Detik (tabloid): Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Menambah infobox Tag: Suntingan perangkat seluler Suntingan peramban seluler Suntingan seluler lanjutan |
Rescuing 0 sources and tagging 1 as dead.) #IABot (v2.0.9.3 |
||
(23 revisi perantara oleh 5 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 11:
| frequency = Mingguan
| circulation = 600.000 (1994)<ref name="sirkulasi"/>
| category = [[
| company =
| publisher = Yayasan Pancasila Mulya
Baris 22:
| issn =
}}
'''''Detik''''' (digayakan sebagai '''''DëTIK''''') adalah sebuah [[tabloid]] yang pernah diterbitkan di [[Indonesia]].
== Sejarah ==
Tabloid ini awalnya mulai diterbitkan pada tahun 1977 sebagai turunan dari [[surat kabar]] ''[[Mimbar Berita]]'' dengan fokus utama berita kriminal dan detektif, namun kurang berkembang. Pada tahun 1986, masuk manajemen baru dalam tabloid ''DëTIK'' yang digawangi oleh Abdul Azis sebagai Pemimpin Umum dan Pemimpin Redaksi, sedangkan [[Eros Djarot]] duduk di kursi Wakil Pemimpin Redaksi. Meskipun dalam [[Surat Izin Usaha Penerbitan Pers|SIUPP]] No. 43/SK/Menpen/C.1/1986 izin yang diberikan bagi ''DëTIK'' adalah tabloid berita kriminal, namun redaksi tabloid ini kemudian mengembangkannya menjadi sebuah tabloid berita politik.<Ref name=detik>[https://books.google.co.id/books?id=docLAQAAMAAJ&pg=PA1049&dq=tabloid+detik&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwig657WgJv4AhXKRmwGHWZUA_QQ6AF6BAgJEAI#v=onepage&q=tabloid%20detik&f=false Seabad pers kebangsaan, 1907-2007]</ref> Secara formal, penerbit tabloid ini adalah Yayasan Pancasila Mulya. Slogannya adalah "Bagi Yang Berfikir Merdeka".<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=qXcMAQAAMAAJ&q=tabloid+detik+Bagi+Yang+Berpikir+Merdeka&dq=tabloid+detik+Bagi+Yang+Berpikir+Merdeka&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiN5omogZv4AhXXUGwGHYNUB70Q6AF6BAgGEAI Tersesat karena petunjuk presiden: agenda tersembunyi dibalik bredel Tempo, Editor & Detik, 1994]</ref> Selain Azis dan Eros, juga ada pimpinan lain seperti [[Budiono Darsono]] yang duduk di kursi Redaktur Pelaksana.<Ref name=kum>[https://kumparan.com/yusuf-arifin/tabloid-detik-26-tahun-lalu-1tf1TuozCxP/3Tabloid Detik 26 Tahun Lalu]</ref>▼
Cikal-bakal tabloid ini dapat ditarik ke sebuah [[surat kabar]] mingguan dengan nama ''Mimbar Berita''<ref name=detik/> yang memiliki izin SIT 0751/SK/Dir PDLN/SIT/1969 dan mulai diterbitkan pada 27 April 1969. Memiliki slogan "Membawakan suara hati nurani rakyat" (awalnya "Membawa Suara Kebenaran"),<ref>[https://books.google.co.id/books?id=9PvQAAAAMAAJ&q=mimbarberita&dq=mimbarberita&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjkpNK5naH4AhU5zTgGHbrnBmoQ6AF6BAgLEAI Garis besar perkembangan pers Indonesia]</ref> pimpinan ''Mimbar Berita'' terdiri dari Abdul Aziz (Pemimpin Redaksi) dan Syamsinar (Pemimpin Umum), dengan saat itu berkantor di Jl. Kebahagiaan No. 4, [[Jakarta]].<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=9OHu2tkIhUAC&dq=MIMBAR+Misi+%3A+Membawakan+suara+hati+nurani+rakyat+.&focus=searchwithinvolume&q=27+Apr+1969 Daftar harian]</ref>
Pada tahun 1977, penerbit ''Mimbar Berita'', Yayasan Pancasila Mulya, mengubah penerbitannya menjadi sebuah [[majalah]] mingguan bernama ''Detik'', yang memfokuskan dirinya pada berita kriminal dan detektif (sehingga memiliki slogan "Teman Pencari Keadilan, Partner Bagi Para Penegak Hukum").<ref>[https://books.google.co.id/books?id=NMBjiAohpcIC&q=Teman+Pencari+Keadilan,+Partner+Penegak+Hukum&dq=Teman+Pencari+Keadilan,+Partner+Penegak+Hukum&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi36ozBqqH4AhXb7HMBHZOjDFoQ6AF6BAgHEAI Indonesia Media Directory, 1982/1983]</ref><ref name=rha>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=vAtlAAAAMAAJ&dq=17+Februari+1986.19+Isinya+tentang+berita+-+berita+kriminal+%2C+seperti+...