Tarawangsa: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k →Sumber rujukan: clean up |
|||
(16 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Tarawangsa''' merupakan salah satu jenis kesenian rakyat yang ada di kalangan [[
== Sejarah ==
Tarawangsa lebih tua keberadaannya
== Pertunjukan ==
Sebagai alat musik gesek, tarawangsa tentu saja dimainkan dengan cara digesek. Akan tetapi yang digesek hanya satu dawai, yakni dawai yang paling dekat kepada pemain; sementara dawai yang satunya lagi dimainkan dengan cara dipetik dengan jari telunjuk tangan kiri. Kemudian, sebagai nama salah satu jenis musik, tarawangsa merupakan sebuah ensambel kecil yang terdiri dari sebuah tarawangsa dan sebuah alat petik tujuh dawai yang menyerupai [[kecapi]], yang disebut [[Jentreng]].
Kesenian Tarawangsa hanya dapat ditemukan di beberapa daerah tertentu di Jawa Barat, yaitu di daerah Rancakalong ([[Sumedang]]), Cibalong, Cipatujah ([[Tasikmalaya|Tasikmalaya Selatan]]),
Alat musik tarawangsa dimainkan dalam laras pelog, sesuai dengan jentrengnya yang distem ke dalam laras pelog. Demikian pula repertoarnya, misalnya tarawangsa di Rancakalong terdiri dari dua kelompok lagu, yakni lagu-lagu pokok dan lagu-lagu pilihan atau lagu-lagu tambahan, yang semua berlaraskan pelog. Lagu pokok terdiri dari lagu Pangemat/pangambat, Pangapungan, Pamapag, Panganginan, Panimang, Lalayaan dan Bangbalikan. Ketujuh lagu tersebut dianggap sebagai lagu pokok, karena merupakan kelompok lagu yang mula-mula diciptakan dan biasa digunakan secara sakral untuk mengundang Dewi Sri. Sedangkan lagu-lagu pilihan atau lagu-lagu yang tidak termasuk ke dalam lagu pokok terdiri dari ''Saur'', ''Mataraman'', ''Iring-iringan'' (''Tonggeret''), ''Jemplang'', ''Limbangan'', ''Bangun'', ''
Lagu-lagu Tarawangsa di Rancakalong jauh lebih banyak jumlahnya daripada lagu-lagu Tarawangsa di Banjaran dan Cibalong. Lagu-lagu Tarawangsa di Banjaran di antaranya terdiri dari ''Pangrajah'', ''Panimang'', ''Bajing Luncat'', ''Pangapungan'', ''Bojong Kaso'', dan ''Cukleuk''. Sementara lagu-lagu Tarawangsa di Cibalong di antaranya terdiri dari ''Salancar'', ''Ayun'', ''Cipinangan'', ''Mulang'', ''Manuk Hejo'', ''Kang Kiai'', ''Aleuy'', dan ''Pangungsi''.
Baris 19:
== Sumber rujukan ==
* [[Ganjar Kurnia]]. 2003. ''Deskripsi kesenian Jawa Barat''. Dinas Kebudayaan & Pariwisata Jawa Barat, Bandung.
*[https://majalah.tempo.co/read/selingan/164365/ruwatan-lembur-dan-cerita-tarawangsa-di-tasikmalaya Rommy Roosyana]. 2021. ''Ruwatan Lembur dan Cerita Tarawangsa di Tasikmalaya''. Majalah Tempo
[[Kategori:Seni di Indonesia]]
[[Kategori:Kesenian Sunda]]
[[Kategori:Musik Sunda]]
|