Sumpah Pemuda Keturunan Arab: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tag: Dikembalikan Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
Blackman Jr. (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
 
(4 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Sumpah Pemuda Keturunan [[Arab]]''' adalah sumpah yang dilakukan oleh pemuda-pemuda peranakan [[Arab-Indonesia|Arab]] di [[Nusantara]] yang pada tahun [[1934]]. Pada tanggal 4-54–5 Oktober 1934, para pemuda keturunan Arab di Nusantara melakukan kongres di [[Semarang]]. Dalam kongres ini, mereka bersepakat untuk mengakui [[Indonesia]] sebagai tanah air mereka, karena sebelumnya kalangan keturunan Arab berangapan bahwa tanah air mereka adalah negeri-negeri Arab dan senantiasa berorientasi ke Arab.
 
== Latar belakang ==
Pemerintah Kolonial Hindia Belanda membagi 3 strata masyarakat di [[Nusantara]] menjadi 3 bagian. Kelas paling atas adalah warga kulit putih (Eropa, [[AmerikaOrang Eropa|Eropa]], dan [[JepangBangsa Amerika|Amerika]] dll), kelas dua warga Timur Asing ([[Bangsa Arab|Arab]], [[Bangsa India|India]], [[Tionghoa]], dlldan [[Bangsa Jepang|Jepang]]) dan kelas tiga adalah pribumi[[Pribumi Indonesia]]. Orang-orang Arab yang hijrah ke Indonesia mayoritas berasal dari [[Hadramaut]], [[Yaman Selatan]] selatan. Orang-orang Arab yang datang ke Nusantara itu seluruhnya laki-laki dan karena kendala jarak serta karena tradisi Arab (wanita tidak ikut bepergian) maka mereka datang tanpa membawa istri atau saudara wanita. Orang-orang arab itu menikah dengan wanita pribumi. Jika orang Eropa menyebut pribumi dengan istilah ''[[inlander]]'' (artinya '"orang pedalaman'"),<ref>[https://www.merriam-webster.com/dictionary/inlander inlander]: ''one who lives inland'', © 2017 Merriam-Webster, Incorporated.</ref><ref>[http://kbbi.web.id/inlander inlander]: ''sebutan ejekan bagi penduduk asli di Indonesia oleh orang Belanda pada masa penjajahan Belanda; pribumi'', KBBI Online © 2012-2016 versi 1.9.</ref> keturunan Arab menyebut pribumi dengan istilah ''ahwal'' (artinya '"saudara ibu'"),<ref>Shahab, Alwi (2004), [https://books.google.co.id/books?id=HeIoTLPRNbcC&pg=PA24&dq=ahwal+saudara+ibu&hl=en&sa=X&redir_esc=y#v=onepage&q=ahwal%20saudara%20ibu&f=false ''Saudagar Baghdad dari Betawi''], Penerbit Republika, ISBN 9793210303, 9789793210308. Hlm. 24.</ref> sebab memang banyak keturunan Arab yang ibunya pribumi.
 
Pada 1 Agustus 1934, Harian Matahari Semarang memuat tulisan [[AR Baswedan]] tentang orang-orang Arab. AR Baswedan adalah peranakan [[Arab]] asal Ampel [[Ampel, Surabaya]]. Dalam artikel itu terpampang foto AR Baswedan mengenakan [[blangkon]]. Dia mengajak keturunan Arab, seperti dirinya sendiri, menganut asas kewarganegaraan ius soli:, di mana saya lahir, di situlah tanah airku. Artikel yang berjudul “Peranakan"Peranakan Arab dan Totoknya”Totoknya" berisi anjuran tentang pengakuan Indonesia sebagai tanah air. Artikel itu juga memuat penjelasan Baswedan tentang bagaimana sikap nasionalisme yang dianjurkan pada kaumnya. Pokok-pokok pikiran itu antara lain Tanah air Arab peranakan adalah Indonesia; Kultur Arab peranakan adalah kultur Indonesia – Islam; Arab peranakan wajib bekerja untuk tanah air dan masyarakat Indonesia; Perlu didirikan organisasi politik khusus untuk Arab peranakan; Hindari hal-hal yang dapat menimbulkan perselisihan dalam masyarakat Arab; Jauhi kehidupan menyendiri dan sesuaikan dengan keadaan zaman dan masyarakat Indonesia. Artikel [[AR Baswedan]] ini dipilih oleh [[Majalah Tempo]] edisi khusus Seabad kebangkitan Nasional (Mei 2008) sebagai salah satu dari 100 tulisan paling berpengaruh dalam sejarah bangsa [[bangsa Indonesia]].
 
