Djajeng Pratomo: Perbedaan antara revisi
Konten dihapus Konten ditambahkan
Tidak ada ringkasan suntingan |
Rescuing 1 sources and tagging 0 as dead.) #IABot (v2.0.9.3 |
||
(5 revisi perantara oleh 4 pengguna tidak ditampilkan) | |||
Baris 1:
{{Orphan|date=Oktober 2016}}
'''Djajeng Pratomo''' ({{lahirmati|[[Bagansiapiapi]], [[
Ia lahir dari pasangan Raden Mas Pratomo dan Raden Sujatilah. Lahir dengan nama Amirool Koesnom ayahnya keturunan Keraton Pakualaman [[Yogyakarta]].
Baris 43:
Di dalam kamp ini, tak kurang dari 200 ribu orang dari pelbagai penjuru Eropa pernah ditahan—31 ribu di antaranya tewas. Dari 2.068 orang yang berasal dari Belanda, 477 orang di antaranya meninggal.
Bersama seorang dokter dari
Selain merawat tahanan, Djajeng juga harus mengangkut mayat ke totenkamer, kamar mayat. Djajeng melakukan bersama seorang pemuda Rusia berusia 15 tahun. Setiap hari semakin banyak yang diangkut.“ Kami harus terus mengangkat mayat itu satu per satu. Akhirnya kami terpaksa menumpuknya di jalanan,” ujarnya. “Tumpukan mayat itu semakin hari semakin tinggi. Sampai-sampai kami harus memakai tangga.”
Baris 62:
Djajeng wafat pada tanggal 15 Februari 2018, satu minggu sebelum ulang tahunnya yang ke 104.
== Referensi ==
Baris 73 ⟶ 72:
* https://jakarta45.wordpress.com/2014/03/05/kepahlawanan-seabad-rm-djajeng-pratomo/
* http://historia.id/persona/articles/pejuang-yang-terlupakan-DWrN6
* https://nusantara.news/rm-djajeng-pratomo-pejuang-yang-terlupakan-wafat-di-usia-104/ {{Webarchive|url=https://web.archive.org/web/20190124203835/https://nusantara.news/rm-djajeng-pratomo-pejuang-yang-terlupakan-wafat-di-usia-104/ |date=2019-01-24 }}
[[Kategori:Aktivis perempuan]]
|