Beng Rahadian: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Menambah Kategori:Alumni Institut Kesenian Jakarta menggunakan HotCat |
k →Karier: clean up |
||
(5 revisi perantara oleh 3 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Beng Rahadian''' (nama asli '''Bambang Tri Rahadian''',<ref name=":0" />
== Kehidupan pribadi ==
Beng menikah dengan Lulu Ratna, seorang aktivis film pendek.<ref name=":2">{{Cite web|url=https://www.cikopi.com/2015/01/beng-rahadian-dan-101-canda-kopi/|title=Beng Rahadian dan 101 Canda Kopi|last=Wahid|first=Toni|date=2015-01-21|website=Cikopi|language=en-US|archive-url=
== Karier ==
Beng memulai pendidikannya di Sekolah Menengah Seni Rupa, Bandung. Setelah lulus, ia berhasil masuk Institut Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (IKIP) Bandung, tetapi kemudian mengambil ujian masuk Institut Seni Indonesia (ISI), Yogyakarta, dalam bidang penyiaran televisi. Ia lolos, akan tetapi bidang ini mensyaratkan kepemilikan kamera, yang waktu itu tidak mampu ia beli. Pada akhirnya, ia memutuskan untuk pindah jurusan ke Seni Komunikasi Visual.<ref name=":2" /> Beng lulus dari ISI Yogyakarta pada tahun 2001.<ref name=":3">{{Cite web|url=https://islandsofimagination.id/web/id/author-n-artist/beng-rahadian|title=Beng Rahadian {{!}} Islands of Imagination|last=|first=|date=|website=islandsofimagination.id|archive-url=
Setelah lulus, Beng memutuskan untuk berkarier di Malaysia. Selama di Malaysia, ia bekerja di majalah ''Aku dan Sesuatu'' sebagai kontributor komik strip, sekaligus animator ''key drawing'' di studio Jutakira Animation. Dalam perkembangannya, Beng merasa bahwa tidak banyak yang dapat diraihnya di Malaysia.<ref name=":1" /> Ia kembali ke Indonesia pada tahun 2005, bekerja sekaligus sebagai kontributor artikel untuk majalah ''Wizard Indonesia'' serta kontributor komik strip untuk [[Koran Tempo]] edisi Minggu. Pada waktu ini pula, ia mendirikan [[Akademi Samali]] bersama Hikmat Darmawan, Adriansyah, dan Zarki.<ref>{{Cite
Pada tahun 2009, Beng melanjutkan pendidikannya, mengambil gelar S2 dalam bidang Penciptaan dan Kajian Seni Urban di [[Sekolah Pascasarjana Institut Kesenian Jakarta]]. Ia lulus pada tahun 2014 dan langsung bekerja sebagai dosen di Institut Kesenian Jakarta, tandem dengan tanggung jawab yang diembannya sebagai kontributor komik di beberapa koran dan proyek komik lainnya.<ref name=":0" />
Selain dimuat dalam berbagai antologi komik, Beng memiliki beberapa buku komik yang terbit dengan namanya, di antaranya ''Selamat Pagi Urbaz!'' (Terrant, 2002); ''Lotif'' (Cendana Art Media, 2009); Enjah (2013); ''101 Canda Kopi'' (2015) dan ''Mencari Kopi Aceh'' (Octopus, 2016).<ref name=":
Pada awal tahun 2020, terbitan ''Media Indonesia'' mewawancarai Beng tentang sebutan pekerjaannya sekarang, antara komikus, ilustrator, atau ''sketcher'' (penggambar sketsa). Ia lebih senang dikenal sebagai ilustrator, yang menurutnya "mewadahi semua". Dalam kalimat yang sama, Beng membuka jarak dengan persepsi orang terhadap dirinya sebagai komikus. Ia mengakui perpindahan ini disebabkan surutnya sektor penerbitan dan kurangnya kanal untuk menyalurkan hasrat menggambar komik yang terjadi pada tahun 2016. Meski demikian, Beng akan tetap menggambar komik, hanya saja dengan niat komersial yang jauh berkurang.<ref name=":4" />
Baris 28:
=== Pameran ===
* Ilustrasi makanan Jepang untuk Japanese Cultural Week 2018<ref>{{Cite
* ''Kartun Ber(b)isik'' (2019)<ref>{{Cite
=== Kurator ===
Baris 44:
== Referensi ==
{{reflist}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Seniman Indonesia]]
|