Artikel yang menggemparkan itu ditulis [[AR Baswedan]] saat dia baru berusia 26 tahun. Karena artikel itu, warga keturunan [[Arab]] sempat berang padanya karena memunculkan gagasan merendahkan diri di mata orang-orang Arab pada masa itu. Bukan hanya itu, melalui harian Matahari [[AR Baswedan]] secara rutin melontarkan pemikiran-pemikiran tentang pentingnya integrasi, persatuan orang Arab di Indonesia, untuk bersama-sama bangsa Indonesia yang lain memperjuangkan kemerdekaan bagi Indonesia. Timbulnya ide mendirikan [[Partai Arab Indonesia]] berkaitan erat dengan pengajuan prinsip tanah air Indonesia bagi kaum peranakan [[Arab]]. Ide mendirikan [[Partai Arab Indonesia]] dengan pengakuannya tentang tanah air bagi peranakan Arab dicetuskan dan dikembangkan serta juga diperjuangkan. [[AR Baswedan]] juga aktif menyerukan pada orang-orang keturunan Arab agar bersatu membantu perjuangan Indonesia. Untuk itu, [[AR Baswedan]] berkeliling ke berbagai kota untuk berpidato dan menyebarkan pandangannya pada kalangan keturunan Arab.
 
== Konferensi Pemuda Keturunan Arab ==
Baris 23:
 
== Tokoh-tokoh ==
Sumpah Pemuda Keturunan Arab ini dihadiri oleh tokoh-tokoh pemuda keturunan Arab. Hasil [[konferensi]] itu adalah dibentuknya [[Persatuan Arab Indonesia]] yang kemudian menjadi [[Partai Arab Indonesia]]. Dalam konferensi itu disepakati pengurusan PAI sebagai berikut: [[AR Baswedan]] (Ketua), [[Nuh Alkaf ]] (Penulis I), [[ Salim Maskati ]] (Penulis II), [[Segaf Assegaf ]] (Bendahara), [[Abdurrahim Argubi ]] (Komisaris). Tokoh PAI lainnya adalah [[Hamid Algadri]], [[Ahmad Bahaswan]], [[HMA Alatas]], [[HA Jailani]], [[Hasan Argubi]], [[Hasan Bahmid]], [[A. Bayasut]], [[Syechan Shahab]], [[Husin Bafagih]], [[Ali Assegaf]], [[Ali Basyaib]], dll.
 
== Sumber ==
Baris 40:
 
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2008/09/08/NAS/mbm.20080908.NAS128179.id.html Majalah TEMPO: AR Baswedan, Seorang Nasionalis Berdarah Arab] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20091018164229/http://majalah.tempointeraktif.com/id/arsip/2008/09/08/NAS/mbm.20080908.NAS128179.id.html |date=2009-10-18 }}
* {{id}} [http://cetak.kompas.com/read/xml/2008/09/11/00364376/ar.baswedan.1908-1976 Harian KOMPAS: AR Baswedan 1908-1986 (tentang perjuangan diplomasi)]
* {{id}} [http://www.republika.co.id/launcher/view/mid/22/kat/0/news_id/1919 Harian REPUBLIKA: AR Baswedan Pendobrak Isolasi]