Pulanga: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k →‎top: clean up
 
(21 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
[[Berkas:Pemanku Adat.jpg|jmpl|Dokumentasi Pemangku Adat Pohala'a Limutu (Kerajaan Limboto)]]
{{sedang ditulis}} '''Pulanga''' merupakan sebuah Upacara Penobatan atau Pemberian Gelar Adat dari Dewan Adat Gorontalo bersama Lembaga Adat 5 Kerajaan kepada "Putra Terbaik Bangsa" yang masih hidup.<ref>NUSI, N.A., 2014. ''TAHULI PADA UPACARA ADAT PULANGA MASYARAKAT GORONTALO'' (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Gorontalo).</ref> Adapun Upacara Penobatan atau Pemberian Gelar Adat dari Dewan Adat Gorontalo bersama Lembaga Adat 5 Kerajaan kepada "Putra Terbaik Bangsa" yang telah meninggal disebut ''Gara'i''. Pada upacara adat Pulanga terdapat tahapan prosesi penyampaian ''Tahuli'' atau penyampaian Nasehat beserta pesan-pesan penuh hikmah. Proses penyampaian ''Tahuli'' dilaksanakan secara bergantian dengan penyampaian ''[[Tuja'i|Tuja’i]]''. Di tahun 2018, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Republik Indonesia akhirnya menetapkan Pulanga, bersama dengan tujuh budaya Gorontalo lainnya sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) Indonesia. <ref>https://humas.gorontaloprov.go.id/8-budaya-gorontalo-ditetapkan-sebagai-warisan-budaya-takbenda/</ref>
'''Pulanga''' merupakan sebuah Upacara Penobatan atau Pemberian Gelar Adat dari Dewan Adat Gorontalo bersama Lembaga Adat 5 Kerajaan kepada "Putra Terbaik Bangsa" yang masih hidup.<ref>NUSI, N.A., 2014. ''TAHULI PADA UPACARA ADAT PULANGA MASYARAKAT GORONTALO'' (Doctoral dissertation, Universitas Negeri Gorontalo).</ref>
 
Adapun Upacara Penobatan atau Pemberian Gelar Adat dari Dewan Adat Gorontalo bersama Lembaga Adat 5 Kerajaan kepada "Putra Terbaik Bangsa" yang telah meninggal disebut ''[[Gara'i]]''.
 
Pada upacara adat Pulanga terdapat tahapan prosesi penyampaian ''Tahuli'' atau penyampaian Nasehat beserta pesan-pesan penuh hikmah. Proses penyampaian ''Tahuli'' dilaksanakan secara bergantian dengan penyampaian ''[[Tuja'i|Tuja’i]]''.
 
Pada tahun 2018, [[Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan]] (Kemendikbud), Republik Indonesia akhirnya menetapkan Pulanga, bersama dengan tujuh budaya Gorontalo lainnya sebagai Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) [[Indonesia]].<ref>{{Cite web |url=https://humas.gorontaloprov.go.id/8-budaya-gorontalo-ditetapkan-sebagai-warisan-budaya-takbenda/ |title=Salinan arsip |access-date=2019-02-15 |archive-date=2019-02-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190215160015/https://humas.gorontaloprov.go.id/8-budaya-gorontalo-ditetapkan-sebagai-warisan-budaya-takbenda/ |dead-url=yes }}</ref>
 
