Prabakusuma: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
WinantuNJ (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
 
(13 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Prabakusuma''' di꧋ꦥꦿꦧꦏꦸꦱꦸꦩ adalah nama tokoh [[pewayangan]] [[Jawa]], yang sering dipertunjukkan dalam lakon adaptasi ''[[Mahabharata]]''. Prabakusuma bukan tokoh asli ''Mahabharata'', karena merupakan tokoh yang disisipkan oleh [[dalang]] atau para pujangga empu jawa dan tidak ditemukan dalam naskah [[wiracarita]] ''Mahabharata'' karya [[Byasa|Krishna Dwaipayana Byasa]] / Wiyasa dari [[India]]. Dalam pedalangan, Prabakusuma disebut dengan nama Bambang Priyambada.<ref name = "ref2" /><ref name="ref1"> {{cite book|title=Ensiklopedi Wayang Indonesia|author=Tim Penulis SENA WANGI|publisher=SENA WANGI|year=1999|location=Yogyakarta||page=210}} </ref> Ia adalah putra [[Arjuna]] dari Batari Supraba/ [[Dewi Supraba]] (Putri Sang Hyang Batara Indra Surapati ) yang menjadi permaisurinya saat menjadi raja di kahyangan. Kaindran.<ref name = "ref2">{{citeweb|url= http://sekarbudayanusantara.co.id/new/?p=710|title=Prabakusuma |accessdate=14 April 2014 |publisher=Sekar Budaya Nusantara}}</ref> Ia tampan dan sakti seperti ayahnya.<ref name="ref1"> {{cite book|title=Ensiklopedi Wayang Indonesia|author=Tim Penulis SENA WANGI|publisher=SENA WANGI|year=1999|location=Yogyakarta||page=210}} </ref> Kemahirannya membidikkan anak panah sukar dicari tandingannya.<ref name="ref1" /> Sejak kecil ia diasuh oleh kakeknya, Begawan Sidikwaspada dari Pertapaan Glagahwangi.<ref name="ref1" /> Prabukusuma pernah berjasa menolong [[Kerajaan Amarta]] sewaktu [[Dewi Mustakaweni]] berhasil mencuri ''Jamus Kalimasada'' dengan cara menyamar sebagai [[Gatotkaca]]<ref name="ref1" /><ref name = "ref3">{{citeweb |url= http://pdwi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=790:prabakusuma&catid=79:wayang-purwa&Itemid=192 |title=Prabakusuma |accessdate=14 April 2014 |publisher=Pusat Data Wayang Indonesia |archive-date=2014-05-17 |archive-url=https://web.archive.org/web/20140517122613/http://pdwi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=790:prabakusuma&catid=79:wayang-purwa&Itemid=192 |dead-url=yes }}</ref><ref name = "ref4">{{citeweb|url=http://pakraden.org/petruk-bukanlah-seorang-raja/|title=Prabakusuma |accessdate=14 April 2014 |publisher=Pak Raden|archive-date=2014-05-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20140517132416/http://pakraden.org/petruk-bukanlah-seorang-raja/|dead-url=yes}}</ref><ref name = "ref5">{{citeweb|url=http://www.adjisaka.com/galeri%20wayang/index.php/wayang-aksara-p/332-prabakusuma-solo|title=Prabakusuma |accessdate=14 April 2014 |publisher=Sekar Budaya Nusantara|archive-date=2014-05-17|archive-url=https://web.archive.org/web/20140517130451/http://www.adjisaka.com/galeri%20wayang/index.php/wayang-aksara-p/332-prabakusuma-solo|dead-url=yes}}</ref>
[[Berkas:Arjuna M.jpg|thumb|right|200px|Gambar Arjuna, ayah kandung dari Prabukusuma]]
 
