Kisah si Bangau Putih: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
k →Pranala luar: clean up, removed stub tag |
||
(11 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 4:
== Alur Cerita ==
Kisah ini dimulai dengan kunjungan Tiong Khi Hwesio ([[Wan Tek Hoat]]) ke [[Istana Gurun Pasir]]. Keisengan mereka bertiga yang coba-coba menantang ganasnya badai pasir malah mempertemukan mereka dengan [[Tan Sin Hong]] kecil yang sedang mencoba menolong ibunya yang sudah meninggal. Mereka kemudian menolong anak ini dan memutuskan untuk mengangkatnya sebagai murid dan pewaris terakhir ilmu-ilmu sakti yang mereka miliki.
Baris 10 ⟶ 11:
Di lain tempat, Tan Sin Hong yang sedang mempelajari jurus gabungan intisari ilmu-ilmu dari ketiga gurunya, ''[[Pek-ho Sin-kun]]'' (Silat Sakti Bangau Putih), dilarang untuk mengeluarkan sin-kang dan melakukan gerakan silat selama 1 tahun penuh. Malang tak dapat ditolak, justru di saat ketiga gurunya sedang dalam kondisi lemah setelah menyalurkan sin-kangnya ke Tan Sin Hong, terjadi penyerbuan ke Istana Gurun Pasir oleh [[Sin-kiam Mo-li]] dan komplotannya. Kakek [[Kao Kok Cu]] dan istrinya [[Wan Ceng]], serta iparnya [[Tiong Khi Hwesio]] gugur dengan gagah berani setelah menewaskan sebagian besar menyerangnya, meski tetap gagal menewaskan Sin-kiam Mo-li yang bahkan menyita ''[[Ban-tok-kiam]]'' dan ''[[Cui-beng-kiam]]''. Tan Sin Hong menyempurnakan jasad guru-gurunya dengan membakarnya beserta seluruh bangunan [[Istana Gurun Pasir]]. Keputusan Sin-kiam Mo-li untuk tidak membunuh Tan Sin Hong yang dianggapnya tidak punya kemampuan silat akan menjadi bumerang baginya kelak. Tan Sin Hong yang lolos dari maut kemudian menyepi di sebuah hutan untuk menuntaskan puasa silatnya selama satu tahun.
Setahun kemudian, Tan Sin Hong memutuskan untuk mengungkap misteri kematian orang tuanya lebih dulu sebelum menyampaikan kabar duka kematian penghuni Istana Gurun Pasir ke keluarga [[Kao Cin Liong]]. Meski awalnya cukup rumit karena terbunuhnya setiap orang yang punya kaitan dengan peristiwa itu,
Suma Lian yang bertemu kembali dengan kedua orang tuanya kemudian diutus untuk membujuk pamannya [[Suma Ciang Bun]] agar mau tinggal bersama mereka, padahal tujuan [[Suma Ceng Liong]] sebenarnya adalah agar Suma Ciang Bun menerangkan soal perjanjian perjodohan antara Suma Lian dan Gu Hong Beng. Di luar dugaan di perjalanan dia bertemu dengan [[Kao Hong Li]] yang akan mengabarkan gugurnya kakek-neneknya,
Di tempat lain, Pouw Li Sian yang meminta bantuan Tiat-liong-pang berhasil bertemu kakaknya Pouw Cian
Sesampainya di tujuan, Suma Ciang Bun menceritakan semua mengenai perjanjian perjodohan itu kepada Suma Lian yang menjadi salah tingkah, dan Suma Lian sendiri memutuskan akan memberi jawaban setelah bertemu kembali dengan Gu Hong Beng secara langsung. Kedua anak muda itu kemudian meneruskan tujuannya menyelidiki Tiat-liong-pang setelah menitipkan Yo Han kepada Suma Ciang Bun. Sementara itu, Kwee Ci Hwa yang ditahan secara tidak sengaja mengenali Ciu Hok Kwi yang ternyata adalah ''Tiat-liong Kiam-eng'' (Pendekar Pedang Naga Besi), murid Siangkoan Lohan yang sengaja diselundupkan ke piauwsu (pengawal barang) milik ayah Tan Sin Hong. Merasa telah ternoda, dia merayu dan menyerahkan kehormatannya kepada Ciu Hok Kwi dengan tujuan membebaskan ketiga temannya yang juga ditahan. Usahanya sempat berhasil meski ketiga temannya tertangkap kembali karena ketahuan oleh Ouwyang Sianseng, dia sendiri terluka parah dan meski sempat ditolong oleh Tan Sin Hong dan Suma Lian tetapi jiwanya tak terselamatkan setelah sempat memberitahu adanya 3 pendekar lurus yang ditawan Tiat-liong-pang.
