Deaf Art Community Yogyakarta: Perbedaan antara revisi

Konten dihapus Konten ditambahkan
Rachmat-bot (bicara | kontrib)
k cosmetic changes
Pratama26 (bicara | kontrib)
Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan
 
(3 revisi perantara oleh 2 pengguna tidak ditampilkan)
Baris 1:
{{notability|date=November 2017}}
'''Deaf Art Community Yogyakarta''' adalah sebuah [[komunitas]] yang dibangun untuk memberdayakan para [[tuna rungu]] (tuli) melalui beragam aktivitas seni-pertunjukan dan [[budaya]]. Komunitas ini berada di sebuah kontrakan yang dihuni oleh tiga komunitas sekaligus yang sama-sama bergerak di bidang [[seni]], yaitu Kluwung Indonesia<ref>{{Cite web|url=https://geographic.org/geographic_names/name.php?uni=9189965&fid=2404&c=indonesia|title=Kluwung, Indonesia - Geographical Names, map, geographic coordinates|website=geographic.org|access-date=2017-11-13}}</ref> dan Gallery of Studio “Omah Gumyah”. Awal mula terbentuknya DAC tidak terlepas dari peran Galuh Sukmara, pendiri sebuah komunitas tuli bernama “Matahariku” di  Fakultas Psikologi [[Universitas Gadjah Mada]]. Ia adalah seorang [[tuna rungu]] yang mengajak kawan-kawannya sesama tuna rungu untuk tampil di panggung dalam sebuah acara penggalangan dana untuk pengidap kanker. Setelah berpindah ke [[Australia]], komunitas tersebut kemudian bubar. Namun, rekan Galuh bernama Babe bertekad untuk terus melanjutkan apa yang telah dimulai sebelumnya. Akhirnya, lahirlah Deaf Art Community.<ref name=":0">Rygen, Bangkit. 2017. Mendengar Tanpa Suara, Dinamika Orang Tuli di Tengah Masyarakat Dengar: Studi Kasus di Deaf Art Community Yogyakarta</ref>
 
== Kegiatan Komunitas ==
Kegiatan utama Deaf Art Community tetap melakukan latihan di bidang [[seni pertunjukan]]. Kegiatan yang biasa mereka lakukan antara lain sulap, [[pantomim]], teater, hip-hop dance, musik [[perkusi]], puisi visual, basket ''freestyle'', dan kegiatan seni rupa seperti melukis, dan membuat film pendek. Seiring berjalannya waktu, semakin banyak pertunjukan seni yang mereka tampilkan, kini anggota DAC hanya menampilkan pertunjukan yang sesuai dengan permintaan penyelenggara pertunjukan. Di samping itu, DAC juga melakukan kegiatan mengajar bernama Sekolah Semangat Tuli.<ref name=":1">http://wargajogja.net/komunitas/sekolah-semangat-tuli-ketika-tangan-berbicara-lebih-banyak.html</ref>. Hal itu mereka lakukan ketika tidak sedang ada permintaan untuk tampil. Di dalam program mengajar tersebut, terbagi menjadi dua kelas besar, yaitu kelas [[Bahasa isyarat]] dan kelas [[Bahasa Indonesia]] untuk [[tuli]].
 
Sekolah Semangat Tuli mulai diadakan pada 1 April 2012 dengan kelas [[Bahasa isyarat]] setiap hari Senin dan Kamis pada pukul 16.30 – 18.00 WIB. Kelas ini bertujuan untuk mengedukasi teman-teman tuli dan masyarakat umum yang ingin belajar Bahasa isyarat. Komposisi kelas ini adalah 90% mampu mendengar dan 10% orang tuli. Meskipun kelas [[Bahasa isyarat]] diadakan untuk menambah kegiatan rekan-rekan [[tuli]], tujuan utamanya adalah memberikan edukasi terkait Bahasa isyarat.<ref name=":0" />