== Kisah Prabakusuma ==
'''Prabakusuma''' di dalam pedalangan disebut dengan nama Bambang Priyambada.<ref name = "ref2"/><ref name="ref1"> {{cite book|title=Ensiklopedi Wayang Indonesia|author=Tim Penulis SENA WANGI|publisher=SENA WANGI|year=1999|location=Yogyakarta||page=210}} </ref> Ia adalah putra [[Arjuna]] dari [[Dewi Supraba]] yang menjadi permaisurinya saat menjadi raja di kahyangan. <ref name = "ref2">{{citeweb|url= http://sekarbudayanusantara.co.id/new/?p=710|title=Prabakusuma |accessdate=14 April 2014 |publisher=Sekar Budaya Nusantara}}</ref> Ia tampan dan sakti seperti ayahnya.<ref name="ref1"> {{cite book|title=Ensiklopedi Wayang Indonesia|author=Tim Penulis SENA WANGI|publisher=SENA WANGI|year=1999|location=Yogyakarta||page=210}} </ref> Kemahirannya membidikkan anak panah sukar dicari tandingannya.<ref name="ref1"/> Sejak kecil ia diasuh oleh kakeknya, Begawan Sidikwaspada dari Pertapaan Glagahwangi.<ref name="ref1"/> Prabukusuma pernah berjasa menolong [[Kerajaan Amarta]] sewaktu [[Dewi Mustakaweni]] berhasil mencuri ''Jamus Kalimasada'' dengan cara menyamar sebagai [[Gatotkaca]]<ref name="ref1"/><ref name = "ref3">{{citeweb|url= http://pdwi.org/index.php?option=com_content&view=article&id=790:prabakusuma&catid=79:wayang-purwa&Itemid=192|title=Prabakusuma |accessdate=14 April 2014 |publisher=Pusat Data Wayang Indonesia}}</ref><ref name = "ref4">{{citeweb|url=http://pakraden.org/petruk-bukanlah-seorang-raja/|title=Prabakusuma |accessdate=14 April 2014 |publisher=Pak Raden}}</ref><ref name = "ref5">{{citeweb|url=http://www.adjisaka.com/galeri%20wayang/index.php/wayang-aksara-p/332-prabakusuma-solo|title=Prabakusuma |accessdate=14 April 2014 |publisher=Sekar Budaya Nusantara}}</ref>
Dalam perjalanan ke Kerajaan Amarta untuk menghadap ayahnya, Prabakusuma berjumpa dengan [[Dewi Srikandi]], salah seorang istri Arjuna yang sedang mengejar Dewi Mustakaweni.<ref name="ref1"/> Srikandi berjanji akan mempertemukan Prabakusuma dengan Arjuna, namuntetapi ia harus mau membantunya mengejar sekaligus menangkap pencuri Kyai Jimat J''amus [[Jamus]] Kalimasada|Kalimasada]]''.<ref name="ref1"/> Pusaka milik Kerajaan Amarta itu berhasil dicuri oleh Dewi Mustakaweni, putri Prabu Niwatakawaca dan mempunyai Kakak bernama Prabu Bumiloka dari Kerajaan Manimantaka. <ref name="ref1"/> Untuk mencurinya, Dewi Mustakaweni lenih dahulu menyamar sebagai Gatotkaca.<ref name="ref1"/>
 
Setelah menyatakan kesanggupannya pada Dewi Srikandi, Prabakasuma mengejar Dewi MustikaweniMustakaweni dan karena permintaan Prabakusuma untuk menyerahkan ''Pusaka Kyai Jimat Kalimasada'' dikembalikan kepadanya tidak dipedulikan, merekapun berkelahi. <ref name="ref1"/> Sesungguhnya, pada saat perjumpaan pertama kedua manusia berlainan jenis itu merasa tertarik satu sama lain.<ref name="ref1"/>
 
