Adipati Panaekan: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Syusuf2016 (bicara | kontrib) tambah referensi fesbuk/ boleh ga ya? Kang Pandu Radea (sudah minta izin via fesbuk) |
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2 |
||
(12 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Infobox Officeholder
|name
|honorific-suffix
|image
|imagesize
|caption
|office
|order
|term_start
|term_end
|monarch
|president
|governor
|lieutenant
|predecessor
|successor
|birth_date
|birth_place
|death_date =
|death_place =
Baris 36:
}}
'''Raden Ujang Ngoko''' atau '''Adipati Panaekan'''
== Biografi ==
Namanya Raden Ujang Ngoko atau Adipati Panaekan putra Prabu Cipta Permana (1595-1618 M) putra Maharaja Sanghyang Cipta Permana Prabudigaluh Salawe (1580-1595 M
== Galuh Pangauban Leluhur Adipati Panaekan ==
Kerajaan Galuh Pangauban didirikan oleh Prabu Haur Kuning (sekarang) di wilayah desa [[Putrapinggan, Kalipucang, Pangandaran]] kecamatan [[Kalipucang, Pangandaran]] (diperkirakan sekitar 1530 M). Raja ini memiliki tiga orang putra yang bernama Maharaja Upama, Maharaja Sanghyang Cipta dan Sareuseupan Agung.
== Tragis Nasib Galuh ==
Semasa dikuasai Cirebon, wilayah Galuh masih status kerajaan bawahan namun saat dikuasai oleh Mataram diturunkan statusnya menjadi kabupaten/ kadipaten. Galuh yang semula kerajaan diubah statusnya menjadi kabupaten dan gelar raja, prabu atau sanghyang menjadi adipati. Adipati Panaekan diangkat menjadi [[Wedana]] [[Bupati]] Mataram di tatar Priangan oleh [[Sultan Agung]] [[1613]] - [[1645]] M, penguasa Mataram.
Ketika Sultan Agung mulai bersiap untuk menyerang VOC di Batavia pada tahun [[1625]], ia memerintahkan bupati-bupati dari priangan untuk berpartispasi. Hal ini menjadikan perbedaan pendapat di antara para bupati. Perselisihan semakin panas, terutama antara Dipati Panaekan dan Singaperbangsa.
== Gugurnya Sang Adipati ==
▲Ketika Sultan Agung mulai bersiap untuk menyerang VOC di Batavia pada tahun [[1625]], ia memerintahkan bupati-bupati dari priangan untuk berpartispasi. Hal ini menjadikan perbedaan pendapat di antara para bupati. Perselisihan semakin panas, terutama antara Dipati Panaekan dan Singaperbangsa. Panaekan ingin secepatnya menyerang, sebelum VOC semakin kuat. Sementara, Singaperbangsa berpendapat lebih baik pasukan memperkuat dulu logistik sebelum berangkat menyerang.
Puncaknya, Adipati Panaekan terbunuh pada tahun [[1625]] M.
== Referensi ==
Baris 64 ⟶ 63:
{{s-end}}
{{DEFAULTSORT:Panaekan, Adipati}}
[[Kategori:Tokoh dari Galuh]]
|