&focus=searchwithinvolume&q=+-+berita+kriminal+%2C Rahasia dapur majalah di Indonesia]</ref> Di tanggal 17 Februari 1986, majalah tersebut diubah kembali menjadi sebuah tabloid bernama sama, dengan slogan dan isi yang sama pula (berita kriminal), namun kurang sukses.<ref name=rha/><ref name=opinz/> Akibatnya, tabloid ''Detik'' juga mulai membahas tentang hiburan, meskipun [[Surat Izin Usaha Penerbitan Pers|SIUPP]]-nya saat itu (No. 43/SK/Menpen/C.1/1986 di tanggal 17 Februari 1986) adalah untuk tabloid kriminal. Untuk posisi Pemimpin Umum dan Redaksi sendiri (masih) dijabat Abdul Aziz, sedangkan Pemimpin Perusahaan dijabat oleh Rudy Sujana.<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=yKjDEReVDZcC&dq=Terakhir+%2C+pemimpin+umum+%2F+redaksi+%3A+Abdul+Aziz%27s+dan+pemimpin+perusahaan+%3A+Rudy+...&focus=searchwithinvolume&q=sujana Ensiklopedi pers Indonesia]</ref>
▲
Versi baru dari ''DëTIK'' kemudian diluncurkan dalam nomor 001/Th. XVII/3 Maret 1993,<ref name=detik/><ref name=heng>[https://books.google.co.id/books?id=3SllAAAAMAAJ&q=tabloid+detik+maret+1993&dq=tabloid+detik+maret+1993&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjiyovHoqH4AhU17XMBHRQfA3gQ6AF6BAgDEAI Pers dalam "Revolusi Mei": runtuhnya sebuah hegemoni]</ref> dan selama dua bulan masih dalam bentuk percobaan<ref name=rha/> yang dicetak sebanyak 10.000 eksemplar.<ref name=kum/> Tidak disangka, respon publik pada tabloid ini sangat positif.<ref name=heng/> Dengan berita-beritanya yang tajam dan kritis, seperti menguliti isu suksesi yang tabu di era [[Orde Baru]] dan penyimpangan pejabat negara,<ref name=detik/> ''DëTIK'' langsung mendapat tempat di berbagai kalangan masyarakat.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=55-LAAAAMAAJ&q=tabloid+detik&dq=tabloid+detik&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjIquf4g5v4AhUuSGwGHcuGBwU4FBDoAXoECAUQAg Gerakan politik Indonesia: catatan 1993]</ref> Tidak hanya berita aktual yang tajam, tabloid ''DëTIK'' juga hadir dengan foto-foto, opini dan wawancara mendalam.<ref name=opinz>[https://books.google.co.id/books?id=joGf9_V8fmoC&pg=PA96&dq=tabloid+detik+paloh&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwjE3sC-gZv4AhV5TWwGHS7hCSgQ6AF6BAgLEAI#v=onepage&q=tabloid%20detik%20paloh&f=false The Press in New Order Indonesia]</ref> Dalam waktu setahun, tabloid yang dijual dengan harga Rp 900-1.200 ini, naik sirkulasinya menjadi 215.000 kopi.<ref name=opinz/> Menurut pengamat [[Daniel Dhakidae]], perkembangan ''DëTIK'' yang pesat ini diperoleh tanpa menggantungkan diri pada pengiklan, melainkan lebih ke isi jurnalistiknya. Di bulan Juni 1994, tabloid ini bahkan menjadi salah satu pemimpin pasar, dengan sirkulasi 600.000 kopi.<ref name="sirkulasi">[https://books.google.co.id/books?id=C2Us4tIPkSkC&pg=PA245&dq=tabloid+detik&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwi2kOuDgZv4AhX6T2wGHURPDds4ChDoAXoECAsQAg#v=onepage&q=tabloid%20detik&f=false Political Oppositions in Industrialising Asia]</ref>
=== Perkembangan pasca-bredel ===▼
Untuk menyiasati pembredelan itu, karyawan dan redaksi ''DëTIK'' mencoba menerbitkan tabloidnya kembali dalam nama baru: ''Simponi'', di bulan Oktober 1994, setelah membeli dari pemilik lamanya. Tabloid yang sudah terbit sejak 1972 ini kemudian isinya dirombak oleh penulis dan jurnalis yang tidak jauh berbeda dengan ''DëTIK'',<ref name=opinz/> dan memiliki slogan "Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa". Sayangnya, usia tabloid ini hanya berumur pendek karena [[Persatuan Wartawan Indonesia]] melarang tabloid itu kembali setelah sempat diterbitkan di edisi pertama pada 4 Oktober 1994,<ref>[https://books.google.co.id/books?id=JwwoAAAAMAAJ&q=tabloid+detik+Bagi+Yang+Berpikir+Merdeka&dq=tabloid+detik+Bagi+Yang+Berpikir+Merdeka&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiN5omogZv4AhXXUGwGHYNUB70Q6AF6BAgDEAI Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 6,Masalah 15-20]</ref><
