Subali: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: VisualEditor Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(37 revisi perantara oleh 25 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{TMH Infobox|
| Image =
| Caption = Subali dalam
| Nama = Subali
| Devanagari = वाली
| Kitab = ''[[Ramayana]]''
|
| Nama_lain = Wali; Balin
| Golongan = [[Wanara]]
Baris 11:
| Asal = [[Kerajaan Kiskenda]]
| Anak = [[Anggada]]
| Ayah = [[Indra]]
| Kitab = ''[[Ramayana]]''
| Tokoh = ''Ramayana''
}}
'''
Subali juga dikenal dalam dunia [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]] sebagai seorang pendeta
== Asal
Nama Subali berasal dari kata ''bala'', yang dalam [[bahasa
Menurut versi ''[[Ramayana]]'', Subali dan Sugriwa adalah sepasang Wanara kembar yang dilahirkan oleh seorang ibu, tetapi berbeda ayah. Keduanya sama-sama putra [[dewa]]. Subali adalah putra [[Indra]], sedangkan Sugriwa merupakan putra [[Surya]].
Berbeda dengan versi aslinya, dalam [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]], Subali dan Sugriwa pada mulanya terlahir sebagai manusia normal. Keduanya masing-masing bernama Guwarsi dan Guwarsa. Mereka memiliki kakak perempuan bernama [[Anjani]]. Ketiganya merupakan anak [[Gotama (Ramayana)|Resi Gotama]] dan Dewi Indradi yang tinggal di Pertapaan Agrastina.
Pada suatu hari Anjani, Guwarsi, dan Guwarsa berselisih memperebutkan ''cupu'' milik ibu mereka yang luar biasa indahnya. Hal itu diketahui oleh Gotama. Indradi pun dipanggil dan ditanya dari mana cupu tersebut berasal. Gotama sebenarnya mengetahui kalau cupu itu adalah benda kahyangan milik Batara Surya yang bernama ''Cupumanik Astagina''. Indradi yang ketakutan diam tak mau menjawab. Gotama yang marah karena merasa dikhianati mengutuk istrinya itu menjadi [[tugu]]. Ia lalu melemparkan tugu tersebut sejauh-jauhnya, sampai jatuh di perbatasan [[Kerajaan Alengka]].
Meskipun kehilangan ibu, ketiga anak Gotama tetap saja memperebutkan Cupu Astagina. Gotama pun membuang benda itu jauh-jauh. Tanpa sepengetahuan siapa pun, Cupu Astagina jatuh di sebuah tanah kosong dan berubah menjadi telaga. Guwarsi dan Guwarsa begitu sampai di dekat telaga itu segera menceburkan diri karena mengira cupu yang mereka cari jatuh ke dalamnya. Seketika itu juga wujud keduanya berubah menjadi ''wanara'' atau [[kera]]. Sementara itu Anjani yang baru tiba merasa kepanasan. Ia pun mencuci muka menggunakan air telaga tersebut. Akibatnya, wajah dan lengannya berubah menjadi wajah dan lengan kera.
Anjani, Guwarsi, dan Guwarsa menghadap Gotama dengan perasaan sedih. Ketiganya pun diperintahkan untuk bertapa
== Penggabungan silsilah ==
[[Berkas:
Versi [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]] yang bersumber dari naskah ''Serat Arjunasasrabahu'', sebagaimana yang telah diceritakan di atas, rupanya telah menggabungkan silsilah beberapa tokoh dalam ''[[Ramayana]]''.
Baris 39 ⟶ 41:
== Perkawinan ==
Subali memiliki seorang istri bernama [[Tara (Ramayana)|Tara]]. Dari perkawinan tersebut lahir seorang putra bernama [[Anggada]], yang kelak banyak berjasa dalam membantu [[Sri Rama]] melawan [[Rahwana]].
Menurut versi [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]], pada mulanya Tara bukanlah istri Subali, melainkan istri [[Sugriwa]]. Ketika kedua wanara bersaudara itu
Subali pun masuk ke dalam gua di mana terdapat istana Kiskenda yang sangat indah. Di sana ia bertempur melawan Mahesasura yang dibantu kedua pengawalnya bernama Lembusura dan Jatasura. Ketiganya tewas dengan kepala pecah. Darah dan otak mereka mengalir keluar gua. Sugriwa di luar mengira yang mengalir adalah darah merah dan darah putih. Dengan sedih ia menutup pintu gua lalu melapor ke kahyangan. Karena Mahesasura telah mati, sebagai hadiah, Sugriwa pun memperoleh seorang bidadari bernama Tara putri [[Batara Indra]].
Baris 48 ⟶ 50:
== Hubungan dengan Rahwana ==
[[File:Having flown to the four oceans to perform devotions with the humiliated Ravana at his belt, Vali returns to Kiskindha and mockingly interrogates the raksas.jpg|ki|jmpl|Ilustrasi Subali dan [[Rahwana]] (kanan) dari naskah ''[[Ramayana]]'' zaman [[Mughal]], [[abad ke-16]].]]
Versi ''[[Ramayana]]'' mengisahkan, Subali bersahabat dengan [[Rahwana]] raja bangsa [[Rakshasa|raksasa]] dari [[Kerajaan Alengka]]. Pada mulanya mereka sempat berkelahi karena Rahwana datang untuk menaklukkan Kerajaan Kiskenda. Namun dalam pertarungan tersebut Rahwana kalah. Subali mengampuninya dan menjadikannya teman.<ref>{{Cite web|last=नवभारतटाइम्स.कॉम|date=2019-07-25|title=भगवान राम के अलावा इन चार योद्धाओं से भी हार चुका था रावण|url=https://navbharattimes.indiatimes.com/astro/photo/not-only-ram-even-ravan-defeated-in-war-by-these-4-warriors-63810/|access-date=2020-08-21|website=नवभारत टाइम्स|language=hi-IN}}</ref>
Versi [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]] bahkan mengisahkan Rahwana kemudian berguru kepada Subali. Rahwana yang pandai bersandiwara berhasil meyakinkan Subali bahwa dirinya telah bertobat. Subali pun mengajarkan ''Aji Pancasunya'' kepadanya. Ia juga selalu menasihati Rahwana supaya menggunakan ilmu tersebut di jalan kebenaran.