== Daftar Penerima Gelar Adat Pulanga ==
Sejauh ini, telah tercatat setidaknya 64 orang<ref>https://gorontalo.antaranews.com/berita/53888/kapolda-sandang-gelar-adat-gorontalo</ref> telah menerima gelar adat Pulanga oleh Dewan Adat Gorontalo, diantaranya:
# [[Nani Wartabone]], Proklamator Kemerdekaan Indonesia di Gorontalo pada tanggal 23 Januari, tahun 1942
#[[Hans Bague Jassin|H.B. Jassin]], Paus Sastra Indonesia
# [[Hans Bague Jassin|H.B.J. HabibieJassin]], PresidenPaus RepublikSastra Indonesia ke-3
# [[B.J. A. KatiliHabibie]], BapakPresiden GeologiRepublik Indonesia ke-3
# [[J. A. Katili]], Bapak Geologi Indonesia
#[[Aloei Saboe]], Dokter Pejuang Kemerdekaan Indonesia di Gorontalo
# Alex Sato Biya, Jaksa Agung Muda Perdata dan Tata Usaha Negara (Jamdatun)
# Medi Botutihe, Wali kota Gorontalo ke-8
# Sri Sultan [[Hamengkubawana X]], dengan gelar adat ''Ti Tulutani Lo Toyunuta''<ref>https://bola.kompas.com/read/2008/10/24/06422754/sultan.terima.gelar.adat.gorontalo</ref>
# Syafrudin Mosii, Auditor BPK RI, dengan gelar adat ''Ti Molotuleteya Upango Lipu''<ref>http://www.gorontalo.bpk.go.id/?p=1781</ref>
# [[Rachmat Gobel]], Menteri Perdagangan RI ke-33
# [[Rusli Habibie]], Gubernur Gorontalo ke-3
# [[Idris Rahim]], Wakil Gubernur Gorontalo ke-3
# David Bobihoe, Bupati Gorontalo ke-7 dengan gelar adat ''Tauwa Lo Lahuwa''
# [[Udin Hianggio]], Wakil Gubernur Kalimantan Utara pertama<ref>{{Cite web |url=https://humas.kaltaraprov.go.id/berita/view/1415/wagub-generasi-muda-wajib-jaga-budaya-bangsa.html |title=Salinan arsip |access-date=2019-02-15 |archive-date=2019-02-15 |archive-url=https://web.archive.org/web/20190215160243/https://humas.kaltaraprov.go.id/berita/view/1415/wagub-generasi-muda-wajib-jaga-budaya-bangsa.html |dead-url=yes }}</ref>
# [[Udin Hianggio]]
# [[Fadel Muhammad]], Gubernur Gorontalo pertama
# [[Marten Taha]], Wali kota Gorontalo ke-10
# [[Winarni Monoarfa]], Sekretaris Daerah Provinsi Gorontalo ke-2
# Brigadir Jenderal [[Rachmad Fudail]], Kapolda Gorontalo
# [[Indra Yasin]], Bupati Gorontalo Utara ke-2
# [[Abdullah Amu]], Mantan Gubernur Sulut ke- 4
 
== Perubahan Tradisi Penerima Gelar Adat Pulanga ==
 
# [[Winarni Monoarfa]], merupakan perempuan pertama sepanjang sejarah tradisi pemberian gelar adat Pulanga.<ref>https://bappeda.gorontaloprov.go.id/institution/read/70/sediakan-bulita-khusus-perempuan-dinobatkan-8-pemangku-adat</ref> Sebelumnya belum pernah gelar adat Pulanga ini diberikan kepada perempuan.
# [[Rachmad Fudail]], merupakan seorang Kapolda Gorontalo sekaligus perwira tinggi Kepolisian pertama yang mendapatkan gelar adat Pulanga.<ref>{{Cite web|url=https://tribratanews.gorontalo.polri.go.id/kapolda-di-beri-gelar-adat-pulanga-ti-tulai-bala-lo-madala/|title=KAPOLDA DI BERI GELAR ADAT ” PULANGA” TI TULAI BALA LO MADALA|website=Humas Polda Gorontalo|language=en-US|access-date=2019-02-21}}</ref> Gelar Adat ini diberikan pertama kali kepada Jenderal Bintang Satu ini karena dedikasi dan pengabdiannya dalam mengamankan negeri serta atas kesuksesannya membangun insfrastruktur kepolisian yang lengkap dan megah di Gorontalo.
 
== Referensi ==
{{Reflist}}
 
[[Kategori:Gelar]]
[[Kategori:Upacara adat]]
[[Kategori:Upacara adat di Indonesia]]