de Casembroot]], mantan ketua Dewan Hindia jhr. W. van Rappard dan mr. G.G. van Harencarspel, [[profesor]] mr. [[C.W. Opzoomer]] dari [[Universitas Utrecht]], Dr. [[Christophorus Buys Ballot]] dan mr. J. de Louter. Di samping itu, ada pula pensiun MayJend. [[Gerardus Petrus Booms]] dan pensiunan May. [[Willem Adriaan van Rees]], anggota Algemene Rekenkamer. Antara lain yang tertulis dalam petisi itu adalah: ''Tidak, tinggalkan di mana kepentingan kekuasaan kita di Hindia, tugas dan kehormatan tetap perlu ada, tempat kita setia, adil, dan toleran namun dengan kekuatan dan tekanan yang membawa ke tujuan yang sama akan membuat kita tidak bisa selamat di luar Aceh, kita tidak bisa! Seharusnya kita tidak! Kita ingin tetap setia pada slogan lama: ''[[Je maintiendrai]]''.<ref>Het Nieuws van de Dag (28-07-1883)</ref>
 
Setelah lukisan Samalanga diterbitkan pada tahun [[1883]], Verstege menulis ''Het Samalangan-schilderij in Amsterdam, beschouwd in haar wordingsgeschiedenis, haar waarde en betekenis, vooral voor het Nederlands-Indische leger'' (''Lukisan Samalanga di Amsterdam, Tampak dalam Sejarah Awalnya, Nilai dan Artinya, Terutama untuk Tentara Hindia Belanda'') di koran. Ia mengutip antara lain [[Jan Pieterszoon Coen]] mengenai peringatan terhadap pengurangan pasukan dalam jumlah besar: ''Melalui pengalaman, tuan-tuan harus tau, bahwa di Hindia perdagangan harus diselenggarakan dan dilanjutkan di bawah perlindungan dan dukungan senjata Anda sendiri, dan senjata harus diberi makan dengan laba, di mana kita menikmati perdagangan, agar perdagangan tetap tidak dapat bertahan tanpa peperangan, peperangan tidak dapat bertahan tanpa perdagangan.'' <ref>Algemeen Handelsblad (28-10-1883)</ref> Pada pk. 7.30 pada hari [[Selasa]], [[27 Januari]], Verstege maju sebagai pembicara dalam perkumpulan terbuka pemilihan elektoral ''Burgerplicht''. Slogan pidatonya adalah seruan kepada rakyat Belanda dan topik atas posisi Belanda di Aceh.<ref>Algemeen Handelsblad (03-03-1886)</ref> Pidato itu diterbitkan pada tahun yang sama dengan judul ''Een beroep op het Nederlandse volk inzake het Atjeh-vraagstuk'' (''Seruan kepada Rakyat Belanda Berkaitan dengan Masalah Aceh''; De Bussy), dan memuat lampiran dengan data penilaian pengurangan angkatan perang Hindia. Pidato dan publikasinya menimbulkan dampak mendalam dan disusul dengan pleidoi serupa dalam ''Nieuws van de Dag'' oleh Von Schmidt auf Altenstadt, seorang pensiunan kapitein-ter-zee, ([[12 Februari]], ''Een voorname zo niet eerste plicht, dubbel aanbevolen ten opzichte van Atjeh''/''Sebuah Pendahuluan, Jika Bukan Tugas Pertama, Usulan Ganda Terkait Aceh) dalam ''[[Algemeen Handelsblad]]'' tanggal [[23 April]] oleh Ampien (''Uit Atjeh''/''Dari Aceh'').
 
Publikasi paling berpengaruh terkait dengan seruan Verstege datang dari Kapt. [[Wouter Cool]] dan juga diterbitkan di ''Algemeen Handelsblad'' ([[25 Maret]] [[1886]]) dan ''[[Militaire Spectator]]'' (2 kali dengan judul: ''Het Atjeh-vraagstuk''/''Masalah Aceh''). Artikel panjang itu merupakan pembahasan atas [[selebaran]] Verstege; ada pula artikel karya 2 gubernur sipil, Jend. Van der Heijden, [[Abraham Pruijs van der Hoeven]] dan [[Philip Franz Laging Tobias]]. Dengan cara yang tak mengindahkan moral, kebijakan Pruijs van der Hoeven dibelejeti: ''hingga kepercayaan diri yang besar itu terkikis, berhubungan dengan penghinaan lawan-lawannya, terlalu banyak desakan atas pendapat yang pernah dipahami, dipasangkan dengan optimisme berlebihan dan-tak kurang pentingnya-sikap acuh tak acuh sama sekali atas jabatan dan seruan kepada pasukan, dalam 2 tahun kerja keras oleh pendahulunya dengan mengorbankan tahun-tahun perjuangan, aliran darah dan mendapatkan berton-ton emas.'' Artikel itu merugikannya; Cool hampir keluar dari karier militernya.
Baris 78 ⟶ 96:
{{reflist}}
* [[Egbert Broer Kielstra|Kielstra EB]]. 1890. ''J.J.W.E. Verstege.'' De [[Militaire Spectator]]. Halaman 621-633
* {{nl}} [http://www.atchin.nl/Atchin/Home.html Atjeh-Officieren] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20130729021213/http://atchin.nl/Atchin/Home.html |date=2013-07-29 }}
 
{{lifetime|1836|1890|Verstege, Johannes Jacobus Wilhelmus Eliza}}
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Tokoh militer Belanda]]