Perang Barito: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
→Peran Suku Dayak terhadap Perang Banjar: Penambahan teks agar lebih mudah di pahami Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler |
||
(29 revisi perantara oleh 9 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 2:
'''Perang Barito''' adalah [[perang]] yang berlangsung di daerah [[Barito]] yang merupakan rangkaian [[Perang Banjar]] yang dipimpin Pangeran [[Antasari]] dan [[Pangeran Hidayatullah]].
Hasil pertemuan bulan [[September]] [[1859]] antara Pangeran
== 26 Desember 1859 ==
Pangeran Antasari bermukim di daerah suku [[Dayak
== Peranan Tumenggung Surapati ==
Tumenggung Surapati adalah seorang putera suku Dayak Siang dilahirkan dilembah Sungai Kahayan, sekarang termasuk wilayah Kalimantan Tengah. Sebagai seorang kepala suku, dia terkenal dengan gelar Kiai Tumenggung Pati Jaya Raja. Tumenggung Surapati berjuang bersama-sama Pangeran Antasari dan dibantu oleh tokoh-tokoh pejuang lainnya seperti [[Tumenggung Singapati]], [[Tumenggung Kartapati]], [[Tumenggung Mangkusari]] dalam perang Barito untuk menghancurkan kekuasaan kolonialisme Belanda di daerah itu. Merekalah tokoh-tokoh pejuang yang menggerakkan rakyat Barito melawan Belanda dalam Perang Barito (1865-1905).
[[Tumenggung Surapati]] dengan anak buahnya suku Dayak Siang telah memeluk agama Islam. Kedua tokoh pimpinan perjuangan ini diikat dalam hubungan kekeluargaan dengan mengawinkan putera [[Tumenggung Surapati]] yang bernama [[Tumenggung Jidan]] dengan cucu [[Pangeran Antasari]]. [[Tumenggung Surapati]] dengan anak buahnya bersama [[Pangeran Antasari]] telah mengangkat sumpah bersama-sama berjuang menghalau penjajah Belanda. Mereka akan berjuang tanpa pamrih dan tanpa kompromi dengan tekad
== Penyerbuan Gudang Garam Belanda 24 Agustus 1859 ==
[[Berkas:55. Lontontoeor.jpg|jmpl|300px| Desa Lalutong Tuwur, Barito Utara, Kalimantan Tengah]]
Perang ini adalah [[Perang Banjar]] yang terjadi di sepanjang [[sungai Barito]], dan diawali dengan penyerbuan [[gudang]] [[garam]] Belanda di Pulau Petak, sebelah hulu dari [[Kuala Kapuas]]. Gudang Pulau Petak terletak di tepi sungai sedikit lebih tinggi dari kampung di sekitarnya. Gudang garam ini dijaga oleh Letnan Bichon dengan 60 orang serdadu Belanda. Kapal perang ''Monterado'' ikut berjaga-jaga di sungai. Pada malam tanggal 23 ke 24 Agustus [[1859]] Pulau Petak diserbu oleh [[Tumenggung Surapati]] dan Pembakal Sulil. Letnan Bichon tewas kena tobak dalam penyerangan ini. Belanda berusaha membujuk Tumenggung Surapati agar membantu Belanda menangkap Pangeran Antasari. Setelah usaha pertama gagal, pada bulan [[Desember]] [[1859]] kembali [[kapal Onrust]] menuju [[Muara Teweh]]. Kapal Onrust berhenti di [[Lalutong Tuwur]] sekitar 3 km sebelum sampai Muara Teweh, dan dari sini Belanda mengirim utusan agar Tumenggung Surapati berkenan datang di kapal Onrust.▼
[[Berkas:De Onrust bij Lontontoeor.jpg|jmpl|300px|Litografi [[Kapal Onrust]] ketika berada di sungai Barito, Desa Lalutong Tuwur]]
▲Perang ini adalah [[Perang Banjar]] yang terjadi di sepanjang [[sungai Barito]], dan diawali dengan penyerbuan [[gudang]] [[garam]] Belanda di Pulau Petak, sebelah hulu dari [[Kuala Kapuas]]. Gudang Pulau Petak terletak di tepi sungai sedikit lebih tinggi dari kampung di sekitarnya. Gudang garam ini dijaga oleh Letnan Bichon dengan 60 orang serdadu Belanda. Kapal perang ''Monterado'' ikut berjaga-jaga di sungai. Pada malam tanggal 23 ke 24 Agustus [[1859]] Pulau Petak diserbu oleh [[Tumenggung Surapati]] dan Pembakal Sulil. Letnan Bichon tewas kena tobak dalam penyerangan ini. Belanda berusaha membujuk Tumenggung Surapati agar membantu Belanda menangkap Pangeran Antasari. Setelah usaha pertama gagal, pada bulan [[Desember]] [[1859]] kembali [[kapal Onrust]] menuju [[Muara Teweh]]. Kapal Onrust berhenti di [[Lalutong Tuwur]] sekitar 3 km sebelum sampai Muara Teweh, dan dari sini Belanda mengirim utusan agar Tumenggung Surapati berkenan datang di [[kapal Onrust]].
