Seruni and The Black Butterfly: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Oyayisa (bicara | kontrib)
k Sinopsis: clean up
 
(22 revisi perantara oleh 13 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{tanpa_referensi|date=2011}}
'''''Seruni and The Black Butterfly''''' adalah sebuah [[film]] [[Indonesia]] karya sutradara muda [[Yissa Luthana]] yang diluncurkan pada [[10 Agustus]] [[2010]] dan dibintangi [[Nicholas Saputra]],[[Dude Harlino]] dan aktris pendatang baru [[Azzura Nadya Pongai]]. Film ini mendapatkan banyak mendapatkan penghargaan dari festival film nasional dan internasional, serta menjadi satu-satunya film Indonesia yang berhasil merebut penghargaan utama sebagai film terbaik di ajang Oscar ([[Academy Award]]), [[Golden Globe]], [[Cannes Film Festival]], dan Pusan International Festival.
'''''Seruni and The Black Butterfly''''' adalah sebuah novel fiksi karangan penulis muda Indonesia [[Yissa Luthana]] yang diterbitkan Mahakarya Nyata Publisher Jakarta pada semester kedua tahun 2010 yang lalu.
 
Film yang diproduksi Mahaka Pictures ini diangkat dari novel laris dengan judul yang sama yaitu [[Seruni and The Blackbutterfly]] karya [[Yissa Luthana]] terbitan Gramedia Pustaka Utama Jakarta. Bergenre horor psikologis dan romansa satire, film yang turut dibintangi aktris peraih enam kali piala citra [[Christine Hakim]] ini membawa pesan moral tentang bahaya sekaligus manfaat jejaring sosial ''Facebook'' juga mengajarkan keberanian di setiap wanita.
 
== Sinopsis ==
 
Seruni ([[Azzura Nadya Pongai]]) adalah seorang wanita muda berusia 26 tahun yang hidup dengan trauma masa lalu. Ia menyimpan dendam kesumat kepada Ray Adiyaksa ([[Dude Harlino]]), pria penderita alzheimer yang tiga belas tahun silam memperkosanya di kebun kupu-kupu. Namun ketika Tuhan mempertemukan mereka kembali, dendam kesumat di dalam diri Seruni berubah seratus delapan puluh derajat menjadi cinta yang tak biasa. Meutya ([[Christine Hakim]]), ibunda Ray Adiyaksa memberitahu Seruni kalau selama tiga belas tahun Ray hidup dalam penyesalan di penjara karena telah memperkosanya saat usianya masih sangat belia.
 
Saat menikmati hubungan cinta yang tak biasa dan tak diresuti ibunya, Elena ([[Meriam Bellina]]), tiba-tibapetaka sajakembali terjadikembali malapetaka.mendatangi AkilaSeruni (Shalomuntuk Guritno,kedua anakkalinya. aktris [[Wulan Guritno]])Akila yang masih berusia 12 tahun, anak kandung Seruni hasil pemerkosaan yang dilakukan Ray Adiyaksa tiga belas tahun silam, diculik oleh seorang yang dicurigai polisi sebagai Monster Kupu Kupu Hitam, sebutan untuk monster pedofilia dan pembunuh berantai yang menjadi buronan polisi Mahaka karena sudah sepuluh kali menculik, memperkosa, dan membunuh gadus-gadis di bawah umur di Mahaka. Setiap korban yang ditemukan tewas terbungkus kantong plastik bersama beberapa ekor kupu-kupu hitam. Perkenalan Akila dengan penculiknya berawal dari Facebook. Meski kepolisian sudah mengerahkan detektif dan oknum polisi untuk mencari siapa dan dimana keberadaan Monster Kupu Kupu Hitam, Seruni tak mau berdiam diri dan mencari anak kandungnya itu sendirian karena di saat yang bersamaan penyakit alzheimer yang diderita Ray semakin parah. Berbekal facebook yang dimliki Akila, Seruni berhasil membuka pintu terang investigasi cerdasnya melalui analisaanalisis psikologis tentang sosok Monster Kupu Kupu Hitam. HinggaIa akhirnyadibantu seorang preman bernama Bramantyo yang menguasai tempat prostitusi anak di bawah umur yang terselubung di tengah kota. Petunjuk demi petunjuk diperoleh Seruni mulai dari tato kupu-kupu hitam (simbol untuk pedofilia), penelusuran facebook dan situs terlarang khusus pedofilia, tempat-tempat yang sangat mengerikan, buku harian Ray Adiyaksa, berhasilHingga menyimpulkanakhirnya kesimpulan jikalaubahwa Monster Kupu Kupu Hitam memiliki hubungan kisah masa lalu dengan mereka pada masa lalu. Sosok itu mengarah ke satu nama, sahabat masa lalu Ray yang bernama Albert Mangungsong, ([[Nicholaspria Saputra]]),36 priatahun yang hidup menyendiri, dan memiliki klub renang anak-anak dan toko baju khusus anak perempuan di Selatan Mahaka. Cinta segitiga yang rumit, serta kisah masa lalu mereka yang pelan-pelan diungkap akhirnya menjawab tentang misteri Albert dan kupu-kupu hitam.
 
