Tenun Pringgasela: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
k Bot: Perubahan kosmetika |
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.9.2 |
||
(2 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Tenun Pringgasela''' adalah kerajinan tenun tradisional [[Indonesia]] yang berasal dari [[Nusa Tenggara Barat]] dan telah ditetapkan oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya sebagai [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia]] pada tahun 2018 dengan domain budaya Kemahiran dan Kerajinan Tradisional.<ref name="one">https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=752</ref> Lokasi persebaran Tenun Pringgasela antara lain di [[Kabupaten Lombok Timur|Lombok Timur]], [[Pulau Lombok|Lombok]], [[Pulau Sumbawa|Sumbawa]], dan sebagian [[Kota Bima|Bima]]. Sentra tenun ikat di [[Kabupaten Lombok Timur|Lombok Timur]], [[Nusa Tenggara Barat]] terletak di [[Pringgasela, Pringgasela, Lombok Timur|Desa Pringgasela]]. Di [[Pringgasela, Pringgasela, Lombok Timur|Desa Pringgasela]] inilah terdapat maestro Tenun Pringgasela yang bernama Suharti. Kegiatan menenun di [[Pringgasela, Pringgasela, Lombok Timur|Desa Pringgasela]] mayoritas dilakukan oleh kaum perempuan sebagai mata pencaharian dan statusnya per penetapan sebagai [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia]] adalah masih bertahan.<ref name="one"/> Adapun kain tenun Pringgasela banyak digunakan dalam kegiatan sosial maupun keagamaan dan juga memiliki potensi di bidang pariwisata dengan dijual sebagai produk paket wisata budaya kepada wisatawan domestik dan mancanegara.<ref name="two">https://travel.tempo.co/read/1139108/kain-tenun-pringgasela-bisa-dorong-wisata-halal-di-lombok/full&view=ok{{Pranala mati|date=Januari 2023 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}</ref>▼
▲'''Tenun Pringgasela''' adalah kerajinan tenun tradisional [[Indonesia]] yang berasal dari [[Nusa Tenggara Barat]] dan telah ditetapkan oleh Direktorat Warisan dan Diplomasi Budaya sebagai [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia]] pada tahun 2018 dengan domain budaya Kemahiran dan Kerajinan Tradisional.<ref name="one">https://warisanbudaya.kemdikbud.go.id/?newdetail&detailTetap=752</ref> Lokasi persebaran Tenun Pringgasela antara lain di [[Kabupaten Lombok Timur|Lombok Timur]], [[Pulau Lombok|Lombok]], [[Pulau Sumbawa|Sumbawa]], dan sebagian [[Kota Bima|Bima]]. Sentra tenun ikat di [[Kabupaten Lombok Timur|Lombok Timur]], [[Nusa Tenggara Barat]] terletak di [[Pringgasela, Pringgasela, Lombok Timur|Desa Pringgasela]]. Di [[Pringgasela, Pringgasela, Lombok Timur|Desa Pringgasela]] inilah terdapat maestro Tenun Pringgasela yang bernama Suharti. Kegiatan menenun di [[Pringgasela, Pringgasela, Lombok Timur|Desa Pringgasela]] mayoritas dilakukan oleh kaum perempuan sebagai mata pencaharian dan statusnya per penetapan sebagai [[Warisan Budaya Takbenda Indonesia]] adalah masih bertahan.<ref name="one"/> Adapun kain tenun Pringgasela banyak digunakan dalam kegiatan sosial maupun keagamaan dan juga memiliki potensi di bidang pariwisata dengan dijual sebagai produk paket wisata budaya kepada wisatawan domestik dan mancanegara.<ref name="two">https://travel.tempo.co/read/1139108/kain-tenun-pringgasela-bisa-dorong-wisata-halal-di-lombok/full&view=ok</ref>
Tenun Pringgasela yang diajarkan secara turun temurun hingga masih bertahan sampai saat ini pertama kali diperkenalkan oleh Lebae Nursini, seorang tokoh agama [[Islam]] yang datang dari [[Sulawesi]] untuk menyebarkan agama [[Islam]] di [[Pringgasela, Pringgasela, Lombok Timur|Desa Pringgasela]].<ref name="one"/> Sambil mengajarkan agama [[Islam]] kepada penduduk Pringgasela, beliau mengajarkan cara bertani dan menenun sampai muncullah istilah Tenun Pringgasela. Kain tenun yang dibuat oleh Lebae Nursini masih tersimpan sebagai pusaka leluhur Desa Pringgasela yang disebut ''Reragian''.<ref name="one"/> Tenun Pringgasela ini dibuat dengan menggunakan alat tenun tradisional ''gedogan'' dengan bermodalkan bahan alami yaitu baik benang dan warnanya berasal dari bagian tumbuhan seperti akar, batang kayu, dan daun.
Baris 12 ⟶ 10:
[[Kategori:Budaya Indonesia]]
[[Kategori:Warisan budaya takbenda Indonesia]]
|