Noor Parida: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k Referensi: merapikan templat stub
Ariyanto (bicara | kontrib)
k Referensi: clean up, removed stub tag
 
(5 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 19:
Menurut salah satu anaknya, Rahmi, ibunya dipercaya oleh salah satu rumah produksi yang bekerja sama dengan RCTI untuk membuat tayangan ikonik yang menarik dengan menampilkan budaya dan kearifan lokal Indonesia.
 
Salah satu tempat yang dipilih adalah Pasar Terapung Kuin yang terletak di Jalan Alalak Selatan, [[Kecamatan Banjarmasin Utara]], [[Banjarmasin]], [[Kalimantan Selatan]]. Seingatnya, syuting tayangan ikonik itu dilakukan pada bulanawal akhir [[DesemberJuli]] [[1994]] dan pertama kali tayang di RCTI pada tahun24 Agustus [[19951994]]. Rumah produksi yang dipercaya RCTI pada saat itu hanya membayar ibunya sebesar Rp40.000, yang akan bernilai Rp400.000 jika terjadi pada saat ini. Sehingga ia menggunakannya untuk membeli perlengkapan salat, seperti sajadah dan mukena.
 
Setelah sering muncul dilayar kaca RCTI, namanya perlahan mulai dikenal publik. Bahkan, pasar tersebut yang tadinya sepi pengunjung juga ikut terkenal dan mulai ramai dikunjungi wisatawan. Tidak hanya wisatawan dalam negeri, turis (wisatawan mancanegara) juga banyak berkunjung ke sana, sampai dianggap sebagai ikon terfavorit se-Asia Tenggara pada masanya. Tak sedikit pula pengunjung yang datang selain ingin menikmati pasar tersebut, juga ingin bertemu dengannya.
 
Tayangan ikonik tersebut bertahan sampai beberapaawal bulan sebelumtahun [[Kejuaraan Eropa UEFA 2008|Piala Eropa 2008]] walaupun sudah direvisi berkali-kali, yaitu pada tanggal [[20 Agustus]] [[2000]] ketika RCTI berubah logo, dan direvisi lagi pada tahun [[2004]], [[2005]] dan [[Agustus]] [[2007]]. Selama 7 tahun itu (2001), manajemen RCTI tidak mengetahui jika ibunya hanya dibayar dengan nominal tersebut oleh rumah produksi. Pihaknya baru mengetahui setelah salah satu koran lokal di Banjarmasin membuat berita yang menampilkan profil ibunya. Setelah berita tersebut tersebar ke Jakarta, pihak RCTI mengomel dan mengalami keributan dengan pihak rumah produksi yang menaungi. Hal ini turut dilatarbelakangi oleh kesalahpahaman dari pihak stasiun televisi yang mengira bahwa urusan tersebut sudah kelar sesuai ekspektasi. Oleh karena itu, karena jasanya dirasa telah membesarkan nama stasiun televisi terkait, pihaknya pun memanggil Ida ke Jakarta. Melalui program tali kasih, RCTI memberikan hadiah berupa sebuah televisi dan uang tunai sebesar Rp1.500.000 kepada ibunya.
 
Tayangan yang dibintangi Acil Ida ini juga sempat diparodikan oleh grup musik komedi [[Project Pop]] (saat itu [[Hilman Mutasi]] masih bergabung) pada tahun 1998, dimana [[Gumilar Nurochman]] (personel [[Project Pop]]) memerankan sosok Acil Ida dengan mengenakan kerudung sembari menaiki sebuah [[jet ski]].
 
Pada tahun berikutnya, yakni pada [[2002]], Acil kembali dipanggil untuk ke Jakarta oleh pihak manajemen supaya hadir dalam tayangan program ulang tahun RCTI yang ke 13. Mereka kembali memberikan bantuan sebesar Rp 14 juta, yang digunakan untuk membeli sepeda motor.
Baris 43 ⟶ 45:
==Referensi==
{{reflist}}
 
 
[[Kategori:Tokoh Banjar]]
[[Kategori:Tokoh Kalimantan Selatan]]
[[Kategori:Tokoh dari Banjarmasin]]
 
{{Indo-bio-stub}}