Ahlur Ra’yi: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Tidak ada ringkasan suntingan Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
||
(9 revisi perantara oleh 6 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
'''Ahlul Ra’yi''' adalah sebuah gerakan pemikiran [[islam|keislaman]] yang berpusat di [[Baghdad]], [[Irak]], yang dalam mengambil sebuah [[fatwa]] terhadap [[fiqih|ilmu fiqih]] lebih dominan berpikir dengan [[akal]]
Menurut [[Muhammad Ali Sayis]] bahwa munculnya aliran ini dipengaruhi oleh tiga faktor
▲'''Ahlul Ra’yi''' adalah sebuah gerakan pemikiran [[islam|keislaman]] yang berpusat di [[Baghdad]], [[Irak]], yang dalam mengambil sebuah [[fatwa]] terhadap [[fiqih|ilmu fiqih]] lebih dominan berpikir dengan [[akal]] dari pada [[hadist]].<ref name="r">{{cite book |last= Sayis|first=Muhammad Ali |authorlink= |coauthors= |title= Tarikh al-Fiqh al-Islami|year= |publisher= Matba’ah Ali Shabih wa Auladuh, t.th| }}</ref> Tetapi, setiap [[fatwa]] yang dikemukakan tidaklah menyimpang dari nilai-nilai [[islam|keislaman]].<ref name="e">{{cite book |last=Drs. Badri Yatim, M.A|first= |title= Sejarah Peradaban Islam|year= 1994|publisher= Raja Grafindo Persada| }}</ref>
# Keterikatan yang sanga kuat terhadap guru pertama mereka yaitu [[Abdullah bin Mas’ud]] yang dalam metode [[ijtihad
▲Menurut [[Muhammad Ali Sayis]] bahwa munculnya aliran ini dipengaruhi oleh tiga faktor <ref name="r"></ref>:
# Minimnya mereka menerima [[hadist|hadist nabi]], hal ini dikarenakan mereka hanya memilih [[hadist]] yang disampaikan oleh para sahabat yang datang ke [[Irak]] seperti [[Ibnu Mas’ud]], [[
# Munculnya berbagai masalah baru yang membutuhkan [[Legitimasi|legitimasi hukum]].<ref name="r"
== Referensi ==▼
▲# Keterikatan yang sanga kuat terhadap guru pertama mereka yaitu [[Abdullah bin Mas’ud]] yang dalam metode [[ijtihad|ijtihadnya]] banyak dipengaruhi oleh metode [[Umar bin Khattab]] yang sering menggunakan [[ijtihad]].<ref name="r"></ref>
▲# Minimnya mereka menerima [[hadist|hadist nabi]], hal ini dikarenakan mereka hanya memilih [[hadist]] yang disampaikan oleh para sahabat yang datang ke [[Irak]] seperti [[Ibnu Mas’ud]], [[Sa’ad bin Abi Waqqas]], [[Ammar bin Yasar]], [[Abu Musa al-Asy’ari]] dan sebagainya.<ref name="r"></ref> Di samping itu, mereka juga minim menggunakan [[hadist]] sehingga mendorong mereka untuk menggunakan [[ijtihad]].<ref name="r"></ref> Hal ini dipengaruhi oleh ketatnya proses seleksi mereka terhadap [[hadist]] dengan cara memberikan kriteria-kriteria yang ketat. Sehingga mempengaruhi jumlah [[hadist]] yang mereka gunakan sebagai dasar pengambilan sebuah [[fatwa]].<ref name="r"></ref> Pada dasarnya, seleksi ketat yang mereka lakukan ini disebabkan oleh munculnya pemalsu-pemalsu [[hadist]] yang kala itu jumlahnya yang tidak sedikit.<ref name="r"></ref>
▲# Munculnya berbagai masalah baru yang membutuhkan [[Legitimasi|legitimasi hukum]].<ref name="r"></ref> Masalah-masalah ini muncul dikarenakan pesatnya perkembangan [[budaya]] yang terjadi di [[Irak]], seperti; budaya [[Persia]], [[Yunani]], [[Babilonia]] dan [[Romawi]] dan ketika budaya-budaya yang berkembang ini bersentuhan dengan ajaran [[Islam]] maka harus dicari solusi hukumnya.<ref name="r"></ref> Minimnya hadis yang mereka peroleh menggiring mereka untuk menggunakan [[ijtihad]].<ref name="r"></ref>
▲==Referensi==
{{reflist}}
{{Authority control}}
[[Kategori:Islam]]
[[Kategori:Filsafat Islam]]
[[Kategori
{{Islam-stub}}
|