== Karakter ==
Baris 13 ⟶ 12:
|-
! Peran
! Diperankan oleh
! Karakter
|-
| '''Seruni'''
| Wanita muda berusia 26 tahun, cantik, cerdas menganalisamenganalisis, penakut sekaligus pemberani, dan hidup dalam trauma gelap masa lalu.
| [[Azzura Nadya Pongai]]
| Wanita muda berusia 26 tahun, cantik, cerdas menganalisa, penakut sekaligus pemberani, dan hidup dalam trauma gelap masa lalu.
|-
| '''Ray Adiyaksa'''
| [[Dude Harlino]]
| Seorang koboy pendiam yang memiliki peternakan kuda, menderita alzheimer, hidup dalam penyesalan.
|-
| '''Albert'''
| [[Nicholas Saputra]]
| Pria pemalum pendiam, dan penyendiri yang berpenampilan rapi seperti anak militer. Memiliki karakter psikopat pasif yang sangat mengerikan, sekaligus memiliki penyimpang biseksual (mencintai pria dewasa juga anak-anak perempuan di bawah umur).
|-
| '''Meutya'''
| [[Christine Hakim]]
| Wanita bangsawan yang dingin, dengan karakter kuat.
|-
| '''Elena'''
| [[Meriam Bellina]]
| Seorang ibu yang protektif karena selalu dirundung kekhawatiran dan ketakutan.
|-
| '''Akila'''
| [[Shaloom Guritno]]
| Gadis cilik berusia 12 tahun yang lugu, ceria, dan kecanduan facebook.
|-
| '''Bramantyo'''
| Special Apperance : Preman sekaligus sahabat masa lalu Seruni, yang memandu Seruni di sebuah lokasi prostitusi mengerikan saat investigasi.
| [[Baim Wong]]
| Special Apperance : Preman sekaligus sahabat masa lalu Seruni, yang memandu Seruni di sebuah lokasi prostitusi mengerikan saat investigasi.
|}
 
== Lokasi Shooting ==
Film ini mengambil lokasi shooting di beberapa tempat dataran tinggi dan perkebunan yang sangat eksotis di Indonesia. Menggunakan kota fiksi bernama Mahaka, yaitu sebuah kota perkebunan yang dingin dan dikelilingi perbukitan hijau juga pegunungan, dan memiliki danau serta peternakan kuda, produksi film ini harus berpindah-pindah lokasi untuk mendapat gambaran lokasi seperti itu. Dimulai dari Dataran Tinggi Batur dan Bedugul di Bali, Dataran Tinggi Lembang Jawa Barat, Danau Toba dan Pulau Samosir di Sumatera Utara, Savana Olalosa di Dataran Tinggi Rinjani Nusa Tenggara, hingga kota Tomohon di Sulawesi Utara.
 
== Produksi ==
 
Untuk pertama kalinya Raja Sinetron kejar tayang [[Dude Harlino]] dipertemukan dan beradu akting dengan aktor yang menjadi ikon perfilman nasional saat ini [[Nicholas Saputra]]. Meski harus menjadi tokoh antagonis yang sakit jiwa (psikopat) dan menderita penyimpangan seksual yang sangat mengerikan, aktor Nicholas Saputra sangat senang memerankan karakter Albert dalam film ini karena menurutnya sangat menantang. Setali tiga uang, aktor [[Dude Harlino]] juga bagaikan mendapatkan tantangan baru karena berkesempatakan memerankan karakter Ray Adiyaksa, pria berusia tiga puluh tahunan yang pendiam, dingin, koboy yang sangat macho, dan menderita alhzeimer sekaligus menyimpan penyesalan yang sangat kuat dan tergambar di wajahnya yang kaku. Film [[Seruni and The Black Butterfly]] ini juga turut memasang wajah baru seperti model alumni sebuah universitas seni di Paris Perancis [[Azzura Nadya Pongai]] yang total memerankan tokoh utama Seruni, gadis yang mengalami perang batin dan psikis dalam dirinya, dan anak sulung aktris [[Wulan Guritno]] yang masih berusia belia, [[Shaloom Guritno]] yang memerankan tokoh Akila. Selain diramaikan dua aktris senior peraih piala Citra seperti [[Christine Hakim]] dan [[Meriam Bellina]], aktor tampan yang [[Baim Wong]] juga muncul dalam karakter unik dan beda dengan karakter Baim sebelumnya sebagai penampilan spesial di tengah cerita.
 
