Ntak Awo: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Ocha Wo (bicara | kontrib)
k Menambah Kategori:Kebudayaan menggunakan HotCat
k top: clean up, added underlinked tag
 
(2 revisi perantara oleh satu pengguna lainnya tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{Underlinked|date=Januari 2023}}
''Ntak Awo'' adalah sebuah tarian daerah, tepatnya di daerah [[Jambi]], Kota Sungai Penuh Kabupaten Kerinci. Tarian ini sudah ada sejak zaman dahulu. Menurut narasumber Bapak Azhari Yakup, gerakan pada tarian ini berasal dari gerak-gerik silat, yaitu gerak yang disebut langkah tigo. Awalnya tarian ini diiringi dengan irama yang berasal dari piring dan drum yang dipukul secara teratur. Baru pada tahun 1960-an mulailah digunakan gendang sebagai pengganti alat musik sebelumnya.
 
''Ntak Awo'' adalah sebuah tarian daerah, tepatnya di daerah [[Jambi]], Kota Sungai Penuh Kabupaten Kerinci. Tarian ini sudah ada sejak zaman dahulu. Menurut narasumber Bapak Azhari Yakup, gerakan pada tarian ini berasal dari gerak-gerik silat, yaitu gerak yang disebut langkah tigo. Awalnya tarian ini diiringi dengan irama yang berasal dari piring dan drum yang dipukul secara teratur. Baru pada tahun 1960-an mulailah digunakan gendang sebagai pengganti alat musik sebelumnya.
Tari ini disebut ''Ntak Awo'' karena berasal dari Rawang. Rawang, sebuah desa yang dahulu masyarakat menyebutnya Awo, dan gerakan kaki yang berasal dari gerak silat langkah tigo tersebut yaitu menghentakkan kaki ke lantai. Tarian ini ditampilkan pada malam hari pada saat acara pernikahan, tepatnya malam sebelum pesta pernikahan sebagai hiburan atau acara keluarga. <ref>{{Cite book|title=Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia Tahun 2018|last=Dwiari Ratnawati|first=Lien|publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|year=2018|isbn=|location=Jakarta|page=49}}</ref>
 
Tari ini disebut ''Ntak Awo'' karena berasal dari Rawang. Rawang, sebuah desa yang dahulu masyarakat menyebutnya Awo, dan gerakan kaki yang berasal dari gerak silat langkah tigo tersebut yaitu menghentakkan kaki ke lantai. Tarian ini ditampilkan pada malam hari pada saat acara pernikahan, tepatnya malam sebelum pesta pernikahan sebagai hiburan atau acara keluarga. <ref>{{Cite book|title=Penetapan Warisan Budaya Takbenda Indonesia Tahun 2018|last=Dwiari Ratnawati|first=Lien|publisher=Direktorat Jenderal Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia|year=2018|isbn=|location=Jakarta|page=49}}</ref>
 
== Rujukan ==