'''Menjadi Indonesia''' = (men)dingan (ja)ngan (di)am untuk [[Indonesia]] ialah sebuah [[gerakan moral]], ajakanyang mengajak mahasiswa berbuat nyata, memberiuntuk maknaIndonesia. padaMenjadi Indonesia, yang digagas [[Tempo_Tempo (majalah)|Tempo]] '''Institute''' sejak tahun 2009.<ref>{{Cite web |url=http://tempo-institute.org/kompetisi-esai-mahasiswa-2013-menjadi-indonesia/< |title=Salinan arsip |access-date=2013-07-27 |archive-date=2013-07-24 |archive-url=https:/ref>/web.archive.org/web/20130724110040/http://tempo-institute.org/kompetisi-esai-mahasiswa-2013-menjadi-indonesia/ Setiap|dead-url=yes tahun,}}</ref> Tempo Institute menantangmengadakan kompetisi [[esai]] [[mahasiswa]] Indonesiaatau untukdisingkat menetaskanKEM buahMenjadi pikiranIndonesia melaluisetiap kompetisisetahun [[esai]]sekali.<ref>http://www.tempo.co/read/news/2012/12/05/079446160/Tempo-Gelar-Malam-Menjadi-Indonesia{{Pranala mati|date=Desember 2022 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>.
[[Berkas:MenjadiIndonesia.jpg|jmpl|Peserta KEM Menjadi Indonesia 2012 belajar pertanian di area konservasi Villa Hutan Jati Bogor]]
== Esai Menjadi Indonesia ==
Ini bukan sekadar kompetisi menulis. Tempo Institute memilih 30 (tiga puluh) penulis esai terbaik untuk mendapatkan kesempatan berharga, yakni mengikuti “Kemah [[Kepemimpinan]] — Menjadi Indonesia” di [[Jakarta]] dan [[Bogor]], selama dua (2) minggu. Dalam kemah ini, finalis menjalani pelatihan [[jurnalistik]], pelatihan kepemimpinan dan sekaligus bertemu dengan tokoh-tokoh dan lembaga-lembaga yang mewakili dinamika kehidupan di Indonesia<ref>http://www.beritasatu.com/hiburan/59749-mencari-calon-pemimpin-masa-depan-lewat-menjadi-indonesia.html</ref>. ▼
Direktur Eksekutif Tempo Institute '''Mardiyah Chamim''' berpendapat bahwa budaya menulis adalah modal dan syarat utama untuk menciptakan masyarakat dan kehidupan yang demokratis. Untuk itulah mahasiswa diajak mengidentifikasi masalah, menemukan solusi dan menyampaikan kepada masyarakat melalui KEM Menjadi Indonesia.<ref>http://www.thejakartapost.com/news/2011/12/18/searching-future-leaders-through-critical-essays.html</ref>
DalamMahasiswa kompetisi tersebut, Tempo Intitute menekankan agar mahasiswadianjurkan memulai esainya dengan mengamati kondisi di sekitar. Peserta dilecut untukdan mengangkat permasalahan paling menarik atau paling penting di sekelilingnya,. diPenulisan wilayahnya,esai didalam “areaKEM kekuasaannya”.Menjadi IniIndonesia bukan kompetisiseperti membuat [[makalah]] dengan basis teori yang rigidrumit, tapimelainkan tentangmenuliskan pendapat [[subyektif]] penulis. Tulisan bisa berupa [[refleksi]], [[observasi]] mendalam, atau gagasan [[konkret]] atasmengenai sebuah persoalan nyata di sekitarmu. Saat menyosialisasikan kompetisi ini ke kampus-kampus, Tempo Institute selalu mengajak mahasiswa agar 'tetap menyalakan lilin ketimbang mengutuk kegelapan'<ref>http://news.detik.com/read/2012/10/17/181850/2065373/486/puluhan-mahasiswa-bandung-tuliskan-harapannya-untuk-indonesia</ref>
== Kemah Menjadi Indonesia ==
Selain mengajak mahasiswa menulis, Tempo Institute merangkul tokoh-tokoh Indonesia dan meminta menuliskan surat untuk anak muda. Kumpulan surat tersebut kemudian dibubukan dengan judul '''Surat dari dan untuk Pemimpin''' <ref>http://wartakota.tribunnews.com//detil/berita/141882/Mozaik-Patriotisme-Indonesia</ref>. Buku tersebut berisi sekitar 90 surat dari para pemimpin dari berbagai bidang, dari Wakil Presiden RI [[Boediono]], Menteri Badan Usaha Milik Negara [[Dahlan Iskan]], Gubernur DKI Jakarta [[Joko Widodo]], Managing Director Bank Dunia [[Sri Mulyani Indrawati]], sastrawan [[Goenawan Mohamad]], petinju [[Chris John]], pengacara senior [[Adnan Buyung Nasution]], budayawan [[Franz Magnis-Suseno]] hingga band [[Slank]]. ▼
▲Ini bukan sekadar kompetisi menulis. Tempo Institute memilihmengundang 30 (tiga puluh) penulis esai terbaik untuk mendapatkan kesempatan berharga, yakni mengikuti “Kemah''Kemah [[Kepemimpinan]]Menjadi —Indonesia'' Menjadiyang Indonesia”diselenggarakan di [[Jakarta]] dan [[Bogor]] , selama dua (2) minggu. DalamMahasiswa kemahberkesempatan ini, finalis menjalanimengikuti pelatihan [[jurnalistik]], pelatihan kepemimpinan dan, sekaligus bisa bertemu dengan tokoh-tokoh dan lembaga-lembaga yang mewakilimewarnai dinamika kehidupan di Indonesia .<ref>http://www.beritasatu.com/hiburan/59749-mencari-calon-pemimpin-masa-depan-lewat-menjadi-indonesia.html</ref> .
