Wodon: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler
k top: clean up, added orphan tag
 
(8 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Orphan|date=Januari 2023}}
'''Wodon''' adalah nama sebuah marga, fam, suku atau klan di wilayah adat [[Krowe]], [[Kabupaten Sikka]], [[Pulau Flores]], [[NTT]]. Secara etimologis dalam bahasa daerah setempat, kata Wodon berarti unggas Gosong Kaki Merah. Nama ilmiah untuk spesies ini dalam bahasa Latin adalah [[Megapodius reinwardt]]. Atas dasar itu, adalah sangat haram atau tabu bagi keluarga besar marga Wodon untuk membunuh dan apalagi mengkonsumsi Megapodius Reinwardt. Klan Wodon dianggap sebagai suku asli pulau Flores yang mentas dari dalam perut bumi. Mereka dijuluki Wodon Bekor yang artinya Wodon yang muncul dari dalam tanah atau Wodon yang mentas dari dalam perut bumi.
 
'''Wodon''' adalah nama sebuah marga, fam, suku atau klan di wilayah adat [[Krowe]], [[Kabupaten Sikka]], [[Pulau Flores]], [[NTT]]. Secara etimologis dalam bahasa daerah setempat, kata Wodon berarti unggas Gosong Kaki Merah. Nama ilmiah untuk spesies ini dalam bahasa Latin adalah [[Megapodius reinwardt]]. Atas dasar itu, adalah sangat haram atau tabu bagi keluarga besar marga Wodon bernazar untuk melestarikan, tidak membunuh dan, apalagi mengkonsumsi Megapodius Reinwardt. Klan Wodon dianggap sebagai suku asli pulau Flores yang mentas dari dalam perut bumi. Mereka dijuluki Wodon Bekor yang artinya Wodon yang muncul dari dalam tanah atau Wodon yang mentas dari dalam perut bumi.
 
==Asal-usul==
Berdasarkan cerita sejarah, pada zaman purba, ketika Nian Tana (tanahTanah yang luasBumi), Nuhan Ular (Pulau Flores) belum berpenghuni manusia, di sebuah dusungunung yang kini bernama dusun[[Ilin Wodon]], Dusun Wodon, Desa Wairterang, Kecamatan Waigete, Kabupaten Sikka, terjadi ledakan cukup kuat dari dalam tanah pada suatu hamparan membentuk sebuah lubang yang dalam. Dari dalam lubang tersebut munculah sepasang manusia, pria dan wanita. Mereka lalu mengembara seantero Nuhan Flores dan menemukan kenyataan bahwa di dalam pulau Flores, tidak ada kehidupan manusia lain lagi selain mereka berdua bersama beraneka tumbuh-tumbuhan dan hewan. Sepasang manusia ini akhirnya kembali ke tempat di mana mereka berasal. Mereka lalu memutuskan untuk menikah agar memperoleh keturunan manusia-manusia lain lagi demi memenuhi dan mengolah wilayah daratan yang belum berpenghuni selain mereka berdua ini. Dengan demikian Klan Wodon diyakini sebagai suku manusia pertama di Nian Tana.
 
==Subsuku Wodon==
Baris 22 ⟶ 24:
Marga Wodon dalam peradaban modern terus mencari jati-dirinya. Di Indonesia, selain di Pulau Flores, penyebaran famili (fam.) Wodon menjangkau sebuah komunitas yang sangat besar di [[Palu]], [[Sulawesi Tengah]]. Di tengah-tengah pulau Sulawesi yang merupakan pulau habitat endemik Burung [[Maleo]] ini ada begitu besar komunitas Klan Wodon hingga ke Utara dan Selatan Pulau Sulawesi. Tidak hanya itu, Klan Wodon malah menjadi Suku Dunia. Di [[Belgia]], tepatnya di Kotamadya Fernelmont, Propinsi [[Namur]] ada sebuah desa bernama Wodon. Dulunya merupakan sebuah kotamadya sendiri yakni Kotamadya Wodon sebelum fusi kotamadya di Belgia pada tahun 1977. Hampir semua masyarakat di Wodon, Namur, Belgia memberi nama (Surname/Family Name) "Wodon" setelah nama babtis/nama depan mereka. Di Kabupaten Sikka, Flores, sendiri beberapa tempat juga bernama Wodon selain di tempat asal yaitu Dusun Wodon, Desa Wairterang, Kecamatan Waigete. Tempat-tempat tersebut antara lain: Dusun Wodon (Desa Blatatatin, Kecamatan Kangae), Wodon Gabo (Bukit Scalabrini, Nangalimang), Wairwodon (Tana Ai), Wodon Wair (Wolomotong, Doren), dan lain-lain. Namun dari semua tempat tersebut hanya di Wodon, Waiterang, Waigete-lah terdapat bekas lubang mentasnya manusia pertama Klan Wodon. Sebuah kisah manusia pertama yang dapat dianalogikan seakan-akan proses penetasan telur Megapodius Reinwardt yang dieram oleh panas dari perut bumi lalu menghasilkan sebuah kehidupan yang baru.
 
==''Referensi'':==
 
1. Beding, Michael B. & Beding, S. Indah Lestari. ''Pelangi Sikka,'' Maumere: Pemda Kabupaten Sikka Propinsi Nusa Tenggara Timur, 2000.
Baris 31 ⟶ 33:
 
4. Sareng Orinbao, Piet Petu. ''Nusa Nipa: Nama Pribumi Nusa Flores (Warisan Purba),'' Ende: Nusa Indah, 1969.
 
[[Kategori:Marga]]