Di lingkup produksi, putra konglomerat Yohanes Prawiro, Reza Alender Prawiro bertanggung jawab memproduksi film berbiaya fantastis yaitu 6 milyar ini. Meski baru menapaki dunia produksi film, Reza Prawiro mendapat dukungan dari banyak pihak yang bernaung di perusahaan Mahaka Picture, perusahaan film yang aktif memproduksi film-film nasional berkualitas dua tahun terakhir. Kedekatannya dengan penulis muda berbakat Yissa Luthana, mengantarkan dua pasangan muda ini pada pintu produksi film Seruni and The Black Butterfly di akhir tahun 2009. Menurut Reza Prawiro sang produser, tidak ada yang lebih tepat menyutradarai film perdananya yang menelan biaya fantastis itu selain yang menulis ceritanya, yang tak lain dan tak bukan adalah Yissa Luthana sendiri.
 
Sama halnya dengan sang produser, film Seruni and The Black Butterfly juga film pertama bagi Yissa Luthana. Selama ini ia dikenal sebagai penulis novel romantis dan horor psikologis yang tidak banyak dikenal meski karya-karyanya cukup berkualitas dan banyak digemari pembaca. Satu novelnya yang berjudul "Romi July In Cinderella Love Story" dan "Alma De Amor" mampu menggambarkan kualitas Yissa Luthana sebagai penulis. Namun bidang penyutradaraan dan penulisan cerita fiksi tentu saja berbeda. Bukan lulusan sekolah perfilman khusus penyutradaraan tak menjadi alasan Yissa Luthana untuk patah arang saat Reza Prawiro memintanya menyutradarai Seruni and The Black Butterfly. Gadis dua puluh empat tahun yang mencintai tantangan ini menerima tawaran itu, dan hasilnya bisa dibuktikan dengan rentatan piala dari penghargaan internasional yang diperoleh film terlaris 2010 tersebut.
 
* Produser : Reza Alexander Prawiro
* Sutradara : Yissa Luthana
* Cerita dan Skenario : Yissa Luthana
* Penata Musik : Erwin Gutawa
* Sinematografi : Yudi Datau
* Editor : Ipung Armanto
* Penata Artistik : Frans XR Paat & Iri Supit
* Koreografi Laga : Deddy Wigraha
* Penata Kostum : Ivan Gunawan (Azzura Nadya Pongai), Iri Supit (Pemeran Lainnya).
 
=== Penghargaan ===
'''[[ACADEMY AWARD]] 2011'''
* Film Berbahasa Asing Terbaik
 
'''[[GOLDEN GLOBE]] 2011'''
* Film Berbahasa Asing Terbaik
 
'''[[Cannes Film Festival]] 2011'''
* Film Drama Terbaik
 
'''Penghargaan Internasional'''
* [[Pusan International Film Festival]] 2011 Film Drama Terbaik
* [[Pusan International Film Festival]] 2011 Sutradara Pendatang Baru Terbaik
* [[Singapore International Film Festival]] 2011 Film Terbaik
* [[Singapore International Film Festival]] 2011 Aktor Terbaik (Dude Harlino)
* [[Singapore International Film Festival]] 2011 Aktris Terbaik (Azzura Nadya Pongai)
* [[Singapore International Film Festival]] 2011 Aktor Pendukung Terbaik (Nicholas Saputra)
* [[Singapore International Film Festival]] 2011 Sutradara Terbaik (Yissa Luthana)
* [[Singapore International Film Festival]] 2011 Sinematografi Terbaik (Yudi Datau)
* [[Singapore International Film Festival]] 2011 Aktris Pendatang Baru Terbaik (Azzura Nadya Pongai)
 
'''Penghargaan Nasional'''
 
'''[[Festival Film Indonesia]] 2011'''
* Film Terbaik
* Pemeran Utama Pria Terbaik (Nicholas Saputra)
* Pemeran Utama Wanita Terbaik (Azzura Nadya Pongai)
* Penyutradaraan Terbaik (Yissa Luthana)
* Skenario Adaptasi Terbaik (Yissa Luthana)
* Sinematografi Terbaik (Yudi Datau)
* Penata Musik Terbaik (Erwin Gutawa)
 
'''[[Indonesia Movie Award]] 2011'''
* Film Terfavorit
* Pemeran Utama Pria Terbaik (Dude Harlino)
* Pemeran Utama Wanita Terbaik (Azzura Nadya Pongai)
* Pemeran Pendukung Pria Terbaik (Nicholas Saputra)
* Pemeran Utama Pria Terfavorit (Dude Harlino)
* Pendatang Baru Wanita Terbaik (Azzura Nadya Pongai)