== Semangat Menjadi Indonesia ==
Dalam menyosialisasikan KEM Menjadi Indonesia, Tempo Institute mengajak mahasiswa agar selalu optimis.<ref>http://news.detik.com/read/2012/10/17/181850/2065373/486/puluhan-mahasiswa-bandung-tuliskan-harapannya-untuk-indonesia</ref> Tempo Institute bahkan menemui tokoh-tokoh Indonesia dan meminta mereka menuliskan surat untuk anak muda agar semangat Menjadi Indonesia antargenerasi tidak terputus. Kumpulan surat tersebut kemudian menjadi buku '''Surat dari dan untuk Pemimpin'''.<ref>{{Cite news|url=http://wartakota.tribunnews.com//detil/berita/141882/Mozaik-Patriotisme-Indonesia |title=Salinan arsip |access-date=2013-07-27 |archive-date=2013-06-09 |archive-url=https://web.archive.org/web/20130609025531/http://wartakota.tribunnews.com/detil/berita/141882/Mozaik-Patriotisme-Indonesia |dead-url=yes |language=id |work=[[Tribunnews|Tribunnews.com]] }}</ref>
▲Selain mengajak mahasiswa menulis, Tempo Institute merangkul tokoh-tokoh Indonesia dan meminta menuliskan surat untuk anak muda. Kumpulan surat tersebut kemudian dibubukan dengan judulBuku '''Surat dari dan untuk Pemimpin ''' <ref>http://wartakota.tribunnews.com//detil/berita/141882/Mozaik-Patriotisme-Indonesia</ref>. Buku tersebut berisi sekitar 90 surat . dariTokoh parayang pemimpinberkontribusi darimenulis berbagaisurat bidang,antara darilain Wakil Presiden RI [[Boediono]], Menteri Badan Usaha Milik Negara [[Dahlan Iskan]], Gubernur DKI Jakarta [[Joko Widodo]], Managing Director Bank Dunia [[Sri Mulyani Indrawati]], sastrawan [[Goenawan Mohamad]], petinju [[Chris John]], pengacara senior [[Adnan Buyung Nasution]], budayawan [[Franz Magnis-Suseno ]] dan pianis/komponis [[Ananda Sukarlan]] hingga band [[Slank]].
Goenawan Mohamad, dalam suratnya mengajukan pertanyaan yang menggelitik: Mengapa kita menjadi Indonesia? Haruskah kita menjadi Indonesia? Apakah kita belum menjadi Indonesia? Ia pun menuliskan, Menjadi Indonesia adalah menjadi manusia yang bersiap memperbaiki keadaan, tetapi bersiap pula untuk melihat bahwa perbaikan itu tidak akan pernah sempurna dan ikhtiar itu tidak pernah selesai<ref>http://unnes.ac.id/berita/tempo-undang-mahasiswa-ikuti-kompetisi-menjadi-indonesia/</ref>. Sedangkan Franz Magnis-Suseno berpesan, 'Adik-adikku, jangan mau dikalahkan oleh pesimisme, kekecewaan dan segala macam kebencian. Berjuanglah bagi masa depan yang lebih manusiawi, lebih luhur dan lebih maju. Anda akan berhasil.'<ref>http://www.komkepbandung.com/detail-isi-artikel/108-menjadi-indonesia/</ref>
== Referensi ==
{{reflist}}
<references> http://wartakota.tribunnews.com//detil/berita/141882/Mozaik-Patriotisme-Indonesia
</references>
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://tempo-institute.org/ Situs Resmi]
* {{id}} [https://twitter.com/Menjadi_ID Akun Twitter Menjadi Indonesia]
* {{id}} [https://www.facebook.com/IndonesiaBhinneka Halaman Facebook Menjadi Indonesia]
[[Kategori:Pendidikan di Indonesia]]
|