Skolastisisme: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
k clean up |
||
(5 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Skolastisisme''' adalah sebuah aliran [[filsafat]] di [[Abad Pertengahan|abad pertengahan]] yang menggunakan metode kritis dalam [[analisis]] filsafatnya dan didasarkan pada ajaran [[Gereja Katolik Roma]]. Skolastisisme mendominasi pengajaran di universitas-universitas pada abad pertengahan di [[Eropa]] dari sekitar tahun 1100 hingga 1700. Awalnya, skolastisisme berkembang di antara sekolah-sekolah [[Monastisisme|monastik]] Kristen, yang belakangan menjadi pelopor bagi universitas-universitas di Eropa. Kebangkitan skolastisisme berkaitan erat dengan perkembangan sekolah-sekolah itu di [[Italia]], [[Prancis]], [[Spanyol]], dan [[Inggris]].
Skolastisisme memberi penekanan kuat pada [[penalaran]] [[Dialektik|dialektis]] untuk memperluas pengetahuan melalui [[inferensi]] serta untuk menyelesaikan [[kontradiksi]]. Pemikiran skolastik juga terkenal karena keketatan analisis konseptualnya dan ketelitian dalam mengemukakan perbedaan. Dalam pengajaran di kelas dan secara tertulis, skolastisisme sering kali hadir dalam bentuk perdebatan yang [[eksplisit]]. Sebuah topik dari kebiasaan masyarakat diangkat dalam bentuk pertanyaan, kemudian ditanggapi dengan oposisi, dan akhirnya argumen tandingan diusulkan untuk membantah oposisi. Karena penekanannya pada metode dialektika yang ketat, skolastisisme akhirnya diterapkan pada banyak bidang keilmuan.
Sebagai sebuah gerakan, skolastisisme mulai menjadi upaya para pemikir Kristen di abad pertengahan untuk menyelaraskan berbagai otoritas tradisi mereka sendiri, dan untuk mendamaikan teologi Kristen dengan filsafat klasik seperti pemikiran Aristoteles dan Neoplatonisme.
Beberapa tokoh utama skolastisisme adalah [[Anselmus|Anselmus dari Canterbury]], [[Petrus Abelardus]], [[Alexander dari Hales]], [[Albertus Agung|Albertus Magnus]], [[John Duns Scotus]], [[William dari Ockham]], [[Bonaventura]], dan [[Thomas Aquinas]]. Karya besar Aquinas, yaitu [[Summa Theologiae]] (1265–1274) dipandang sebagai puncak filsafat skolastik, abad pertengahan, dan Kristen. Aquinas mulai mengerjakan karyanya ketika masih menjadi pengajar di Santa Sabina di Roma, cikal bakal Universitas Kepausan Santo Thomas Aquinas. Perkembangan tradisi skolastik terus berjalan bahkan sesudah masa Aquinas, misalnya oleh [[Francisco Suárez]] dan [[Luis de Molina]], serta di antara para pemikir [[Gereja Lutheran|Lutheran]] dan [[Gereja Reformed|Reformed]].
== Etimologi ==
Istilah "skolastik" berasal dari bahasa Latin "scholasticus", bentuk Latin dari bahasa Yunani "scholastikos", yaitu sebuah kata sifat yang berasal dari kata "scholē" yang artinya "sekolah". "Scholasticus" berarti "dari atau berkaitan dengan sekolah".
== Sejarah ==
Fondasi bagi skolastisisme Kristen diletakkan oleh [[Boethius]] melalui esai-esainya mengenai logika dan teologi. Awalnya, skolastisisme Kristen dipengaruhi oleh [[ilmu kalam]] dalam [[Islam]] dan Yahudi.
[[Kategori:Filsafat Barat]]
|