== 26 Desember 1859 ==
Baris 22 ⟶ 24:
== 22 Februari 1860 ==
[[Berkas:1. ZM Stoomschip Celebes in gevecht met een Kota Mara 6 aug 1859 Poeloe Kananat opgenomen.jpg|jmpl|[[Kapal uap]] ''Celebes'' berperang melawan benteng rakit apung yang disebut ''Kotamara'' dikemudikan [[suku Dayak|orang Dayak]] pada tanggal [[6 Agustus]] [[1859]] di pulau Kanamit, [[sungai Barito]].]]
Pada 22 Februari 1860, kembali kapal perang Celebes dan Monterado dikirim menyerang benteng Leogong. Benteng ini dikepung dengan dua buah kapal perang di hulu dan disebelah hilir serta 200 serdadu didaratkan. Pertempuran sengit pun terjadi sepanjang sungai Barito. Menyadari terhadap pengepungan ini Pangeran Antasari dan Tumenggung Surapati melakukan siasat mundur untuk menghindarkan banyaknya jatuh korban. Perang ini berakhir tanpa hasil yang memuaskan bagi Belanda. Untuk mengantisipasi kapal-kapal perang Belanda, Tumenggung Surapati dan Pangeran Antasari mengerahkan beratus-ratus perahu dengan sebuah perahu komando yang besar. Pada perahu besar ini dipancangkan bendera kuning. Armada perahu ini disertai pula dengan beberapa buah lanting kotta-mara (katamaran) semacam panser terapung. Bentuk kotta-mara ini sangat unik karena dibuat dari susunan bambu yang membentuk sebuah benteng terapung. Kotta-mara dilengkapi dengan beberapa pucuk meriam dan lila. Selain kapal perang ''Onrust'' yang berhasil ditenggelamkan pada [[26 Desember]] [[1859]], sebelumnya yaitu pada bulan [[Juli]] [[1859]] juga ditenggelamkan kapal perang Cipanas dalam pertempuran di sepanjang Barito di sekitar pulau Kanamit.
==
[[Berkas:De-aanval-op-Tongka.jpg|jmpl|300px|Penyerangan benteng Gunung Tongka oleh Belanda (gambar oleh G. Kepper)]]
[[Perang Banjar]] yang terjadi di [[Barito]], memberikan posisi penting terhadap keberpihakan [[Dayak]]. Seperti juga masyarakat [[Banjar]] maka masyarakat [[Dayak]] juga terbelah, sebagian memihak [[Belanda]] karena mereka diangkat oleh [[Belanda]] sebagai bagian dari pemerintahan Sultan [[Tamjidullah II]] yang didukung [[Belanda]]. [[Adipatie Danoe Radja|Kiai Raden Adipati Danu Raja]] sebagai gubernur [[Banua Lima]] berada di pihak Sultan Tamjidullah II dan Belanda, demikian kepala-kepala pemerintahan di negeri [[Tanah Bumbu]] dan
Untuk menghadapi perang ini sebanyak 142 militer Belanda diterjunkan ditambah pasukan Dayak yang disiapkan Belanda berjumlah 426 terdiri
* Orang [[Maanyan Sihong]] dibawah pimpinan [[Suta Ono]] berjumlah
* Orang Maanyan Patai dibawah pimpinan [[Toemenggoeng Djaja Kartie|Tumenggung Jaya Karti]] (Jelan)
* Orang [[Dayak Katingan]] sebanyak
== Rujukan ==
* M. Gazali Usman, [[Kerajaan Banjar]]: [[Sejarah]] Perkembangan [[Politik]], [[Ekonomi]], [[Perdagangan]] dan [[Agama]] [[Islam]], [[Banjarmasin]]: Lambung Mangkurat Press, [[1994]].
== Referensi ==
{{reflist}}
== Pranala luar ==
* http://amlira49.wordpress.com/2012/09/16/resensi-buku-pegustian-dan-tumenggung/
* https://groups.yahoo.com/neo/groups/ppiindia/conversations/messages/21933
[[Kategori:Dayak]]
|