Hiperealitas: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
k bukan artikel bio, jangan pasang gambar tokoh
k clean up, added orphan tag
 
(18 revisi perantara oleh 14 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{paragrafpembukaOrphan|date=MaretJanuari 20102023}}
'''Hiperealitas''' merujuk pada konsep [[Jean Baudrillard]] yang memaknai simulasi dan representasi sebagai dua hal yang bertentangan. Simulasi bagi Baudrillard adalah simulakrum dalam pengertian khusus, yang disebutnya simulakrum sejati, dalam pengertian bahwa sesuatu tidak menduplikasi sesuatu yang lain sebagai model rujukannya, akan tetapi menduplikasi dirinya sendiri.<ref>Piliang, Yasraf Amir. Posrealitas: Realitas Kebudayaan dalam Era Posmetafisia. Jalasutra. 2004. Halaman 58-59</ref>
==Catatan kaki==
<references/>
 
'''Hiperealitas''' digunakan di dalam [[semiotika]] dan [[filsafat pascamodern]] untuk menjelaskan ketidakmampuan [[kesadaran]] hipotetis untuk membedakan [[kenyataan]] dan [[fantasi]], khususnya di dalam budaya pascamodern berteknologi tinggi.<ref name="Tiffin 2005 1">{{cite journal|last=Tiffin|first=John|coauthors=Nobuyoshi Terashima|title=Paradigm for the third millennium|journal=Hyperreality|year=2005|page=1|accessdate=16 March 2013}}</ref> Hiperealitas adalah makna untuk mempersifatkan bagaimana kesadaran mendefinisikan "kenyataan" sejati di dunia, di mana keanekaragaman media dapat -secara mengakar- membentuk dan menyaring kejadian atau pengalaman sesungguhnya.<ref name="Tiffin 2005 1"/> Beberapa teoriwan hiperealitas tersohor termasuk di antaranya [[Jean Baudrillard]], [[Albert Borgmann]], [[Daniel Joseph Boorstin]], dan [[Umberto Eco]].
{{filsafat-stub}}
 
'''Hiperealitas''' merujuk pada konsepBagi [[Jean Baudrillard]], yanghiperealitas memaknaimempertentangkan [[simulasi]] dan [[representasi sebagai dua hal yang bertentangan]]. Simulasi bagi Baudrillard adalah [[simulakrum]] dalam pengertian khusus, yang disebutnya simulakrum sejati, dalam pengertian bahwa sesuatu tidak menduplikasi sesuatu yang lain sebagai model rujukannya, akan tetapi menduplikasi dirinya sendiri.<ref>Piliang, Yasraf Amir. Posrealitas: Realitas Kebudayaan dalam Era Posmetafisia. Jalasutra. 2004. Halaman 58-59</ref>
[[Kategori:Posmodernisme]]
 
Istilah ini digunakan untuk menjelaskan kondisi runtuhnya realitas. Keadaan ini menjelaskan realitas diambil alih oleh berbagai rekayasa model seperti citraan, halusinasi, simulasi, dan sebagainya. Rekayasa model tersebut dianggap lebih nyata dari realitas sehingga perbedaan antara realitas dan hiperealitas menjadi kabur.<ref>{{Cite book|last=Piliang|first=Yasraf Amir|date=2020|url=https://cantrikpustaka.com/product/dunia-yang-dilipat-tamasya-melampaui-batas-batas-kebudayaan/|title=Dunia Yang Dilipat|location=Yogyakarta|publisher=Cantrik Pustaka|isbn=9786020708454|pages=25|url-status=live}}</ref> Hiperealitas pada masa Revolusi Industri 4.0 terbentuk melalui komunikasi secara virtual. Teknologi informasi telah membawa bentuk baru mengenai identitas individu serta bagaimana subjek bekerja. Hiperalitas ditandai dengan lenyapnya bentuk asli dari sebuah objek karena diambil oleh duplikasi dari fantasi.
[[de:Hyperrealität]]
 
[[en:Hyperreality]]
== Referensi ==
[[es:Hiperrealidad]]
{{reflist}}
[[fr:Hyperréalité]]
 
[[no:Hypervirkelighet]]
{{Authority control}}
[[pt:Hiper-realidade]]
 
[[uk:Гіперреальність]]
[[Kategori:Pascamodernisme]]
[[Kategori:PosmodernismeFilsafat]]
[[Kategori:Budaya populer]]
 
 
{{filsafat-stub}}