Periklanan di televisi: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
HsfBot (bicara | kontrib)
k Bot: Perubahan kosmetika
k clean up, added orphan, underlinked tags
 
(8 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Underlinked|date=Januari 2023}}
{{Orphan|date=Januari 2023}}
 
== Televisi ==
[[Televisi]] adalah sebuah media telekomunikasi yang dikenal sebagai penerima siaran gambar bergerak beserta suara, baik itu yang monokrom (hitam putih) maupun warna.<ref>Indah Rahmawati dan Dodoy Rusnandi, Berkarier di Dunia Broadcasting Televisi & Radio. Laskar Aksara. Bekasi. Hal 3</ref> Televisi merupakan media paling berpengaruh dalam kehidupan manusia. Hal ini disebabkan oleh pesatnya perkembangan televisi yang menjangkau masyarakat hingga ke wilayah terpencil. Unsur esensial dari televisi berupa penggunaan bahasa verbal dan visual, sekaligus dalam rangka menyampaikan sesuatu seperti pesan, informasi, pelajaran, ilmu, dan hiburan. Sajian dalam bahasa audio visual lebih mudah diingat daripada yang ditulis dan dibaca.<ref>Fred Wibowo, Teknik Produksi Program Televisi. Pinus Book Publisher. Yogyakarta. 2007. Hal 17</ref>
Televisi mulai ada di Indonesia sekitar tahun 1962 yaitu bertepatan pada pelaksanaan Asian Games IV di Jakarta. Peresmian televisi dengan nama Televisi Republik Indonesia (TVRI) dibuka oleh Presiden Soekarno pada tanggal 24 Agustus 1962. Tujuan utama dari pengadaan televisi itu adalah untuk meliput semua kejuaraan dan pertandingan selama pesta olahraga berlangsung. Perkembangan dunia pertelevisian Indonesia mulai marak sejak pemerintah mengeluarkan izin kehadiran televisi swasta untuk mengudara pada tahun 1989.
Baris 30 ⟶ 33:
Pada awalnya periklanan di televisi hanya mengandalkan penjualan TVC (''TV Commercials'') atau spot di ''commercial break'' (jeda iklan di setiap program). Adapun spot yang dijual bisa berdurasi 60's, 30's, 15's dan 10's. Hal ini dianggap efektif oleh para ''advertiser'' (pengiklan) karena pada saat itu stasiun televisi di Indonesia masih terbatas serta teknologi yang ada masih belum berkembang dengan pesat seperti yang terjadi pada saat ini. Dengan adanya keterbatasan tersebut, maka khalayak tidak dapat menghindari munculnya iklan pada acara yang diselenggarakan oleh stasiun televisi dan khalayak yang dijangkau lebih luas.
 
Para ''advertiser'' (pengiklan) tidak sembarangan untuk melakukan ''placement'' iklan di semua stasiun televisi melainkan terlebih dahulu melihat ''rating'' dan ''share'' dari setiap acara yang diadakan oleh setiap stasiun televisi. Adapun pengertian dari ''rating'' adalah presentasi dari orang yang menonton suatu program terhadap seluruh populasi televisi (TV). Yang dimaksud dengan populasi TV di sini adalah semua orang yang berusia lima tahun ke atas yang mempunyai akses terhadap televisi di rumah tangganya masing-masing. Sedangkan ''share'' hanya menghitung orang yang saat itu sedang berada di depan TV karena selama 24 jam tidak mungkin semua populasi menonton TV bersama-sama.<ref>http://www.perspektifbaru.com/wawancara/583/</ref>. Bertahun-tahun ''rating'' dan ''share'' dihitung oleh sebuah perusahaan bernama Nielsen dan menjadi barometer atau tolak ukur dari keberhasilan suatu acara di stasiun televisi. Kedua hal tersebutlah yang menjadi patokan survei oleh para ''advertiser'' (pengiklan) dengan dibantu oleh agency iklan. Tak mengherankan apabila terdapat sebuah acara yang memiliki ''rating'' dan ''share'' yang tinggi maka jeda iklan yang diberikan akan semakin lama untuk mendapatkan keuntungan yang lebih banyak.
 
=== Era Digital ===
 
Seiring berjalannya waktu, televisi mengalami perkembangan. Kini mulai bermunculan televisi kabel maupun satelit sehingga menghadirkan stasiun televisi yang beragam tak hanya dari Indonesia melainkan dari berbagai negara di dunia. Pilihan khalayak kini pun menjadi beragam. Ditambah pada saat ini telah memasuki era digital, di mana teknologi internet semakin berkembang sehingga semakin menghadirkan berbagai jenis jejaring media sosial seperti Facebook, Twitter, Instagram, PathTikTok hingga Youtube. Fenomena yang terjadi kini adalah ''smart phonesmartphone'' atau punataupun ''tablet'' menjadi salah satu kebutuhan primer bagi masyarakat perkotaan saat ini karena gadget tersebut tidak sekadar berfungsi sebagai alat komunikasi saja, melainkan sumber informasi, alat bantu kerja, hingga tempat berkeluh kesah yaitu dengan memanfaatkan jejaring media sosial yang ada dan bukan hanya digunakan karena fungsinya itu saja melainkan juga sudah menjadi ''lifestyle'' (gaya hidup) masyarakat.
 
Berdasarkan hal tersebut di atas, periklanan di media televisi kini dianggap mengalami penurunan kualitas. Beragamnya media informasi saat ini membuat khalayak dapat dengan mudah menghindari iklan karena khalayak dapat beralih ke media informasi lainnya. Dan khalayak seakan-akan tidak bisa lepas dari gadget dan penggunaan gadget ini seakan tidak mengenal waktu. Dari bangun tidur hingga kembali tidur yang selalu menemani adalah gadgetnya. Meskipun khalayak sedang menyalakan televisi, bukan berarti mereka sedang menonton televisi. Melainkan mereka bisa saja melakukan aktivitas lainnya, terutama yang saat ini sedang sering terjadi adalah khalayak tetap memainkan gadget mereka dipada saat menonton televisi. Hal ini lah yang luput dari perhitungan ''rating'' dan ''share''. Perilaku khalayak tidak diperhitungkan. Sehingga keefektifan penyampaian pesan melalui iklan di televisi mulai diragukan.
 
Apabila hal ini dibiarkan terus terjadi tentunya industri televisi akan kehilangan kepercayaan para pengiklan sehingga bukan tidak mungkin industri ini akan mengalami kerugian yang besar. Namun ternyata yang terjadi saat ini, justru industri televisi melihat perkembangan teknologi internet sebagai sebuah peluang yang besar. Dengan mengintegrasikan internet maka televisi menjadi media massa yang memiliki kekuatan yang lebih besar. Apalagi saat ini konsep pemasaran telah menuju kepada konsep IMC (''Intergrated Marketing Communication'') yaitu sebuah konsep pemasaran dengan memadukan dan mengkoordinasikan semua saluran komunikasi guna penyampaian pesan yang efektif. Sehingga tidak hanya mengandalkan iklan saja melainkan dengan menggabungkan aktivitas ''public relations'' dan menggunakan berbagai media massa hingga jejaring media sosial.