Kemahiran Prabakusuma dalam membidikkan anak panah dingunakannya untuk mempermainkan dan menggoda lawannya yang cantik itu.<ref name="ref1"/> Satu persatu pakaian yang dikenakan Dewi MustikaweniMustakaweni terlepas dari tubuhnya karena menjadi sasaran anak panah Prabakusuma.<ref name="ref1"/>
Akhirnya, MustikaweniMustakaweni menyerah kalah.<ref name="ref1"/> Kyai Jimat ''Jamus Kalimasada'' dikembalikkan kepada Prabakusuma.<ref name="ref1"/> MustikaweniMustakaweni juga menurut saja ketika Prabukusuma mengajaknya ke Kerajaan Amarta. <ref name="ref1"/> Dengan restu para [[Pandawa]] dan [[Prabu Kresna]], Dewi MustikaweniMustakaweni akhrinya menjadi istri Prabakusuma. <ref name="ref1"/>
 
Dalam kisah berikutnya, Prabakusuma menitipkan Kyai ''Jimat Kalimasada'' kepada [[Petruk]].<ref name = "ref4"/>
Jimat itu sangat kuat hingga bisa mengalahkan kerajaan mana pun yang menjadi sasaran.<ref name = "ref4"/> Awalnya, Prabakusuma berpikir Petruk yang notabene merupakan anak Semar, pasti bisa dipercaya.<ref name = "ref4"/> Sayangnya, Prabakusuma lupa bahwa Petruk adalah sosok yang usil.<ref name = "ref4"/> Berbekal Kyai ''Jimat Kalimasada'', Petruk mengambil alih kerajaan Lojitengara dan mengangkat dirinya sendiri menjadi raja dan menyematkan gelar b''Welgeduwelbehelgeduwelbeh Tontongsot''.<ref name = "ref4"/>
 
==Kisah Prabakusuma ==
Dalam perjalanan ke Kerajaan Amarta untuk menghadap ayahnya, Prabakusuma berjumpa dengan [[Dewi Srikandi]], salah seorang istri Arjuna yang sedang mengejar Dewi Mustakaweni.<ref name="ref1"/> Srikandi berjanji akan mempertemukan Prabakusuma dengan Arjuna, namun ia harus mau membantunya mengejar sekaligus menangkap pencuri ''[[Jamus]] Kalimasada''.<ref name="ref1"/> Pusaka milik Kerajaan Amarta itu berhasil dicuri oleh Dewi Mustakaweni, putri Prabu Niwatakawaca dari Kerajaan Manimantaka. <ref name="ref1"/> Untuk mencurinya, Dewi Mustakaweni lenih dahulu menyamar sebagai Gatotkaca.<ref name="ref1"/>
Setelah menyatakan kesanggupannya pada Dewi Srikandi, Prabakasuma mengejar Dewi Mustikaweni dan karena permintaan Prabakusuma untuk menyerahkan ''Pusaka Kalimasada'' dikembalikan kepadanya tidak dipedulikan, merekapun berkelahi. <ref name="ref1"/> Sesungguhnya, pada saat perjumpaan pertama kedua manusia berlainan jenis itu merasa tertarik satu sama lain.<ref name="ref1"/>
Kemahiran Prabakusuma dalam membidikkan anak panah dingunakannya untuk mempermainkan dan menggoda lawannya yang cantik itu.<ref name="ref1"/> Satu persatu pakaian yang dikenakan Dewi Mustikaweni terlepas dari tubuhnya karena menjadi sasaran anak panah Prabakusuma.<ref name="ref1"/>
Akhirnya, Mustikaweni menyerah kalah.<ref name="ref1"/> ''Jamus Kalimasada'' dikembalikkan kepada Prabakusuma.<ref name="ref1"/> Mustikaweni juga menurut saja ketika Prabukusuma mengajaknya ke Kerajaan Amarta. <ref name="ref1"/> Dengan restu para [[Pandawa]] dan [[Prabu Kresna]], Dewi Mustikaweni akhrinya menjadi istri Prabakusuma. <ref name="ref1"/>
Dalam kisah berikutnya, Prabakusuma menitipkan ''Jimat Kalimasada'' kepada [[Petruk]].<ref name = "ref4"/>
Jimat itu sangat kuat hingga bisa mengalahkan kerajaan mana pun yang menjadi sasaran.<ref name = "ref4"/> Awalnya, Prabakusuma berpikir Petruk yang notabene merupakan anak Semar, pasti bisa dipercaya.<ref name = "ref4"/> Sayangnya, Prabakusuma lupa bahwa Petruk adalah sosok yang usil.<ref name = "ref4"/> Berbekal ''Jimat Kalimasada'', Petruk mengambil alih kerajaan Lojitengara dan mengangkat dirinya sendiri menjadi raja dan menyematkan gelar ''Welgeduwelbeh''.<ref name = "ref4"/>
Karena jadi raja, Petruk kumat lah isengnya.<ref name = "ref4"/> Hidungnya dia pasangi cincin dan dia selalu duduk di singgasananya dengan kaki diangkat, karena tubuhnya yang terlalu tinggi sehingga kakinya tidak pas dengan singgsana.<ref name = "ref4"/>
 
