Gunung Bawakaraeng: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
k →‎Catatan kaki: clean up
 
(9 revisi perantara oleh 8 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Gunung Bawakaraeng''' berada di wilayah Kabupaten [[Gowa]], [[Sulawesi Selatan]]. Di lereng gunung ini terdapat wilayah ketinggian, [[Malino]], tempat wisata terkenal di Sulawesi Selatan. Secara ekologis gunung ini memiliki posisi penting karena menjadi sumber penyimpan air untuk Kabupaten [[Gowa]], Kota [[Makassar]], Kabupaten [[Bantaeng]], Kabupaten [[Bulukumba]] dan Kabupaten [[Sinjai]].
{{Infobox mountain
| name = Gunung Bawakaraeng
| photo =
| photo_caption =
| elevation = 2.845 [[Mdpl]] (9.333 Kaki)
| prominence =
| location = [[Sulawesi Selatan]], [[Indonesia]]
| coordinates = {{coord|5.316376|S|119.944274|E|type:mountain}}
| topo =
| type = Mountain
| age =
| last_eruption =
| first_ascent =
| easiest_route =
}}
'''Gunung Bawakaraeng''' atau '''''Gunung Bulu' Bawakaraeng''''' merupakan sebuah [[gunung]] berketinggian 2.845 [[Mdpl]] yang berada di [[Provinsi]] [[Sulawesi Selatan]] meliputi wilayah [[Kabupaten Gowa]] dan [[Kabupaten Sinjai]]. Suhu minimum adalah sekitar 17 °C hingga maksimum 25 °C. Di lereng gunung ini terdapat wilayah ketinggian, [[Malino]], tempat wisata terkenal di Sulawesi Selatan. Secara ekologis [[gunung]] ini memiliki posisi penting karena menjadi sumber penyimpan air untuk [[Kabupaten Gowa]], [[Kota Makassar]], [[Kabupaten Bantaeng]], [[Kabupaten Bulukumba]] dan [[Kabupaten Sinjai]]. Sejak terbentuknya, Gunung Bulu' Bawakaraeng telah mengalami 3 kali erupsi di pada masa lampau. 2/3 bagian Gunung Bulu' Bawakaraeng terlepas akibat erupsi besar dan sekarang menjadi wilayah [[Kota Makassar]]. Ketinggian Gunung Bulu' Bawakaraeng sebelumnya sekitar 6.780 [[Mdpl]]{{fact}}
 
== GeologiMitos ==
Bawakaraeng bagi masyarakat sekitar memiliki arti tersendiri. Bawa artinya Mulut, Karaeng artinya Tuhan. Jadi Gunung Bawakaraeng diartikan sebagai Gunung Mulut Tuhan.Penganut [[sinkretisme]] di wilayah sekitar gunung ini meyakini Gunung Bawakaraeng sebagai tempat pertemuan para [[wali]]. Para penganut keyakinan ini juga menjalankan ibadah haji di puncak Gunung Bawakaraeng setiap musim haji atau bulan [[Zulhijjah]], bersamaan dengan pelaksanaan ibadah haji di Tanah Suci. Tepat tanggal 10 Zulhijjah, mereka melakukan salat [[Idul Adha]] di puncak Gunung Bawakaraeng atau di puncak Gunung [[Lompobattang]].
Geologi Gunung Bulu' Bawakaraeng terbentuk oleh endapan vulkanik [[Gunung Lompobattang]] terdiri dari lava, tufa lahar dan breksi vulkanik yang telah mengalami pelabukan hingga berubah menjadi lempung lanau dan bersifat pasir gembur. Batuan lainnya yang terdapat di sekitar lokasi bencana antara lain endapan aluvium, endapan sumbat, endapan erupsi parasitik, anggota breksi, endapan vulkanik baturepe dan formasi Camba. Struktur Geologi yang terdapat berupa sesar normal dengan arah relatif utara - selatan dan baratlaut -tenggara. Sungai besar yang berhulu di [[gunung]] ini adalah [[Sungai Jeneberang]], [[Sungai Tangka]] dan Sungai Dannuang.
 
== PendakianTragedi longsor ==
Pada hari Jumat, tanggal [[26 Maret]] [[2004]] sekitar pukul 14.00 WITA, terjadi tragedi longsor di kaki Gunung Bawakaraeng, tepatnya di [[Tinggimoncong, Gowa|Kecamatan Tinggimoncong]].<ref name="longsor" /> Musibah longsor ini menewaskan 30 warga dan menimbum ribuan areal sawah dan perkebunan.
Gunung Bulu' Bawakaraeng terletak di 75 Km dari [[Kota Makassar]]. Secara Geografis, Gunung Bulu' Bawakaraeng terletak di perbatasan [[[Kabupaten Gowa]] dan [[Kabupaten Sinjai]], sehingga pencapaian menuju puncak [[gunung]] ini dapat dilakukan dari dua jalur yaitu, Jalur Lembanna di [[Kabupaten Gowa]] tepatnya mulai dari Dusun Lembana, [[Pattapang, Tinggimoncong, Gowa|Desa Pattapang]], [[Tinggimoncong, Gowa|Kecamatan Tinggimoncong]]. Dan jalur satunya adalah Jalur Tassoso’ yang terletak di Dusun Tassoso, Desa Gunung Perak, [[Sinjai Barat, Sinjai|Kecamatan Sinjai Barat]], [[Kabupaten Sinjai]]. Waktu tempuh untuk pendakian Bulu' Bawakaraeng dirata-rata jika diukur dari [[desa]] terakhir kira-kira 6 – 8 jam perjalanan<ref>[http://jalupendakiangunungdisulawesi.blogspot.co.id/ Jalur Pendakian Gunung Bawakaraeng]</ref>.
 
