Suromo Darpo Sawego: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Annisafadillah (bicara | kontrib)
Tidak ada ringkasan suntingan
InternetArchiveBot (bicara | kontrib)
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.2
 
(13 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
'''Suromo Darpo Sawego''' adalah seorang [[seniman]] lukisan grafis asal [[Kota Surakarta|Surakarta]] yang lahir pada tahun [[1919]]. Suromo pertama kali belajar melukis dengan pelukis [[Pirngadie]] pada 1935. kemudiaKemudian ia bekerja dengan arsitek Robert Deppe yang berkecimpung dalam seni dekoratif dan keramik. dariDari Robert Deppe, ia belajar melukis kaca. Karya nya terpampang menghiasi jendela-jendela bangunan penting di kota Batavia.<ref>{{Cite book|title=Alamanak Seni Rupa Indonesia : Secara Istimewa Yogyakarta.|last=M. Dahlan|first=Muhidin|publisher=Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|year=2012|isbn=|location=Jakarta|pages=461|url-status=live}}</ref>
 
Pada tahun 1938 Suromo bergabung dengan [[Persatuan Ahli Gambar Indonesia|Persagi]]. Persagi mempunyai andil besar dalam perjalanan karirnyakariernya di dunia seni. Gagasan dan ide-ide Persagi begitu berpengaruh pada karya-karyanya. Salah satunya adalah mengungkapkan realitas kehidupan sosial dengan cara yang impresif. Ini terlihat pada beberapa karyanya yang berhasil mencitrakan realitas kehidupan rakyat Indonesia kala itu.
 
Pada 1946, Suromo bersama [[S. Sudjojono]] dan pelukis lain pindah ke Surakarta. Mereka mendirikan organisasi [[Seniman Indonesia Muda|Seniman Indonesia Muda (SIM)]]. Berpusat di Surakarta, SIM memiliki cabang di Yogyakarta dan Madiun. Di dalam SIM, Suromo bertanggung jawab mengelola cabang seni keramik dan seni grafis dan secara khusus mengajar seni cukil kayu.<ref>{{Cite web|title=Suromo DS, Maestro Seni Cukil Indonesia|url=https://historia.id/kultur/articles/suromo-ds-maestro-seni-cukil-indonesia-PMaxX|website=Historia - Majalah Sejarah Populer Pertama di Indonesia|language=id-ID|access-date=2020-10-15}}</ref>
{{Sedang ditulis}}
 
Namun, SIM bubar pada 1949 karena agresi militer Belanda. Ia kemudian bergabung dengan kepengurusan Himpunan Budaya Surakarta (HBS). [[Mia Bustam]] dalam ''Sudjojono dan Aku'' menyebut Suromo memimpin seksi seni rupa HBS, serta menjadi pengajar di ASRI (yang sekarang sudah menjadi [[Institut Seni Indonesia Yogyakarta|ISI Yogyakarta]]<ref>{{Cite web|title=Sejarah|url=https://isi.ac.id/profile/sejarah/|website=ISI JOGJA|language=id-ID|access-date=2020-10-15}}</ref>) pada 1952. Ia juga merupakan anggota Lembaga Kebudayaan Rakyat (Lekra) cabang Yogyakarta.
melukis
 
Pada tahun 1956, Suromo dianugerahi oleh [[Badan Musyawarah Kebudayaan Nasional|Badan Musjawarat Kebudayaan Nasional (BMKN)]] atas karya-karya seni grafisnya. Dia berpartisipasi dalam beberapa pameran kelompok dan mengadakan satu pameran tunggal di Galeri Lontar di Jakarta pada tahun 1998. Pameran tuggal setelah wafatnya beliau, sempat diselenggarakan pada 9 Mei 2012 bertempat di Galeri Soemardja, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Teknologi Bandung dengan judul pameran "Suromo dan Seni Rupa Modern Indonesia".<ref>{{Cite web|title=Pameran Tunggal Seni Lukis dan Seni Grafis Suromo (1950-2000) - fsrd|url=https://fsrd.itb.ac.id/2012/05/04/pameran-tunggal-seni-lukis-dan-seni-grafis-suromo-1950-2000/|language=en-US|access-date=2020-10-15|archive-date=2020-10-16|archive-url=https://web.archive.org/web/20201016093328/https://fsrd.itb.ac.id/2012/05/04/pameran-tunggal-seni-lukis-dan-seni-grafis-suromo-1950-2000/|dead-url=yes}}</ref>
'''"Melukis, yang penting adalah isi hati pelukis keluar semua. keluar dengan cara dan cara siapa tidak penting. Pekerjaan seni bukan kepandaian teknik, bukan kepandaian melukis, tetapi kata hati yang padat karena banyak menahan" (Suromo)'''
 
Sampai sekarang, salah satu karya Suromo berjudul "Pasar" menjadi koleksi [[Galeri Nasional Indonesia]].<ref>{{Cite web|title=Lukisan : Pasar (Suromo - 1957) - Galeri Nasional Indonesia - Website resmi Galeri Nasional Indonesia (GALNAS)|url=http://galeri-nasional.or.id/collections/634-pasar|website=galeri-nasional.or.id|access-date=2020-10-15}}</ref> Karya-karya peninggalan Suromo yang masih tersisa seperti karya cukil kayu (sketsa, cetakan dan hasil cetakan) serta beberapa lukisan masih disimpan oleh pihak keluarga di Yogyakarta dan Jakarta.
 
Kutipan :
 
'''"Melukis, yang penting adalah isi hati pelukis keluar semua. keluar dengan cara dan cara siapa tidak penting. Pekerjaan seni bukan kepandaian teknik, bukan kepandaian melukis, tetapi kata hati yang padat karena banyak menahan" (Suromo)'''.
 
== Referensi ==
{{Reflist}}
{{Authority control}}
 
[[Kategori:Seniman Indonesia]]