Batavia (kapal): Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
LaninBot (bicara | kontrib)
k Menghilangkan spasi sebelum tanda koma dan tanda titik dua
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2
 
(3 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 43:
|accessdate = 11 September 2007
|work = The Department of Maritime Archaeology Online Databases
|publisher = Western Australian Museum
|publisher = Western Australian Museum}}</ref> menuju Hindia Timur Belanda untuk dimuati rempah-rempah. Pelayaran dinakhodai oleh ''commandeur'' sekaligus ''opperkoopman'' (saudagar senior) [[Francisco Pelsaert]], bersama Ariaen Jacobsz selaku [[nakhoda|''schipper'']]. Keduanya sudah pernah bertemu di [[Surat, India|Surat]], India. Keduanya sempat pula berseteru di Surat setelah Jacobsz dalam keadaan mabuk menghina Pelsaert di hadapan saudagar-saudagar lain, yang kemudian dibalas Pelsaert dengan menurunkan pangkat Jacobsz secara resmi di muka umum.<ref>Dash, M., (2002), Batavia's Graveyard, New York, hal. 57</ref> Meskipun demikian, tidak diketahui apakah Pelsaert masih mengenal Jacobsz ketika naik ke kapal ''Batavia''. Bersama mereka, ikut pula ''onderkoopman'' (saudagar junior) [[Jeronimus Cornelisz]], seorang farmakolog pailit (alias si apoteker ahli bidah<ref>BBC History Magazine; Jilid 3, No. 7, hal. 70</ref>) dari [[Haarlem]] yang hendak kabur dari negeri Belanda untuk menghindari penangkapan akibat menganut [[ajaran sesat]] yang dihubung-hubungkan dengan pelukis [[Johannes van der Beeck]], alias Torrentius.
|archive-date = 2007-12-10
|archive-url = https://web.archive.org/web/20071210225825/http://www.museum.wa.gov.au/collections/databases/maritime/shipwrecks/shipdetail.asp?ID=1316&Shipname=batavia&Shipdate=&Range1=&Range2=&Shiptype=&Discovered=%&Region=0
|dead-url = yes
|publisher = Western Australian Museum}}</ref> menuju Hindia Timur Belanda untuk dimuati rempah-rempah. Pelayaran dinakhodai oleh ''commandeur'' sekaligus ''opperkoopman'' (saudagar senior) [[Francisco Pelsaert]], bersama Ariaen Jacobsz selaku [[nakhoda|''schipper'']]. Keduanya sudah pernah bertemu di [[Surat, India|Surat]], India. Keduanya sempat pula berseteru di Surat setelah Jacobsz dalam keadaan mabuk menghina Pelsaert di hadapan saudagar-saudagar lain, yang kemudian dibalas Pelsaert dengan menurunkan pangkat Jacobsz secara resmi di muka umum.<ref>Dash, M., (2002), Batavia's Graveyard, New York, hal. 57</ref> Meskipun demikian, tidak diketahui apakah Pelsaert masih mengenal Jacobsz ketika naik ke kapal ''Batavia''. Bersama mereka, ikut pula ''onderkoopman'' (saudagar junior) [[Jeronimus Cornelisz]], seorang farmakolog pailit (alias si apoteker ahli bidah<ref>BBC History Magazine; Jilid 3, No. 7, hal. 70</ref>) dari [[Haarlem]] yang hendak kabur dari negeri Belanda untuk menghindari penangkapan akibat menganut [[ajaran sesat]] yang dihubung-hubungkan dengan pelukis [[Johannes van der Beeck]], alias Torrentius.
 
Selama berlayar, Jacobsz dan Cornelisz berkomplot untuk merebut kapal, sehingga dapat merintis kehidupan yang baru di tempat lain, dengan memanfaatkan persediaan emas dan perak yang ada di atas kapal. Setelah bertolak dari [[Tanjung Harapan]], yang mereka singgahi untuk memasok perbekalan, Jacobsz dengan sengaja mengemudikan kapal menyimpang dari tujuan, menjauh dari keseluruhan armada. Jacobsz dan Cornelisz telah bersekongkol dengan beberapa awak kapal dan mulai merekayasa sebuah insiden sebagai pemicu dahagi. Rekayasa jahat ini meliputi perundungan seksual terhadap seorang penumpang wanita muda kelas atas, [[Lucretia Jans]], dengan tujuan memprovokasi Pelsaert untuk mendisiplinkan awak kapal. Mereka berencana memperalat tindakan pendisiplinan itu dengan membuatnya tampak sebagai suatu bentuk ketidakadilan, guna menarik simpati awak kapal dan mendapatkan tambahan anggota. Akan tetapi, wanita itu dapat mengenali penyerangnya.<ref>{{cite web |url=http://www.voc.iinet.net.au/batavia.html |title=VOC ship Batavia |publisher=Voc.iinet.net.au |date= |accessdate=2011-03-27 |archive-date=2011-04-10 |archive-url=https://web.archive.org/web/20110410180412/http://www.voc.iinet.net.au/batavia.html |dead-url=yes }}</ref> Para pendahagi terpaksa menunggu sampai Pelsaert memerintahkan penangkapan, namun ia tidak kunjung mengambil tindakan, karena sedang menderita sakit yang tidak diketahui namanya.
 