Namun Petruk tetap tidak kehilangan kebijaksanaannya.<ref name = "ref4"/> Ketika menjadi raja, sudah pasti Petruk harus mencari seorang permaisuri.<ref name = "ref4"/> Maka, iapun memerintahkan pada pengawalnya untuk mencarikan ia wanita yang layak untuk dipersunting.<ref name = "ref4"/> Petruk memberikan kriteria untuk para pengawalnya tentang wanita yang ingin ia peristri.<ref name = "ref4"/> “Aku tidak ingin istri yang cantik, kerjanya cuma berkaca saja tiap hari. Carikan aku istri dari kalangan jelata yang biasa saja”.<ref name = "ref4"/> Akhirnya, Petruk menikah dengan juru masak kerajaannya yang gemuk dan tidak cantik.<ref name = "ref4"/>
 
Waktu bergulir hingga suatu hari Petruk merasa capek duduk dengan kaki diangkat di atas singgasananya.<ref name = "ref4"/> Maka ia pun meminta pengawalnya untuk mencarikan alas duduk untuk singgasananya, sehingga kakinya bisa pas saat menyentuh lantai.<ref name = "ref4"/>
Akhirnya, pengawalnya menemukan bantalan yang dimaksudkan.<ref name = "ref4"/> Namun, bantalan itu ternyata milik kerajaan yang kala itu dipimpin oleh Abimanyu.<ref name = "ref4"/> Abimanyu yang sedang sakit, mempersilahkan Prabu Welgeduwelbeh mengambil alas duduknya.<ref name = "ref4"/> Namun Abimanyu mengatakan, “aku sedang sakit, jadi bila engkau ingin alas duduk ini untuk engkau gunakan, engkau harus tetap memangkuku.”<ref name = "ref4"/>
Petruk langsung sadar bahwa ini adalah tamparan keras baginya.<ref name = "ref4"/> Kerajaan yang semula dipimpin Petruk, kemudian diserahkan pada Abimanyu untuk dipimpin.<ref name = "ref4"/>
Dalam [[Baratayuda]], seperti juga semua anak Arjuna, Prabakusuma gugur.<ref name="ref1"/> Di hari ketujuh, ia terkena panah yang dilepaskan oleh [[Prabu Drona]].<ref name="ref1"/>
 
Dalam [[BaratayudaBharatayuddha]], seperti juga semua anak Arjuna, Prabakusuma gugur.<ref name="ref1"/> DiPada hari ketujuh, ia terkena panah yang dilepaskan oleh [[Prabu Drona]].<ref name="ref1"/>
 
== Rujukan ==
Baris 22 ⟶ 26:
{{tokoh wayang}}
 
[[Kategori:Tokoh Wayangwayang]]
 
[[Kategori:Tokoh Wayang]]
[[Kategori:Tokoh Mahabharata]]
 
[[Kategori:Tokoh Mahabharata]]