Candi Dadi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k →Rujukan: clean up |
||
(8 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Candi Dadi''' terletak di Desa
Candi Dadi sebenarnya merupakan bagian dari kompleks percandian. Desa Wajak Kidul bagian selatan merupakan perbukitan. Pada empat puncak perbukitan tersebut masing-masing terdapat satu buah candi dan Candi Dadi ada pada puncak tertinggi. Pada puncak lain terdapat Candi Gemali, Candi Buto, dan Candi Bubrah/Wurung sehingga membentuk deretan candi dari yang paling rendah ke yang paling tinggi, yaitu Candi Dadi. Selain Candi Dadi, kondisi candi-candi itu sekarang tinggal puing-puing yang berserakan.
Selamatan merupakan sarana berdoa masyarakat Jawa. Sebagian masyarakat di sekitar candi menggunakan Candi Dadi sebagai sarana berdoa untuk mendapatkan berkah dari Yang Maha Kuasa. Upacara (doa) biasanya dilakukan pada hari-hari tertentu, terutama pada tanggal 1 Suro. Masyarakat tersebut membentuk sebuah paguyuban aliran kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
== Sejarah ==
Candi Dadi merupakan candi yang pertama kali dicatat oleh pemerintah [[Hindia Belanda]] dalam ROD tahun 1915.
== Arsitektur ==
Candi ini mempunyai denah dasar bujur sangkar berukuran 14x14 m. Ada bagian yang menjorok ke luar tiap sisinya, sehingga dari atas denahnya tampak berbentuk seperti plus. Di dalam denah ini dia atas batur pertama yang tingginya 3,50 m, terdapat susunan batu dengan tinggi 0,60m, juga berdenah salib Portugis yang merupakan batur kedua, kemudian disusul dengan batur rendah berdenah segi delapan dengan tinggi 0,50 m maka tinggi keseluruhan bangunan adalah 4,50 m.
Di bagian tengah bangunan Candi Dadi terdapat sumuran berbentuk kerucut berdiameter 3,75 m, dan puncaknya berdiamtere 3,25 m, serta kedalaman sumur tersebut 3,50 m.
Rangkaian pelipit yang membentuk struktur bangunan adalah pelipit rata dan pelipit sisi genta yang hampir mendekati bentuk sisi miring (nimna). Dan dibangun di puncak bukit yang gak datar, sisi barat dan utara tempat berdirinya candi cukup cram, sehingga diperkuat oleh susunan balok-balok.<ref>{{Cite book|url=https://www.worldcat.org/oclc/886882212|title=Candi Indonesia|last=Sedyawati, Edi, 1938-|others=Latief, Feri,, Indonesia. Direktorat Pelestarian Cagar Budaya dan Permuseuman,|isbn=9786021766934|edition=Cetakan pertama|location=[Jakarta]|oclc=886882212}}</ref>
== Rujukan ==
<references /><br /><gallery>
Berkas:Candi_Dadi_A.JPG
Berkas:Candi_Dadi_B.JPG
Baris 8 ⟶ 21:
Berkas:Candi_Dadi_D.JPG
</gallery>
{{arkeologi-stub}}▼
[[Kategori:Candi di Jawa Timur|Dadi]]
▲{{arkeologi-stub}}
|