Baris 56 ⟶ 58:
== Perselisihan dengan Sugriwa ==
[[Berkas:Sugriva roars out his challenge to his usurping brother Bali.jpg|ka|280px|jmpl|Lukisan dari [[India]] yang dibuat sekitar [[abad ke-17]], menggambarkan [[Sugriwa]] menantang Subali dari luar istana Kiskenda, sementara [[Rama]] dan [[Laksmana]] tampak berdiri di sisi kanan.]]
Kisah perselisihan Subali dan Sugriwa menurut versi [[wayang|pewayangan]] [[Jawa]] di atas agak berbeda dengan versi aslinya. Menurut versi ''[[Ramayana]]'', sejak awal Subali sudah menjadi raja di [[Kerajaan Kiskenda]]. Kemudian datang seorang [[Rakshasa|raksasa]] bernama
Subali kemudian bertemu saudara Dundubi yang bernama Mayawi. Keduanya pun bertarung. Mayawi kalah dan melarikan diri ke dalam gua. Subali terus mengejarnya. [[Sugriwa]] ikut mengejar namun menunggu di luar gua. Ia mendengar suara raungan kakaknya dan melihat darah mengalir keluar gua. Sugriwa sedih dan mengira Subali telah tewas. Sugriwa kembali ke Kiskenda dan didesak rakyatnya untuk menjadi raja baru menggantikan Subali. Tiba-tiba Subali muncul dengan penuh rasa marah. Ternyata yang tewas adalah Mayawi, bukan dirinya. Ia pun menghajar Sugriwa sedemikian rupa. Sugriwa yang ketakutan melarikan diri ke Gunung Reksyamuka, di mana Subali tidak berani mengejarnya.
== Kematian ==▼
▲[[Sugriwa]] bersembunyi di Gunung Reksyamuka ditemani [[Hanoman]] yang setia kepadanya. Hanoman berhasil mempertemukan Sugriwa dengan [[Sri Rama]], seorang pangeran dari [[Ayodhya]] yang kehilangan istri karena diculik oleh [[Rahwana]]. Keduanya pun mengadakan kesepakatan. Rama akan membantu Sugriwa memperoleh kembali takhta Kiskenda, sedangkan Sugriwa berjanji akan membantu Rama menyerang negeri Rahwana.
Sesuai rencana, Sugriwa pun datang ke istana Kiskenda untuk menantang Subali bertanding. Subali yang marah hendak menghadapi Sugriwa,
▲== Kematian ==
Sugriwa kembali bertarung melawan Subali. Saat Sugriwa terdesak untuk yang kedua kalinya, Rama muncul dan melepaskan panahnya ke dada Subali. Subali pun roboh tak sempat menghindar. Subali yang sekarat dalam keadaan marah menghina Rama sebagai kesatria pengecut yang tidak tahu ''dharma''. Mendengar penghinaan itu, Rama menjelaskan bahwa Subali sebenarnya telah berdosa, karena apabila masih suci, panah sakti milik Rama tidak akan mampu menembus kulitnya, bahkan senjata tersebut akan berbalik menyerang Rama. Setelah mendengar penjelasan yang panjang lebar dari Rama, Subali menyadari dosa-dosa dan kesalahannya kepada Sugriwa. Ia pun meminta maaf dan meminta agar Sugriwa merawat putranya yang bernama [[Anggada]] dengan baik. Subali juga merestui Sugriwa menjadi raja Kiskenda. Setelah itu, ia pun akhirnya meninggal dunia.▼
[[File:Killing of Vali Monkey.jpg|ka|jmpl|Subali tertembus panah Rama, yang mengintainya dari balik pohon. Sebuah ilustrasi dari [[India]] karya Balasaheb Pandit Pant Pratinidhi (1916).]]
▲Diceritakan bahwa setelah [[Rama]] mengetahui perbedaan antara Sugriwa
Menurut versi pewayangan, meskipun Subali memiliki ''Aji Pancasunya'', tetapi saat itu ajalnya telah ditentukan oleh dewata. Oleh karena itu, ilmu tersebut sudah tidak berfungsi lagi sebagaimana biasanya.
== Reinkarnasi Subali ==
Menurut [[susastra Hindu]], karena [[Rama]] telah membunuh Subali, maka Subali pun bereinkarnasi dan membunuh [[awatara|inkarnasi]] [[Wisnu]] pada kehidupan selanjutnya. Konon ''[[atma]]'' Subali [[reinkarnasi|terlahir kembali]] sebagai seorang pemburu bernama Jara pada zaman ''[[Dwapara Yuga]]''. Tokoh Jara inilah yang kemudian membunuh [[awatara]] [[Wisnu]] pada zaman tersebut, yaitu [[Sri Kresna]] meskipun tanpa sengaja. Setelah Jara melepaskan panahnya dan melukai kaki Kresna, Kresna pun [[moksa]] dan kembali ke [[Waikuntha]].<!-- Menurut buku Karmaphala dan Reinkarnasi; Penerbit Cudhamanik -->
== Referensi ==
{{reflist}}
{{ramayana}}
[[Kategori:Tokoh Ramayana]]
|