Wonoayu, Pilangkenceng, Madiun: Perbedaan antara revisi

Jelajahi riwayat secara interaktif

← Revisi sebelumnya

Konten dihapus Konten ditambahkan

VisualTeks wiki

Revisi per 18 Januari 2018 04.04 sunting Akbar Maulana Zubair (bicara \| kontrib) 6 suntingan Penambahan konten Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler ← Revisi sebelumnya		Revisi terkini sejak 11 Januari 2023 05.13 sunting balikkan Arya-Bot (bicara \| kontrib) Bot, Pengecualian blokir IP 261.428 suntingan k →Sejarah: clean up Tag: AWB
(6 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1: {{rapikan}} {{desa \|peta = Baris 11 ⟶ 12: \|kepadatan = }} {{kegunaan lain\|Wonoayu (disambiguasi)}} '''Wonoayu''' adalah [[desa]] di [[kecamatan]] [[Pilangkenceng, Madiun\|Pilangkenceng]], [[Kabupaten Madiun\|Madiun]], [[Jawa Timur]], [[Indonesia]]. == Sejarah == ~~'''Sejarah''' berdasarkan~~Berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan oleh panisepuh, sejarah desa wonoayu ~~nampak~~tampak pada masa tahun 1825 s/d 1830 pada masa perang [[Diponegoro]] oleh Belanda di Magelang. Tahun 1830 banyak para pengikutnya yang melarikan diri ke arah timur, diantaranya [[Ki Manggolo]] dan [[Ki Sulaiman]] beserta para istri prajurit. Kemudian para prajurit kembali perang dan wanita ditinggalkan dihutan, sambil menunggu para prajurit kembali dari medan peperangan, Para istri tersebut juga berjuang membuka hutan belantara menjadi sebuah Wiliyah. Setelah perang usai kembalilah para prajurit yang masih selamat mencari para istri yang ditinggalkannya, kemudian wilayah tersebut dibagi menjadi dua yaitu, Sambiroto (Dusun Biroto Desa Kedungrejo) Sedangkan di barat sungai dinamakan Juwetan Pohon juwet didekat DAM Kedungrejo sebagai asal Desa Wonoayu.▼ {{Pilangkenceng, Madiun}} {{Authority control}} {{kelurahan-stub}}▼ ▲{{~~kelurahan~~Kelurahan-stub}} ▲'''Sejarah''' berdasarkan hasil penelusuran yang dilakukan oleh panisepuh, sejarah desa wonoayu nampak pada masa tahun 1825 s/d 1830 pada masa perang [[Diponegoro]] oleh Belanda di Magelang. Tahun 1830 banyak para pengikutnya yang melarikan diri ke arah timur, diantaranya Ki Manggolo dan Ki Sulaiman beserta para istri prajurit. Kemudian para prajurit kembali perang dan wanita ditinggalkan dihutan, sambil menunggu para prajurit kembali dari medan peperangan, Para istri tersebut juga berjuang membuka hutan belantara