Beberapa opini tulisan AS Laksamana yang pernah ditulis dalam tabloid ini, kemudian dibukukan dalam buku berjudul ''Pödium DëTIK'' yang diambil dari rubrik bernama sama di tabloid ''DëTIK''.<
▲==Perkembangan pasca-bredel==
▲Untuk menyiasati pembredelan itu, karyawan dan redaksi ''DëTIK'' mencoba menerbitkan tabloidnya kembali dalam nama baru: ''Simponi'', di bulan Oktober 1994, setelah membeli dari pemilik lamanya. Tabloid yang sudah terbit sejak 1972 ini kemudian isinya dirombak oleh penulis dan jurnalis yang tidak jauh berbeda dengan ''DëTIK'',<ref name=opinz/> dan memiliki slogan "Memperkokoh Persatuan dan Kesatuan Bangsa". Sayangnya, usia tabloid ini hanya berumur pendek karena [[Persatuan Wartawan Indonesia]] melarang tabloid itu kembali setelah sempat diterbitkan di edisi pertama pada 4 Oktober 1994,<ref>[https://books.google.co.id/books?id=JwwoAAAAMAAJ&q=tabloid+detik+Bagi+Yang+Berpikir+Merdeka&dq=tabloid+detik+Bagi+Yang+Berpikir+Merdeka&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiN5omogZv4AhXXUGwGHYNUB70Q6AF6BAgDEAI Warta ekonomi: mingguan berita ekonomi & bisnis, Volume 6,Masalah 15-20]</ref><Ref>[https://books.google.co.id/books?id=diueQg7Phz8C&pg=PA87&dq=tabloid+detik&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwig657WgJv4AhXKRmwGHWZUA_QQ6AF6BAgFEAI#v=onepage&q=tabloid%20detik&f=false Media and Politics in Pacific Asia]</ref> meskipun sukses menjual 130.000 kopi di edisi tersebut.<ref name=opinz/> Pihak ''DëTIK'' juga berusaha meminta bantuan [[Komnas HAM]] agar pemerintah mengembalikan kembali izin mereka. Ketika ditawarkan pemerintah bahwa mereka dapat terbit kembali dengan syarat harus mengganti kepemilikannya, pihak ''DëTIK'' menolak.<Ref name=demcs/>
Eros Djarot sempat menerbitkan tabloid "reinkarnasi" ''DëTIK'' bernama ''DëTAK'' yang terbit mulai 14 Juli 1998,<ref name=detik/> dengan membawa semangat yang sama seperti ''DëTIK'' berupa jurnalisme yang kritis dan mendalam.<ref name=demcs/><ref>[https://books.google.co.id/books?id=t3obtVlTFg0C&pg=PP7&dq=tabloid+detik&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwig657WgJv4AhXKRmwGHWZUA_QQ6AF6BAgDEAI#v=onepage&q=tabloid%20detik&f=false Siapa sebenarnya Soeharto: fakta dan kesaksian para pelaku sejarah G-30-S/PKI]</ref> ''DëTAK'' sendiri tercatat sempat terjual jutaan kopi dan merajai pasar sesaat setelah peluncurannya.<ref>[https://books.google.co.id/books?id=r6nXDwAAQBAJ&pg=PA26&dq=tabloid+detik+detak&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiCttuZjJv4AhV9TWwGHcWyBawQ6AF6BAgFEAI#v=onepage&q=tabloid%20detik%20detak&f=false Membuka Kejadian Menonjol Media Massa Indonesia Sejak Era Reformasi Sampai 2000]</ref> Namun belakangan, tabloid dengan 24 halaman ini<ref>[https://books.google.co.id/books?id=bWNiAAAAMAAJ&q=tabloid+detik+detak&dq=tabloid+detik+detak&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwii-v6Vjpv4AhUb7HMBHYNcC0U4KBDoAXoECAgQAg Handbook of the Media in Asia]</ref> mendapat banyak saingan baru yang sejenis,<ref>[https://books.google.co.id/books?newbks=1&newbks_redir=0&hl=id&id=b7sTAQAAMAAJ&dq=tabloid+detik+detak&focus=searchwithinvolume&q=detakTempo, Volume 29,Masalah 42-47]</ref> dan kemungkinan karena kalah saing, kini tidak terbit lagi.
▲Beberapa opini tulisan AS Laksamana yang pernah ditulis dalam tabloid ini, kemudian dibukukan dalam buku berjudul ''Pödium DëTIK'' yang diambil dari rubrik bernama sama di tabloid ''DëTIK''.<Ref>[https://books.google.co.id/books?id=MafpDwAAQBAJ&pg=PA41&dq=tabloid+detik&hl=id&newbks=1&newbks_redir=0&sa=X&ved=2ahUKEwiW4YeQgZv4AhWkTWwGHVJLAgU4FBDoAXoECAoQAg#v=onepage&q=tabloid%20detik&f=false Inilah Esai: Tangkas Menulis Bersama Para Pesohor]</ref>
Sementara itu, Budiono Darsono
==
{{Reflist}}
|