Kerajaan sendiri yang mulai curiga dengan aktivitas di tapal batas mengutus Panglima Besar Liu Tai untuk menyelidikinya, sempat dihadang oleh Ouwyang Sianseng dan Siangkoan Liong sebelum akhirnya mendapat pertolongan Pendekar Suling Emas II [[Kam Hong]] dan istrinya [[Bu Ci Sian]]. Segera Panglima Liu mengadakan rapat dan menangkap semua perwira yang dicurigai terlibat rencana pemberontakan sebelum sempat melapor ke Tiat-liong-pang. Di Tiat-liong-pang sendiri, ajakan Ouwyang Sianseng agar Gu Hong Beng dan kedua temannya mau bekerjasama pura-pura disambut baik oleh ketiganya, syarat yang harus dipenuhi adalah Gu Hong Beng harus mengirim surat kepada salah satu perwira di tapal batas agar mulai mempersiapkan pemberontakan. Di luar dugaan dia bertemu dengan Tan Sin Hong dan Suma Lian. Tan Sin Hong memutuskan untuk mencoba membebaskan 2 tawanan lain, sedangkan Suma Lian ikut Gu Hong meneruskan rencana semula meski awalnya sempat kikuk jika mengingat mereka telah dijodohkan. Sebelum sampai di kamp tentara, keduanya bersua dengan kakek-nenek Kam Hong dan Bu Ci Sian setelah sebelumnya sempat menghabisi anak buah Sin-kiam Mo-li yang memergoki mereka. Kam Hong malah menyarankan surat itu diserahkan ke Panglima Liu dan dijadikan bumerang bagi Tiat-liong-pang.
Perwira Pouw ditugaskan oleh Panglima Liu untuk memimpin pasukan kerajaan yang disamarkan menjadi pasukan pemberontak dan berangkat ke Tiat-liong-pang bersama Gu Hong Beng, Kam Hong dan Bu Ci Sian sendiri menyamar menjadi pengawal perwira Pouw. Tidak diduga kecerdikan Ouwyang Sianseng yang pura-pura memerintahkan agar perwira Pouw ditangkap berhasil membongkar
Alih-alih menyerbu, Kam Hong yang cerdik menyuruh Tan Sin Hong membakar tempat persembunyian itu. Ketiga tokoh sesat yang tidak lagi punya pilihan lain terpaksa keluar dan menantang pibu 1 lawan 1 dengan pengepungnya. Sin-kiam Mo-li yang menggunakan ''Cui-beng-kiam'' maju duluan dan langsung dihadapi oleh Tan Sin Hong,
Pemberontakan berakhir. Cu Kun Tek yang cinta mati kepada Pouw Li Sian mengajaknya ke Lembah Naga Siluman untuk diperkenalkan kepada orang tuanya. Keluarga Suma Ceng Liong juga memutuskan untuk balik bersama Gu Hong Beng untuk mengurus perjodohannya dengan Suma Lian. Sedangkan Tan Sin Hong dan Yo Han diterima dengan baik oleh keluarga Kao Cin Liong. Namun karena tidak ingin merepotkan, Tan Sin Hong mengajak Yo Han untuk berkelana mencari pengalaman. Perpisahannya dengan Kao Hong Li justru mengungkap kenyataan bahwa keduanya sebenarnya telah saling mencintai.
Dalam pengembaraannya, Tan Sin Hong berhasil mendamaikan dua perkumpulan silat yang bertikai, ''Ngo-heng Bu-koan'' dan ''Kim-liong-pang''. Namun akibatnya dia harus menikahi [[Bhe Siang Cun]], putri pangcu Ngo-heng Bu-koan yang malu dilihat Tan Sin Hong dalam keadaan telanjang meski itu terjadi saat Tan Sin Hong menyelamatkan
Demi menyelamatkan seorang bocah, Kao Hong Li terpaksa harus berhadapan dengan gerombolan perampok Baju Merah. Namun dengan licik dia berhasil dibius dan ditawan oleh gerombolan ini. Di luar dugaan dia diselamatkan oleh orang yang membuat perasaannya jatuh bangun, Tan Sin Hong. Keduanya lalu mengobrak-obrik gerombolan itu dan memastikannya tidak akan membuat kekacauan lagi. Meski keduanya telah sendiri lagi,
== Tempat-tempat ==
Baris 53 ⟶ 47:
* Kim-liong-san, bukit
== Lihat
* [[Bu Kek Sian Su]]
* [[Pulau Es]]
Baris 61 ⟶ 55:
== Pranala luar ==
* {{id}} [http://home.comcast.net/~bandung/ Kumpulan cerita-cerita silat Kho Ping Hoo] (memerlukan Microsoft Reader untuk dibaca)
* {{id}} [http://www.pustaka78.com/index.php/ Download Lengkap Kumpulan cerita-cerita silat Kho Ping Hoo 100% Gratis]
* {{en}} [http://www.memoware.com/?screen=search_results&DirectSearch=Y&p=author^!Kho~!Ping! E-Books untuk PC/PDA] {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20160312080849/http://memoware.com/?directsearch=y&p=author%5E%21kho~%21ping%21&screen=search_results |date=2016-03-12 }}
* {{id}} [http://rizahnst.afraid.org/khopinghoo/ Kumpulan cerita-cerita silat Kho Ping Hoo]{{Pranala mati|date=Februari 2021 |bot=InternetArchiveBot |fix-attempted=yes }}
[[Kategori:Cerita silat]]
[[Kategori:Karya Kho Ping Hoo]]
[[Kategori:
|