=== Terdampar ===
Baris 72 ⟶ 76:
=== Pembunuhan ===
[[Berkas:Ongeluckige voyagie vant schip Batavia (Plate 3).jpg|jmpl|Gambar pelat dari ''Ongeluckige voyagie van 't schip Batavia'' (1647)]]
Jeronimus Cornelisz, yang diberi kuasa untuk memimpin para penyintas, sepenuhnya sadar bahwa bilamana rombongan yang dipimpinnya mencapai bandar [[Jakarta|Batavia]], Pelsaert akan segera melaporkan rencana dahagi yang batal berlangsung di atas kapal, sehingga keterlibatannya dalam rencana jahat itu mungkin terungkap. Oleh karena itu, ia berencana membajak kapal penyelamat manapun yang datang menjemput mereka, dan memanfaatkannya untuk mencari tempat persembunyian yang aman. Cornelisz bahkan sudah menyusun rencana jangka panjang untuk mendirikan sebuah kerajaan baru, dengan menggunakan emas dan perak dari bangkai kapal ''Batavia''. Akan tetapi untuk melaksanakan rencananya, pertama-tama ia harus menyingkirkan orang-orang yang berpotensi menjadi penghalang.<ref name="VOC">{{cite web|url=http://www.voc.iinet.net.au/batavia.html |title=Batavia's Graveyard|year=2008|work=Houtman Albrolhos|publisher=VOC Historical Society|accessdate=31 December 2009|location=Perth|archive-date=2011-04-10|archive-url=https://web.archive.org/web/20110410180412/http://www.voc.iinet.net.au/batavia.html|dead-url=yes}}</ref>
 
Tindakan pertama yang diambil Cornelisz adalah menyita seluruh senjata dan perbekalan untuk diawasinya sendiri. Selanjutnya ia memindahkan sekelompok serdadu, di bawah pimpinan [[Wiebbe Hayes]], ke pulau West Wallabi, dengan berpura-pura memerintahkan mereka mencari air. Mereka diperintahkan menyalakan api unggun untuk mengirimkan pesan melalui sinyal asap bilamana berhasil mendapatkan air, setelah itu mereka akan dijemput.<ref name="VOC" /> Yakin bahwa mereka tidak akan berhasil melaksanakan perintahnya, ia pun meninggalkan mereka untuk mati di pulau itu.
Baris 78 ⟶ 82:
Cornelisz pun berhasil memegang kendali penuh. Para penyintas selebihnya harus menjalani dua bulan penuh pembantaian dan kekejaman.
<blockquote>
''Bersama-sama sekelompok pengikut setia yang terdiri atas beberapa pemuda beringas, Cornelisz mulai secara sistematis membunuh siapa saja yang ia yakini sebagai ancaman bagi rezim terornya, atau punataupun yang dianggap membebani sumber-sumber daya mereka yang terbatas. Para pendahagi semakin gemar membunuh, dan tak seorang pun mampu menghalangi mereka. Alasan-alasan sepele dapat menyebabkan mereka menenggelamkan, menghantam, mencekik, atau punataupun menikam korban-korban mereka, termasuk wanita dan kanak-kanak.''<ref name="VOC" />
</blockquote>
Cornelisz sendiri tidak melakukan pembunuhan, meskipun ia pernah mencoba namun gagal meracuni seorang bayi (yang akhirnya mati dicekik). Ia justru dengan cerdik memanas-manasi orang lain untuk melakukan pembunuhan demi kepentingannya, pertama-tama dengan berdusta bahwa si korban telah melakukan kejahatan seperti mencuri. Akhirnya para pendahagi pun mulai membunuh demi kesenangan belaka, atau hanya karena sedang bosan. Ia berencana untuk menyusutkan jumlah populasi pulau itu hingga tersisa 45 orang saja sehingga perbekalan mereka dapat bertahan selama mungkin. Secara keseluruhan, para pengikutnya telah membunuh sekurang-kurangnya 110 orang laki-laki, perempuan, dan kanak-kanak.
Baris 141 ⟶ 145:
* 2000 – Riwayat Batavia diceritakan kembali dalam sebuah drama radio sepanjang satu jam, ''Southland'', ditulis oleh D. J. Britton dan disiarkan pada bulan September 2000 oleh [[BBC Radio 4]].
* 2001 – Riwayat Batavia diceritakan kembali dalam bentuk opera, berjudul ''[[Batavia (opera)|Batavia]]'', digubah oleh [[Richard Mills (pencipta lagu)|Richard Mills]] dan pertama kali dipentaskan oleh [[Opera Australia]].
* 2002 – Arsitek [[Frits van Dongen]], perancang grafis [[Kees Nieuwenhuijzen]], dan pujangga [[Gerrit Kouwenaar]] membangun sebuah kompleks apartemen di Amsterdam yang dinamakan Batavia. Sebuah puisi tentang kapal Batavia dicetak pada dinding bangunan itu.<ref>[http://www.classic.archined.nl/news/0011/batavia_tasmania.html ArchiNed Nieuws]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}, situs jaringan terkait gedung apartemen "Batavia" di Amsterdam, diakses 3 Desember 2007.</ref>
* 2002 – Buku karya sejarawan [[Mike Dash]], ''[[Batavia's Graveyard]]: The True Story of the Mad Heretic Who Led History's Bloodiest Mutiny'', menuturkan keseluruhan kisah dengan sangat terperinci melebihi yang sudah-sudah, menggunakan sejumlah besar arsip Belanda sebagai sumber untuk menggali lebih dalam masa lalu Cornelisz, serta beberapa penumpang dan awak ''Batavia''.
* 2006 – Penulis [[Simon Leys]] menerbitkan ''The Wreck of the Batavia: A True Story'', mengisahkan nasib ''Batavia'' dan para awaknya. Versi bahasa Prancisnya, ''Les Naufragés du Batavia'' (2003), memenangi [[Guizot Prize]].