Pada hari Jumat, tanggal [[26 Maret]] [[2004]] sekitar pukul 14.00 WITA, Peristiwa ''Debris Slide'' terjadi pada kaldera Pegunungan [[Gunung Lompobattang|Lompobattang]]-Gunung Bawakaraeng (sekitar area pos 8 Gunung Bawakaraeng), dengan jumlah buangan material terbesar (±300.000.000 meter kubik). Peristiwa ini mengakibatkan 30 warga meninggal dunia dan menimbum ribuan areal sawah dan perkebunan. Eks wilayah longsor tersebut mengakibatkan daerah aliran sungai (DAS) menjadi labil. Setiap musim hujan, lumpur di kaki Gunung Bawakaraeng mengalir masuk ke [[Bendungan Bilibili]], bedungan terbesar di [[Sulawesi Selatan]] yang ada di [[Kabupaten Gowa]], yang menjadi sumber air baku di Gowa dan [[Makassar]]. Lumpur juga mengalir masuk ke [[Sungai Jeneberang]], sungai terbesar di Gowa yang ''membelah'' [[Sungguminasa]] ibukotaibu kota Kabupaten Gowa serta membendung Kota Makassar di wilayah selatan.
== Keanekaragaman Hayati ==
Hutan gunung ini didominasi oleh vegetasi hutan dataran rendah, hutan pengunungan bawah dan hutan pegunungan atas. Tumbuhan yang banyak ditemui diantaranya Jenis [[pinus]], [[anggrek]], edelweis, paku-pakuan, [[pandan]], [[cengkeh]], santigi, [[rotan]], lumut kerak dan lain sebagainya. Sedangkan untuk jenis fauna yang bisa ditemui antara lain, [[Anoa]], [[babi hutan]], burung pengisap madu, burung coklat paruh panjang dan lainnya. Gunung ini merupakan hulu [[Sungai Jeneberang]]. Serta merupakan Kawasan Hutan Wisata. Gunung ini juga termasuk kedalam kawasan Hutan Lindung [[Gunung Lompobattang]].
 
Gunung yang tingginya sekitar 2.845 [[mdpl]] dari permukaan laut ini juga menjadi arena pendakian. Namun, sudah banyak menelan korban akibat Hipotermia dikarenakan persiapan yang kurang matang.
== Longsor (Debris Slide) ==
Pada hari Jumat, tanggal [[26 Maret]] [[2004]] sekitar pukul 14.00 WITA, Peristiwa ''Debris Slide'' terjadi pada kaldera Pegunungan [[Gunung Lompobattang|Lompobattang]]-Gunung Bawakaraeng (sekitar area pos 8 Gunung Bawakaraeng), dengan jumlah buangan material terbesar (±300.000.000 meter kubik). Peristiwa ini mengakibatkan 30 warga meninggal dunia dan menimbum ribuan areal sawah dan perkebunan. Eks wilayah longsor tersebut mengakibatkan daerah aliran sungai (DAS) menjadi labil. Setiap musim hujan, lumpur di kaki Gunung Bawakaraeng mengalir masuk ke [[Bendungan Bilibili]], bedungan terbesar di [[Sulawesi Selatan]] yang ada di [[Kabupaten Gowa]], yang menjadi sumber air baku di Gowa dan [[Makassar]]. Lumpur juga mengalir masuk ke [[Sungai Jeneberang]], sungai terbesar di Gowa yang ''membelah'' [[Sungguminasa]] ibukota Kabupaten Gowa serta membendung Kota Makassar di wilayah selatan.
 
== Lihat pula ==
* [[Daftar gunung di Indonesia]]
 
== Catatan kaki ==
 
{{reflist|refs=
<ref name="longsor">[http://www.fajar.co.id/read-20110309000806-hajat-jutaan-jiwa-ada-di-tangan-mereka Hajat Jutaan Jiwa Ada di Tangan Mereka]</ref>
}}
 
{{Gunung di Indonesia}}
{{DEFAULTSORT:Bawakaraeng, Gunung}}
 
{{DEFAULTSORT:Bawakaraeng, Gunung}}
[[Kategori:Gunung di Sulawesi Selatan]]